nusabali

Sekda Alit Wiradana Hadiri Bakti Panyineban di Pura Penataran Agung Rinjani, Lombok

  • www.nusabali.com-sekda-alit-wiradana-hadiri-bakti-panyineban-di-pura-penataran-agung-rinjani-lombok

DENPASAR, NusaBali
Sekda Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana mengikuti prosesi mundut nedunin Pratima Palinggih Ida Betara Gedong Rinjani, serangkaian Pujawali Padudusan Alit di Pura Penataran Agung Rinjani di Dusun Kebaluan Bawah, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, saat Panyineban pada Anggara Paing Bala, Selasa (13/9).

Sedangkan Ny Ida Ayu Widnyani Wiradana juga nedunin Pratima Pelinggih Betara Ida Ratu Dalem Peed.  Asisten II Setda Denpasar Anak Agung Gede Risnawan hadir bersama Kabag Kesra Ida Bagus Alit Antara, Kabag Prokopim Dewa Gede Rai, serta sejumlah pimpinan OPD di Pemkot Denpasar.

Upacara dipuput oleh dua sulinggih yakni Ida Pedanda Istri Griya Taman Suwetha dari Grya Taman Suwetha Cakranegara dan Ida Pedanda Gede Oka Dharma dari Griya Abian Tubuh Cakranegara.

Pamangku Pura Penataran Agung Rinjani Jro Mangku Made Artha, menjelaskan bahwa Pura Penataran Agung Rinjani secara historis terkait dengan Pura Agung Mandara Giri Semeru Agung di Lumajang, Jatim, dan Pura Agung Besakih di Karangasem, Bali.

“Pangempon Pura Agung Mandara Giri Semeru Agung juga biasanya sebelum melaksanakan karya wali nangkil mendak pakuluh (mohon tirta dan restu) terlebih dahulu ke Pura Penataran Agung Rinjani. Sementara saat pelaksanaan karya wali di sana, Ida  Betara Pura Penataran Agung Rinjani ikut nyejer di Daksina Lingga di sana,” kata Jro Mangku Artha.

Terkait upacara yadnya kali ini dilaksanakan setelah Purnama Sasih Kasa atau jatuh saat Purnama Katiga. Kali ini yang pertama sejak bencana gempa bumi mengguncang Lombok Utara beberapa waktu lalu dan disusul pandemi.

“Upacara kali ini berupa Padudusan Alit selama tiga hari tanpa mengurangi makna karena proses pembangunan area pura ini belum sepenuhnya rampung. Mudah-mudahan setelah selesai 100 persen kami dapat melanjutkan upacara ke lebih tinggi,” ucap Jro Mangku Artha.

Ditambahkannya, Pura Penataran Agung Rinjani ini dibangun pertama kali pada 11 Agustus 1985 dan kala itu belum berstatus Pura Penataran. “Pura kemudian dikembangkan lagi di tahun 1991 dan 2003 dengan dibantu sejumlah donatur. Hingga kini sebanyak 70 kepala keluarga berstatus pangempon Pura Penataran Agung Rinjani. Besar harapan kami pelaksanaan Dewa Yadnya yang tulus ikhlas ini dapat memberikan nilai spiritual yang positif tidak hanya bagi krama kami tapi juga semua umat,” ucapnya.

Sekda Alit Wiradana berharap Pujawali Padudusan Alit di Pura Penataran Agung Rinjani dapat memberikan vibrasi positif bagi keseimbangan alam dan kerahayuan umat. “Terdapat nilai-nilai dharma yang harus tetap kita jaga di mana pun kita berada di tengah derasnya dinamika yang terjadi dewasa ini,” kata Sekda Alit Wiradana. *mis

Komentar