nusabali

Di SMKN 1 Petang UN Pakai Lembaran Fotokopi

  • www.nusabali.com-di-smkn-1-petang-un-pakai-lembaran-fotokopi

Dari total 6 rombongan belajar (rombel) di SMKN 1 Petang, ada dua rombel yang kurang naskah soal Bahasa Indonesia.

MANGUPURA, NusaBali
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNBKP) Tahun Ajaran 2016/2017 di SMKN 1 Petang, pada hari pertama Senin (10/4), terpaksa menggunakan lembaran fotokopi. Hal itu karena terdapat sejumlah sampul naskah yang kurang. Meski begitu ujian tidak terganggu. Sementara untuk ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang juga digelar serentak kemarin secara umum berjalan lancar.

Kepala SMKN 1 Petang I Gusti Putu Asih, mengakui kekurangan naskah tersebut. Dia juga mengaku memfotokopi naskah UNBKP untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah mendapat izin dari Disdikpora Provinsi Bali. Fotokopi naskah dilakukan sebelum ujian berlangsung pada pukul 10.30 Wita. Aparat kepolisian turut mengawal proses fotokopi yang dilakukan perwakilan Disdikpora Provinsi Bali, Disdikpora Badung, maupun pihak sekolah.

“Ada dua rombel (rombongan belajar) saja yang kurang, dari total 6 rombel/kelas. Jadi yang difotokopi sesuai kebutuhan saja. Dari pihak provinsi juga langsung turun untuk memfotokopi, pihak kepolisian juga ikut mendampingi,” tuturnya saat dikonfirmasi.

Untuk mata pelajaran Matematika yang akan digelar, Selasa (11/4) hari ini, ada kemungkinan juga difotokopi karena mengalami nasib serupa. Tetapi, Putu Asih mengatakan belum berani mengambil sikap akan memberlakukan cara yang sama yakni memfotokopi jumlah kekurangan naskah soal tersebut, sebelum ada perintah dari provinsi. Sebab dari informasi, naskah yang kurang sedang dalam proses pengiriman dari pihak percetakan. Mengenai naskah yang masih kurang, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Disdikpora Provinsi Bali selaku panitia pelaksana.

Walau terdapat naskah soal kurang hingga terpaksa difotokopi, namun dia memastikan pelaksanaan ujian berjalan lancar. “Kami dapat memaklumi kondisi ini, syukur ujian tidak terganggu,” katanya.

Apakah ada siswa absen pada hari ujian pertama? “Dari total 113 siswa yang terdaftar, ada satu orang yang tidak ikut karena mengundurkan diri. Tapi siswa bersangkutan masih terdaftar sebagai peserta,” imbuh Putu Asih.

Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika, secara terpisah tak menyangkal kekurangan naskah soal di SMKN 1 Petang. “Iya kami sudah mendapatkan laporan. Dan kami di Badung sudah berkoordinasi dengan provinsi untuk mencari solusi atas kekurangan ini, sehingga diambil keputusan memfotokopi.”

“Selain di SMKN 1 Petang, laporan yang saya terima di SMAN 2 Mengwi juga kurang, tapi untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Untuk di SMK PGRI 1 Badung laporannya juga ada naskah yang kurang. Tapi kami belum tahu mata pelajaran apa dan berapa sampul yang kurang,” jelas Astika.

Secara umum, kata mantan Kepala SMKN 1 Keta Selatan, itu pelaksanaan UNBKP berlangsung lancar. Begitu pun pelaksanaan UNBK juga berlangsung tanpa ada kendala. “Kami memantau sejumlah sekolah, syukurlah secara umum lancar. Walau memang ada beberapa kendala seperti kekurangan naskah itu. Mudah-mudahan pada pelaksanaan ujian SMP nanti kendala-kendala ini tidak terjadi,” harap Astika.

Dari data yang dihimpun, di Badung ada 9 SMA yang ikut UNBKP, sisanya 21 SMA melaksanakan UNBK. Sedangkan untuk SMK ada 6 yang ikut UNBKP, sementara 22 SMK melaksanakan UNBK. Ada juga 1 SMA LB yang mengikuti UNBKP.

Salah satu yang menyelenggarakan UNBK adalah SMAN 1 Kuta Utara. Namun sekolah ini tak melaksanakan secara mandiri, melainkan meminjam tempat di SMPN 2 Kuta Utara, sekolah tetanga yang berjarak sekitar 500 meter.

Kepala SMAN 1 Kuta Utara Ketut Kerta, mengatakan alasan memindahkan pelaksanaan UNBK ke SMPN 2 Kuta Utara sebab kekurangan perangkat komputer. “Kami memiliki 80-100 komputer. Sementara siswa kami yang mengikuti ujian sebanyak 406 siswa,” ungkapnya saat ditemui, kemarin.

Meski sudah meminjam tempat dengan perangkat komputer memadai, tetap saja pelaksanaan ujian harus dilakukan dalam tiga sesi. “Walau sudah kami bagi ke dalam empat kelas tapi tetap kurang. Makanya, ujian kali ini kami bagi menjadi tiga sesi. Satu sesi dimulai pada pukul 07.30-09.30 Wita, sesi kedua pada pukul 10.30-12.30 Wita, sedangkan sesi tiga pukul 14.00-16.00 Wita,” imbuhnya.

Apakah sekolah menyiapkan genset mengantisipasi pemadaman listrik? “Tidak ada. Kami percayakan saja pada PLN, karena sudah ada koordinasi dengan panitia penyelenggara (Disdikpora Provinsi Bali). Kalau kami harus menyiapkan genset dengan cara menyewa, biayanya sangat mahal, per hari Rp 11 juta,” aku Ketut Kerta. “Lagi pula kalau memang terjadi pemadaman, sepanjang tidak lebih dari 15-30 menit. masih bisa data siswa tersimpan (tidak hilang). Sehingga tinggal meneruskan saja. Tetapi kalau sudah lebih dari 30 menit, ya harus ikut ujian susulan.” * asa

Komentar