Keunikan Jadi Capaian Tertinggi Musisi
DENPASAR, NusaBali
Di kalangan penikmat musik nama I Wayan Balawan,50, sudah tidak asing lagi. Musisi asal Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini dikenal hingga ke mancanegara.
Mengawali musiknya dari seorang gitaris musik rock, kini Balawan merasa yakin dengan musik paduan alat musik modern dengan gamelan Bali yang dikembangkannya. Bersama Band Batuan Ethnic Fusio yang ikut digagasnya, Balawan memperkenalkan musik yang memadukan berbagai aliran musik seperti jazz, rock sampai irama pentatonik Bali. Bagi Balawan seorang musisi memang harus terus mengalir, berkembang, mencari ciri khas-nya sendiri. Ia menyebut pencapaian tertinggi seorang musisi adalah menemukan musiknya sendiri, yang unik.
"Musik sudah ada dalam hati saya, jadi selalu ingin belajar, bergaul, dan berkembang yang pada akhirnya membawa saya menjadi musisi yang unik," kata Balawan ketika menjadi salah satu narasumber dalam acara Timbang Rasa (Sarasehan) serangkaian Festival Seni Bali Jani IV Tahun 2022 bertajuk Kreativitas dan Capaian Musik Bali Terkini, di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar, Senin (17/10).
Dia mengatakan untuk menjadi sekadar mahir dalam bermusik merupakan satu hal yang bisa dilakukan dengan latihan secara serius. Namun untuk menemukan musiknya sendiri adalah hal yang sepantasnya dicari setiap musisi. "Menjadi jago itu gampang, tinggal latihan serius saja. Orang jago itu banyak, tapi menjadi khas itu adalah yang perlu dicari," ucapnya.
Dia menambahkan, jika diseriusi, setiap musisi pada akhirnya akan menemukan jati dirinya. Setiap musisi tidak bisa dibanding-bandingkan, karena ada yang sejak dini telah menemukan musiknya, sementara musisi lain seperti masih kesulitan menemukan otensitas. Di sisi lain, tidak hanya musisi yang bergerak dinamis, masyarakat penikmat musik juga diharapkan Balawan bisa mengembangkan dirinya dalam memberikan apresiasi sebuah karya musik. Seorang pecinta musik, walaupun bukan seorang musisi, juga bisa menemukan dirinya melalui musik yang didengarnya. Balawan mengajak masyarakat juga membuka diri dengan mendengarkan musik-musik baru yang berbeda dengan yang selama didengar telinga. "You are what you hear. Apa yang kamu dengar melambangkan jiwa atau wawasan anda," jelas Balawan yang sempat belajar jazz dan vokal di Australian Institute of Music di Sydney, Australia.
Balawan menuturkan, bagi seorang musisi proses mencari jati diri memang tidak akan selalu mudah. Masyarakat atau penggemar terkadang bersikap antipati dengan perubahan yang dilakukan. Hal itu menurutnya satu hal yang wajar. Dia bercerita pada awal mengembangkan musik baru kombinasi gamelan dan gitar justru lebih banyak pihak yang mengkritiknya dibanding memuji. Namun dia bersikukuh dan kemudian mantap berjalan menuju panggung dunia. Pecinta musik di mancanegara pada saat itu justru lebih dahulu mengapresiasi musik yang dibawakan Balawan. "Karena pada saat saya pertama kali diundang di International Guitar Festival di Jerman memang yang dipromokan 'The Most Indonesian Guitaris He Plays', bukan karena saya main musiknya Rolling Stone atau Van Hallen. Tapi karena saya membawa nuansa gamelan ke permainan gitar saya yang membikin saya unik, dari sana karir (internasional) saya dimulai tahun 2000," kisah gitaris yang dikenal dengan Touch Tapping Style-nya ini.
Balawan yang masa kecilnya tumbuh di lingkungan seni tradisional di Desa Batuan, mengeksplor gamelan menjadi bagian musik uniknya. Dia tumbuh memainkan alat musik tradisional tersebut sebelum mengenal alat-alat musik modern. "Saya nggak mau jadi katak dalam tempurung. Kenapa identitas musik Indonesia nggak muncul ke dunia. Ada Samba di Brasil, Flamengo di Spanyol, Reggae di Jamaica, Indonesia apa? Indonesia luas jadi bingung, saya nggak mau muluk-muluk, saya mulai dari Bali saja dulu," ujarnya.
Dalam acara tembang rasa tersebut, Balawan juga menuturkan bahwa idealisme dalam berkarya dan permintaan masyarakat tidak selalu harus berjalan sendiri-sendiri. Ego seorang musisi merupakan modal utama dia dalam menghasilkan karya yang unik, yang otentik, namun di sisi lain penerimaan oleh masyarakat jadi satu hal yang tidak boleh diabaikan juga. "Saya biasanya kombinasi dengan entertainment," ujarnya.
Kata Balawan agar musiknya bisa menarik perhatian masyarakat, salah satunya cara yang dilakukannya dengan mengedepankan kecepatan memainkan alat musik, seperti yang biasa kita lihat ketika Balawan memetik gitarnya di atas panggung. Selain trik tersebut Balawan menggunakan teknik visual hingga memasukkan unsur komedi dalam penampilannya.
Akademisi musik ISI Denpasar Ketut Sumerjana SSn MSn, yang juga jadi narasumber dalam acara timbang rasa, memberikan apresiasi atas pencapaian yang diraih Balawan dalam bermusik. Ia menambahkan, kita tidak perlu takut membuka diri terhadap musik-musik asing, yang justru akan memperkaya khasanah musik di Bali. "Tradisi kita justru akan semakin kuat dengan berbagai kehadiran sumber (musik barat, Red)," ujar dosen kelahiran Singaraja, Buleleng.
Menurutnya, musik tradisional Bali juga banyak menjadi sumber inspirasi bagi musisi asing untuk menciptakan satu musik baru. Dari sana masyarakat Bali seyogyanya justru harus ikut bangga keseniannya mendapat perhatian pihak luar. Kata Sumerjana saat ini sudah banyak generasi muda yang melakukan pengembangan musik dengan mengombinasikan musik tradisional dengan musik modern. Sesuatu yang menurutnya tidak bisa dihalang-halangi. "Berkembang itu keniscayaan," sebutnya. *cr78
Komentar