nusabali

Sering Tergenang Saat Musim Hujan, Kondisi Ruang Kelas Bocor

Fraksi NasDem-PSI Tinjau SDN 12 Sesetan

  • www.nusabali.com-sering-tergenang-saat-musim-hujan-kondisi-ruang-kelas-bocor

DENPASAR, NusaBali
Fraksi NasDem–PSI DPRD Kota Denpasar mendapati beberapa kelas yang bocor dan tembok yang sudah lapuk bahkan jebol saat melakukan pemantauan ke SDN 12 Sesetan di Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Rabu (5/1).

Bahkan beberapa kelas di dua gedung sekolah sering dikeluhkan akibat kondisi ruang kelas sering tergenang saat musim hujan. Fraksi NasDem–PSI DPRD Kota Denpasar yang turun dipimpin Ketua Fraksi Anak Agung Gede Widiada diterima oleh guru senior Agama Islam di sekolah tersebut Muhamad Husni serta Perbekel Sidakarya I Wayan Madrayasa dan staf sekolah.

Dari pemantauan Fraksi NasDem–PSI mendapati beberapa genteng yang memang sudah rusak termakan usia. Sebab, sekolah yang berdiri sejak tahun 1983 tersebut baru bisa merehab satu gedung dari 5 gedung sekolah yang ada. Selain genteng, plafon juga sudah jebol dan tembok panyengker sudah rapuh.

Muhamad Husni mengatakan sekolah tersebut sudah lama mengalami kerusakan. Walaupun terbilang kecil namun berpengaruh pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar jadi terganggu lantaran air yang masuk ke kelas dan menggenangi lantai setiap kali musim penghujan. Selain karena genteng bocor, juga karena rembesan dari tembok panyengker.

“Ini bocor bertahun-tahun karena genteng bocor yang paling parah karena terjadi rembesan dari tembok panyengker. Setiap hujan deres tergenang lemari meja, sesekali kami gotong royong dengan siswa membersihkan lantai,” ungkap Husni.

Husni menambahkan, air menggenang bukan hanya di kelas, juga di halaman sekolah. Bahkan ketinggian air mencapai sebetis orang dewasa. Sebab, halaman sekolah semakin ‘turun’ karena kondisi jalan yang diaspal semakin tinggi. Tembok panyengker juga sudah jebol termakan usia. Bahkan, tembok depan juga jebol tidak bisa diperbaiki karena keterbatasan dana.

“Keluhannya juga kan karena tembok panyengker masih pendek. Kalau anak-anak loncat sangat membahayakan karena langsung ke jalan raya. Temboknya pun sudah jebol, karena sudah tua sekali,” imbuh Husni.

Pihak sekolah, menurut Husni, tidak memiliki anggaran untuk perbaikan. Dana biaya operasional sekolah (BOS) hanya mampu menutupi untuk pengecatan sekolah saja, tidak cukup untuk beli genteng dan membangun tembok panyengker. Dia berharap, pemerintah segera memperbaiki sekolah tersebut. “Semoga ada perhatian dari pemerintah, agar ada perbaikan lagi terutama tembok pembatas. Perbaikan terakhir sekitar lima tahun lalu. Di sini ada lima gedung, baru satu yang mendapatkan perehaban,” ujarnya.

Melihat hal itu, Anak Agung Gede Widiada dari NasDem meminta pemerintah memberikan prioritas pada sekolah yang mengalami genteng bocor. Sebab sifatnya emergency yang harusnya didahulukan penanganannya.

“Jangan sampai kondisi siswa kena hujan apalagi di tengah kota seperti ini. Dengan kondisi urgen seperti ini kan bisa dianggarkan nanti mungkin di anggaran perubahan atau ada alokasi dana lain. Apalagi gedung sekolah itu masih digunakan belajar siswa,” kata Agung Widiada. *mis

Komentar