nusabali

124 Krama Keracunan Usai Melasti

  • www.nusabali.com-124-krama-keracunan-usai-melasti

Pasien di RSUD Mangusada 62 orang, Puskesmas Mengwi I 4 orang, Puskesmas Mengwi II 3 orang, 55 orang sempat dirawat di posko kesehatan di depan Pura Dalem Selonding.

Setelah makan nasi bungkus tersebut, kata dia, sekitar pukul 12.00 Wita, anaknya yang bernama Putu Agus Wiguna, 11, mulai merasakan gejala-gejala seperti merasakan mual, muntah, hingga pusing. Anehnya, walau mengaku ikut menyantap nasi bungkus bersama-sama di sela-sela kegiatan Melasti tersebut, Rai tak mengalami gejala seperti anaknya. Dia tampak sehat bugar. 

“Setelah makan nasi itu anak saya kemudian merasa mual, muntah, hingga pusing. Tapi tidak langsung dibawa ke sini (rumah sakit), karena masih bisa nahan,” tutur pria yang berasal dari Banjar Tambak Sari, Kelurahan Kapal, ini. Dia melanjutkan, berselang beberapa jam anaknya sudah merasa tidak tahan dengan gejala tersebut. Sehingga, langsung dilarikan ke RSUD Mangudasa di Jalan Raya Kapal, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi. 

“Karena anak saya tidak kuat menahan, kemudian saya rujuk ke sini (rumah sakit) takutnya kenapa-kenapa lagi. Agar cepat mendapat penanganan dari dokter,” imbuhnya.

Kondisi serupa juga dialami Agus Wira Antara, 24. Saat menyantap makanan yang dipersiapkan, belum merasakan apa-apa. Namun berselang beberapa lama barulah terasa ada yang aneh pada dirinya. Dia mengaku merasa mual-mual dan muntah. “Kalau tidak salah jam 1 (pukul 13.00) itu saya sudah muntah-muntah. Karena sudah tidak kuat makanya saya dibawa ke sini (rumah sakit). Tapi syukurlah sekarang sudah baikan,” katanya.

Sama seperti warga lainnya, Wira Antara tak merasakan ada yang aneh pada nasi bungkus yang dibagikan kepada krama saat mengikuti upacara Melasti. Karena itu dia menyantap nasi bungkusan itu dengan lahap.

Pasien lainnya bernama Kadek Yudi, 11, juga tampak sudah sehat. Dia sudah bisa berdiri dan menyantap makanan yang dibawa oleh keluarganya. Kadek Yudi adalah satu dari 124 pasien yang diduga alami keracunan makanan. Ia pun untah-muntah sebelumnya kemudian pihak keluarga membawanya ke rumah sakit. Kakak Wayan Yudi kepada NusaBali menuturkan, adiknya sudah bisa diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah stabil. “Adik saya sudah bisa pulang. Tinggal nunggu obat saja,” ucap Wayan Balik, kakak Kadek Yudi.

Dikonfimari terpisah, Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana membenarkan warganya banyak yang dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan. “Iya, warga kami dari Banjar Tambak Sari yang tadi (kemarin) siang mengikuti Melasti sempat makan nasi bungkus. Tapi saya tidak tahu apakah karena itu atau karena yang lain. Tapi sekarang warga sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit dan ada juga yang sudah pulang,” tuturnya.

Dia pun menjelaskan, makanan nasi bungkus tersebut dibuat di Pura Dalem Selonding di Banjar Tambak Sari, oleh kelompok yang memang bertugas memasak. “Untuk pembuatan nasinya memang sudah ada petugasnya di Pura. Tapi entah, saya juga tidak tahu hal ini bisa terjadi.” 

“Ini pertama kali warga kami melaksanakan upacara Melasti mengalami seperti ini. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi,” harap Sudarsana. Dia menyatakan warga tidak merasakan firasat apa-apa atas kejadian ini. 

Sementara Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung telah mengambil sampel makanan dan muntahan pasien untuk diteliti. Kasi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung I Gusti Agung Alit Naya, hasilnya kemungkinan baru akan diketahui dalam tiga atau tujuh hari ke depan.

Mengenai dugaan awal penyebab warga muntah-muntah dan diare, Gung Alit tak berani memastikan. “Dugaan awal memang pengelolaan makanan, tapi kami belum berani apakah penyebabnya salah satu makanan itu. Yang jelas dugaan mengarah ke keracunan. Namun untuk menentukan apakah keracunan dari bahan kimia atau bakteriologis, masih akan kami periksa di laboratoirum. Bahan makanan juga akan diteliti juga untuk menentukan penyebab pastinya,” jelasnya.

Ditanya perkembangan pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit maupun di puskemas, Gung Alit mengatakan sudah membaik bahkan sudah diperbolehkan pulang. “Sekarang hanya tinggal 1 orang yang opname di RSUD Mangusada. Sedangkan yang lainnya sudah diperbolehkan pulang, termasuk yang ada di puskesmas juga sudah pulang,” tandasnya. 

Komentar