nusabali

Impor Susu RI Meroket

  • www.nusabali.com-impor-susu-ri-meroket

JAKARTA, NusaBali
Selama setahun hingga Mei 2022, ekspor susu Selandia Baru ke Indonesia melonjak 81%.

Angka tersebut adalah untuk susu jenis skim atau rendah lemah dalam bentuk bubuk. Melonjaknya impor susu asal Selandia Baru oleh Indonesia diduga akibat efek domino pandemi Covid-19. Yang mendongkrak konsumsi susu di dalam negeri.

Hal ini mengacu catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa ada perubahan pola konsumsi protein di Indonesia sejak pandemi Covid-19. Diduga akibat perubahan tren konsumsi lebih seimbang dan sehat. Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi pun membenarkan hal tersebut.

"Benar sih. Karena kemarin setiap orang semakin sadar perlunya susu sebagai sumber gizi, terutama bagi anak-anaknya. Belanja keluarga saat ini sudah menyisihkan alokasi utuk membeli susu. Saya melihat seperti itu. Karena untuk menaikkan daya tahan tubuh, menaikkan imun, perlu susu. Jadi, sudah jadi gaya hidup sekarang," kata Dedi seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa (26/7).

Hanya saja, lanjutnya, saat ini produksi susu di dalam negeri sedang menyusut. Akibat serangan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, termasuk sapi perah.

"Ketertularan PMK ini 100%. Artinya, begitu di satu kandang ada yang kena, berarti semua ternak di kandang itu diasumsikan sudah terserang PMK. Inilah pemicu susutnya produksi susu. Bahkan, jika sudah terinfeksi, bisa turun hingga 80%," ujarnya.

Belum lagi, kata Dedi, banyak sapi perah yang juga mati atau dipotong paksa akibat virus PMK. "Saat ini, Indonesia kehilangan 30-40% pasokan susu. Jadi, kalau impornya naik, ya memang seperti itu. Produksi kita berkurang banyak, kebutuhan susu naik terus, pasti impor naik," kata Dedi.

Hal senada disampaikan Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana. "Pertama, memang permintaan susu terus naik selaras dengan pertambahan penduduk dan daya beli. Kedua, pasokan susu segar lokal menurun sebagai akibat PMK," kata Teguh kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/7).

Sementara itu, USDA mencatat, konsumsi susu di Indonesia terus naik. Sejak tahun 2018 hingga 2022, total konsumsi susu nonfat atau skim domestik secara berurut adalah 161 ribu ton, 187 ribu ton, 196 ribu ton, 197 ribu ton, dan 204 ribu ton.

Angka tahun 2022 merupakan proyeksi USDA, yang kemudian direvisi naik jadi 209 ribu ton. Tercatat, impor Indonesia sejak tahun 2018 hingga 2022 adalah 162 ribu ton, 188 ribu ton, 197 ribu ton, dan diprediksi naik jadi 199 ribu ton. Angka untuk tahun 2022 juga direvisi naik jadi 205 ribu ton.

Untuk jenis full cream bubuk atau whole milk powder, data USDA menunjukkan produksi Indonesia sejak tahun 2018 hingga estimasi tahun 2022 adalah 81 ribu ton, 82 ribu ton, 85 ribu ton, dan diprediksi jadi 96 ribu ton. Dimana, angka tahun 2022 direvisi naik jadi 100 ribu ton.

Sedangkan impor Indonesia adalah 59 ribu ton, 54 ribu ton, 51 ribu ton, 63 ribu ton, dan ditaksir mencapai tahun 63 ribu ton. Angka tahun 2022 kemudian direvisi naik jadi 67 ribu ton. *

Komentar