nusabali

Trah Manggis Kuning Gelar Paruman Agung

  • www.nusabali.com-trah-manggis-kuning-gelar-paruman-agung

GIANYAR, NusaBali
Trah atau pratisentana Ida Bhatara Manggis Kuning, yang berpusat di Puri Gianyar, Kelurahan/Kecamatan Gianyar, menggelar Paruman Agung ke-I, 17 - 19 April 2022 di Puri Agung Gianyar.

Pada paruman hari pertama dibahas dan ditetapkan AD/ART organisasi dan pemilihan manggala utama (ketua umum).
AA Gde Amayun SH dari Puri Tulikup, Desa Tulikup, Kecamatan Gianjar, dipilih sebagai manggala utama.  Humas Paruman AA Ngurah A Windara mengatakan paruman ‘Melalui Paruman Agung Kita Songsong Pembentukan Organisasi Pratisentana Ida Bhatara Manggis Kuning’. Pada paruman hari ke-2 tentang pengisian struktur kepengurusan. ‘’Paruman hari-3 (Selasa,19/4) ini, bertepatan dengan HUT ke-251 Kota Gianyar, akan mengundang para panglingsir dari puri-puri besar di Bali dn Bupati Gianyar,’’ jelasnya.

Ngurah Windara menjelaskan, pendirian Kota Gianyar tidak lepas dari peristiwa masa lampau. Peranan  Ida I Dewa Manggis Kuning, generasi  dari raja-raja dari silsilah Dinasti Dalem  setelah Dalem Segening (ayah), Dalem Waturenggong (kakek), Dalem Sri Semara Kepakisan atau Dalem Ngulesir (kakek buyut) sampai generasi pertama  yaitu Raja  Ida Dalem Sri Kresna Kepakisan (kakek kelab), hijrah dari Majapahit ke Bali. Sampai di Bali   berkeraton di Samprangan (Kelurahan Samplangan, Gianyar) sekarang.

Ida I Dewa Manggis Kuning menetap di Desa Bengkel, yaitu Kelurahan Beng sekarang. Dewa Manggis Kuning wafat meninggalkan seorang putra,  Dewa Manggis Pahang, menurunkan 5 putra. Mereka yakni Dewa Manggis Bengkel, Dewa Gde Pinatih, Dewa Nyoman Pinatih, Dewa Ketut Pinatih dan  Dewa Gde Kesiman. Sebagai pewaris utama, Dewa Manggis Bengkel menetap di Beng, sedangkan adik-adiknya mendirikan puri di Serongga, Abianbase dan Bitera.

Dewa Manggis Bengkel melahirkan  Dewa Manggis Api. Dewa Manggis Api ‘remaja’ tinggal di Puri Taman  Bali, Bangli, puri asal ibunya. Sebagai pewaris tahta, oleh paman-pamannya dari Puri Serongga, Abianbase dan Bitera, Dewa Manggis Api dijemput pulang kembali dengan membangun puri di selatan Beng. Penataan puri disesuaikan dengan Puri Tamanbali, di atas areal milik Ida Pedanda Sakti Tarukan, diberikan kepada Dewa Manggis Api. Istana baru itu diberi nama Puri Gerya Anyar, menjadi Puri Gianyar. Dewa Manggis Api sebagai Raja I Gianyar dengan abhiseka Dewa Manggis Sukawati (Dewa Manggis IV). Pembangunan Puri Gianyar diperkirakan selesai pada hari baik, Soma/Senin Paing, Langkir, tahun 1771 M. Sesuai kalender Masehi, hari tersebut pada 19 April 1771, lanjut ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Gianyar, sesuai Perda Gianyar No : 9 tahun 2004, tanggal 2 April 2004. *lsa

Komentar