nusabali

Inflasi Membayangi Pasca Galungan dan Kuningan

  • www.nusabali.com-inflasi-membayangi-pasca-galungan-dan-kuningan

SINGARAJA, NusaBali
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng melakukan rapat koordinasi (rakor) guna pemetaan dan strategi mengantisipasi lonjakan inflasi setelah perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Rakor pada Senin (6/6), didampingi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. “Seluruh kabupaten/kota di Bali termasuk Buleleng harus mewaspadai potensi lonjakan inflasi setelah perayaan Galungan dan Kuningan. Terlebih data bulan April dan Mei, pertumbuhan ekonomi mengalami inflasi karena kenaikan harga beberapa bahan kebutuhan pokok,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho.

TPID di masing-masing kabupaten/kota, kata Trisno,  harus meyakinkan pasokan aman dan  melakukan operasi pasar juga bila diperlukan. BVahka antisipasi juga harus dilakukan pasca hari raya,  karena ada momen libur sekolah di bulan Juni-Juli. “Libur panjang sekolah selalu memicu inflasi, sehingga perlu antisipasi dini,” pesan Trisno.

Trisno Nugroho pun mendorong Pemkab Buleleng melalui perusahaan daerahnya untuk mengembangkan usaha. “Perumda Pasar tidak hanya menjual lapaknya di pasar, tetapi juga memperjualbelikan barang kebutuhan masyarakat. Saya rasa Buleleng bisa tinggal cari satu orang yang pintar kelola retail, rajin dan bertekad membuat maju daerah. Ini penting kalau Perumda bisa siapkan. Ini bisa jadi acuan harga dengan pedagang swasta, yang berdampak pada stabilitas juga,” imbuh dia.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa ditemui usai rakor mengatakan pertumbuhan ekonomi pada  Mei lalu mengalami inflasi 0,58 persen. Kondisi inflasi diakui selalu terjadi setiap tahun di saat tertentu, seperti menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan,  libur panjang sekolah hingga jelang pergantian tahun.

Namun sejauh ini untuk perayaan Galungan dan Kuningan di Buleleng TPID meyakinkan ketersediaan 10 kebutuhan pokok masih aman. Meskipun sejumlah kebutuhan pokok sudah mengalami kenaikan harga, diantaranya cabai merah, cabai rawit, telur hingga daging ayam.

Ketua TPID Buleleng ini pun menyebut sudah bergerak ke bawah bersama kepolisian untuk mengecek distribusi kebutuhan pokok. Sebab jika dilihat dari segi produksi sejumlah kebutuhan pokok di Buleleng rata-rata masih surplus.

“Jelang Galungan sisi produksi aman, Distan beras surplus, cabai surplus tinggal distribisusi,  Jangan sampai ada stok dan saat sudah dianggap langka baru dikeluarkan. Kami sudah keliling tetapi belum ada yang mengarah ke penimbunan. Karena dari 5 distributor hanya ada 1 di sini,” kata Suyasa.

Terkait arahan BI untuk memberdayakan Perumda menyiapkan kebutuhan pokok masyarakat, menurutnya akan segera dibahas bersama Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perusahaan daerah (PD) Swatantra Buleleng. “Segera akan kami bahas setelah Galungan. Peran Perumda tingkatkan usaha, variabel apa yang membuat tidak jalan, kendalanya dimana. Saya pikir masalah bukan permodalan, tinggal dari segi manajerial Perumda,” ungkap Suyasa. *k23

Komentar