nusabali

Abrasi Pantai, Krama Tegallenga Kesulitan ke Setra

  • www.nusabali.com-abrasi-pantai-krama-tegallenga-kesulitan-ke-setra

Krama Desa Pakraman Tegallenga, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, cukup lama tidak punya akses jalan menuju setra (kuburan) adat setempat.

SINGARAJA, NusaBali
Demikian pula dengan akses menuju Pura Dalem yang lokasinya bersebelahan dengan setra. Satu-satunya akses jalan yang ada adalah pinggir pantai. Namun karena abrasi yang terjadi hampir tiap tahun, akses itu pun semakin sulit dilewati terutama ketika air laut pasang.

Hasil pantauan di lokasi Kamis (9/3) pagi, lokasi setra dan Pura Dalem Desa Adat Pakraman Tegallenga berada di dekat pantai setempat. Demikian pula dengan Pura Segara setempat. Namun setra dengan Pura Dalem posisinya berdampingan, sedangkan Pura Segara berada kurang lebih 45 meter di bagian barat.

Warga yang menuju Pura Dalem maupun setra harus turun melintasi pasir pantai. Jika air laut surut, perjalanan menuju Pura Dalem dan setra bisa dengan mudah berjalan di atas pasir. Namun ketika air laut pasang, maka warga terpaksa menerobos air laut dengan risiko basah kuyup. “Kalau ada penguburan atau pengabenan jenazah yang repot, sudah pasti menerobos air laut. Dan selalu ketika ada penguburan atau pengabenan, air laut pasti pasang,” kata warga yang ditemui di lokasi.

Di pantai tersebut sudah banyak lahan milik warga yang hanyut akibat abrasi. Kini pemilik lahan hanya bisa membentengi lahan persawahan mereka dengan tanaman waru. Sehingga lahan milik warga tidak bisa dilintasi karena penuh dengan tanaman waru.

Kelian Desa Adat Pakraman Tegallengga Jero Mangku Nyoman Sumber ditemui di rumahnya mengatakan, Adat Tegallenga sejak lama tidak punya akses jalan menuju Pura Dalem dan Setra. Dulu akses yang dilewati adalah sepadan pantai. Namun karena terus abrasi, sepadan pantai itu pun hilang sehingga hanya tinggal lahan hak milik warga. Krama Tegallengga telah tiga kali memindahkan Pura Dalem agak ke Selatan akibat abrasi. Dulu Pura Dalem berada  tidak jauh dari bibir pantai, namun karena abrasi lokasi Pura digeser ke Selatan. Setelah digeser, kembali lahan di depan Pura kena abrasi sehingga kembali harus dipindahkan. Akibat pemidahan itu, posisi Pura Dalem kini berdampingan dengan setra.

Menurut Jero Mangku Sumber, yang menjadi kekhawatiran akibat tidak ada akses jalan adalah ketika krama menggotong jenazah baik penguburan maupun pengabenan menuju setra melewati gelombang laut. Karenan sangat bersiko, jenazah bisa jatuh ditengah laut. “Mudah-mudahan itu tidak terjadi, selama ini memang belum pernah terjadi. Tetapi itulah yang menjadi kekhawatiran kami,” ujarnya.

Sementara Perbekel Desa Kalisada Nyoman Bagiarta yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, secara kedinasan pihaknya tiap tahun telah mengajukan permohonan ke Provinsi maupun Balai Wilayah Sungai agar pantai tersebut dibuatkan tanggul senderan. Sehingga ada akses jalan menuju Pura Dalem dan Setra. “Ya mungkin saja masih dalam proses. Karena kalau tidak sender, abrasi akan terus terjadi,” katanya. *k19

Komentar