nusabali

Terancam Punah, Cerita Rakyat Pedawa Disegarkan Kembali

  • www.nusabali.com-terancam-punah-cerita-rakyat-pedawa-disegarkan-kembali

SINGARAJA, NusaBali
Salah satu cerita rakyat Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang berjudul I Jaum disegarkan kembali.

Cerita rakyat di salah satu desa Bali Aga ini terancam punah. Revitalisasi cerita I Jaum ini dilakukan Balai Bahasa Provinsi Bali bersama unsur masyarakat Desa Pedawa. Cerita I Jaum akan direvitalisasi dari tujuh penutur dari berbagai generasi, kemudian dialih bahasakan dari Bahasa Pedawa yang merupakan bahasa ibu warga setempat, menjadi Bahasa Indonesia. Proses revitalisasi cerita I Jaum melibatkan sejumlah unsur masyarakat Desa Pedawa termasuk tujuh orang penutur cerita dan instansi terkait, yang berlangsung Kamis (24/2) kemarin di Kantor Perbekel Desa Pedawa.

Kisah I Jaum menceritakan kisah seorang anak yang tinggal hanya dengan ibunya terjebak kejahatan nenek raksasa, akibat anak yang bernama I Jaum tak mendengarkan arahan ibunya dengan baik. Dia yang semula ditugaskan ibunya mencari neneknya untuk membantu persalinan sang ibu salah alamat. I Jaum menempuh jalan yang salah karena tak memperhatikan seksama arahan ibunya. Dia pun tersesat ke rumah nenek raksasa, yang mengantarkannya kepada petaka.

Tak hanya ancaman maut yang dialaminya, bahkan sang ibu yang bersiap untuk melahirkan adiknya disantap hidup-hidup oleh nenek raksasa. Dalam keadaan terdesak di tengah persembunyiannya, I Jaum akhirnya mengingat pesan mendiang ayahnya. Yakni memanggil tiga ekor anjing penghuni surga. Ketiga ekor anjing surga itu pun berhasil mengalahkan nenek raksasa. Di tengah kesedihan dan penyesalannya dia pun memohon dan berdoa agar ibunya dapat dihidupkan kembali. Permohonan sepenuh hati I Jaum akhirnya dikabulkan oleh Yang Kuasa dan dia berjanji tak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Ketua Tim Revitalisasi Sastra Lisan Daerah dari Balai Bahasa Provinsi Bali Puji Retno Hariningtyas mengatakan, revitalisasi cerita I Jaum, salah satu upaya pemerintah untuk menyelamatkan sastra daerah yang berkembang di masyarakat. Cerita I Jaum kemudian didapatkan dari cuplikan kisah yang disampaikan oleh 7 orang penutur cerita. Mereka berasal dari lintas generasi yang lahir pada tahun 1940 sampai generasi 1980-an.

“Melalui revitalisasi ini kami ingin melindungi sastra daerah dan menyelamatkan cerita rakyat yang sarat makna dan pesan dari kepunahan. Kami juga melibatkan 7 orang penutur cerita untuk mensinkronkan jalan cerita karena belakangan berkembang banyak versi di masyarakat, sehingga perlu dilakukan revitalisasi,” ungkap Retno.

Setelah direvitalisasi, cerita I Jaum akan disosialisasikan kepada generasi muda tersebut dan dimasyarakatkan kembali melalui pelatihan dan pementasan. Pementasan bercerita I Jaum  rencananya akan dilakukan pada Bulan Mei 2022 mendatang.  

Sementara itu tokoh adat masyarakat Pedawa Wayan Sukrata mengaku prihatin terhadap ancaman kepunahan cerita rakyat di desanya, salah satunya cerita I Jaum. Padahal sebagai desa tua di Buleleng, masyarakat Pedawa memiliki 14 cerita rakyat  yang mewarnai kebudayaan masyarakatnya.

“Cerita I Jaum ini sudah lama berekembang. Kami dari 4 tahun juga sudah inventarisasi dalam Bahasa Pedawa. Kami sepakat memilih cerita I Jaum karena memiliki nilai moral yang sampai saat ini menjadi panutan masyarakat,” jelas Sukrata. Dia pun berharap dengan revitalisasi cerita I Jaum, mendapatkan satu alur cerita yang sama yang akan diterima oleh generasi muda Desa Pedawa.*k23

Komentar