nusabali

Sampah Kiriman jadi Perhatian Organisasi Lingkungan Hidup

  • www.nusabali.com-sampah-kiriman-jadi-perhatian-organisasi-lingkungan-hidup

MANGUPURA, NusaBali
Persoalan sampah yang kerap menghantui wilayah Bali khususnya Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan, Badung,, menjadi perhatian serius sejumlah instansi dan juga organisasi lingkungan hidup.

Pasalnya kawasan pesisir kerap dihantui sampah kiriman ketika musim hujan tiba. Kekhawatiran akan dampak dari sampah yang menyerbu wilayah pesisir ini pun diangkat dalam diskusi yang digelar di Hotel InterContinental, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Kamis (4/11). Dalam forum itu, sejumlah organisasi lingkungan hidup menyoroti pentingnya melakukan transformasi sistem pengelolaan dan daur ulang sampah.

President and CEO Delterra, Shannon Bouton, mengatakan tiga organisasi lingkungan hidup yang menyoroti kondisi Bali Selatan masing-masing dari Delterra, Minderoo Foundation, dan WWF Indonesia. Menurut dia, tiga organisasi mengumumkan komitmen ambisius untuk mengatasi permasalahan sampah di kawasan Bali Selatan. Apalagi setelah memahami bahwa penanggulangan krisis iklim tidak dapat dilakukan tanpa mengatasi krisis sampah. Dengan demikian, dengan adanya program ini bertujuan untuk menghadirkan layanan daur ulang dan pengelolaan sampah di seluruh Indonesia. Dimulai dengan 600 ribu orang di Kabupaten Badung selama tiga tahun ke depan.

“Konsorsium melalui Delterra telah memulai aksi nyata dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Pemerintah Kabupaten Badung, di mana menciptakan ekonomi yang lebih sirkular yang akan memberikan dampak lingkungan lokal dan global
yang positif,” ujar Shannon Bouton saat konferensi pers.

Dia menegaskan komitmen ini diumumkan dalam Road to the G20 Leaders Summit di Bali. Fokus utamanya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Pihaknya sangat mendukung ambisi Pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan sampah dan polusi plastik. Dengan komitmen ini, Delterra dan konsorsium mitra berkomitmen untuk melakukan aksi nyata yang akan mentransformasi sistem pengelolaan dan daur ulang sampah. Menurut Shannon Bouton, koalisi yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan ini percaya bahwa perubahan yang nyata dan berkelanjutan adalah hal yang mungkin, dengan cara menciptakan pasar baru yang menyatukan pasokan bahan daur ulang dengan permintaan dari pembeli korporat.

“Pendekatan pengelolaan sampah terpadu dari Delterra dikembangkan berdasarkan program Rethinking Recycling. Program ini membantu perkotaan dan masyarakat membangun ekosistem daur ulang,

mengembalikan lebih banyak sampah ke penggunaan yang produktif dan meningkatkan lapangan pekerjaan dan kualitas hidup masyarakat,” tegasnya.

Pendekatan ini, lanjut Shannon Bouton, mencakup aksi transformatif dan kolaboratif di empat kelompok pemangku kepentingan utama, yakni rumah tangga dan bisnis, pengumpul dan penyortir, pengepul dan pengangkut, serta pengolah dan pembeli. Pihaknya terus membuka kesempatan bagi organisasi yang memiliki visi yang sama untuk memajukan ekonomi sirkular dan mendukung dunia, di mana aktivitas manusia melindungi dan memulihkan planet yang sehat. “Kami mengundang pihak yang tertarik untuk terhubung dengan kita selama rangkaian pra-acara G20 di Bali atau online, bergabung untuk perubahan nyata dalam skala besar,” ajaknya.

Sementara, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Dr Ir Nani Hendiarti, mengatakan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah, guna menekan tingkat kebocoran sampah ke laut sebesar 70 persen di tahun 2025. Kebijakan ini akan berkontribusi pula untuk pencapaian target net zero emission di tahun 2060. Untuk mencapai tujuan ini, kolaborasi para pihak menjadi salah satu pilar penting. Dia pun mendukung upaya kolaboratif multipihak dalam mengelola sampah yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan dan mendorong transformasi sistem pengelolaan sampah, dimulai dengan Badung dan ekspansi menuju Indonesia yang lebih sirkular. “Memecahkan tantangan yang dihadapi planet kita dan orang-orangnya memerlukan pendekatan sistemik dan terukur. Semoga ini akan bermanfaat ke depannya dalam mengatasi persoalan sampah,” katanya. *dar

Komentar