nusabali

Patirtan Tadah Uwuk, Tempat Panglukatan dengan Berbagai Khasiat

  • www.nusabali.com-patirtan-tadah-uwuk-tempat-panglukatan-dengan-berbagai-khasiat

SEMARAPURA, NusaBali.com – Keberadaannya yang belum diketahui banyak orang, membuat Patirtan Tadah Uwuk memiliki suasana yang masih sangat alami, dan khusyuk sebagai salah satu referensi tempat panglukatan (pembersihan serta penyucian diri).

Berlokasi di Banjar Umanyar, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Patirtan Tadah Uwuk yang berpanorama indah ini berada cukup jauh dari pemukiman warga, namun akses menuju lokasi sangat baik. Tersedia anak tangga yang berada di kawasan penuh tanaman serta pepohonan sehingga menambah keasrian.

Panglukatan yang mulai dikelola sejak lima tahun yang lalu tersebut, sangat cocok untuk masyarakat yang ingin melaksanakan kegiatan panglukatan dengan suasana yang hening, pemandangan indah, dan berbagai macam khasiat, baik khasiat secara sekala maupun niskala yang dipercaya oleh masyarakat setempat. “Patirtan Tadah Uwuk dikonsepkan oleh Ida Pedanda Gede Oka Nuaba dari Geria Nuaba Nyalian, yang menyarankan adanya sembilan jenis tirta panglukatan di Patirtan Tadah Uwuk, beserta menetapkan masing-masing fungsi tirta tersebut,” ujar I Nengah Supartha, Bendesa Adat Umanyar, saat dikonfirmasi pada Senin (1/11/2021).

Adapun makna serta khasiat yang ada pada kesembilan jenis tirta di Patirtan Tadah Uwuk, yaitu yang pertama Tirta Bhatara Wisnu dinamakan Tirta Kamandalu berfungsi sebagai penyucian atau peleburan di dalam tubuh manusia yaitu di bagian empedu (nyali).

Kedua, Tirta Bhatara Iswara dinamakan Tirta Maha Merta berfungsi sebagai penyucian atau peleburan kekotoran di jantung manusia. Lalu ketiga, Tirta Bhatara Siwa dinamakan Tirta Amerta Sanjiwani berfungsi sebagai penyucian pada setiap sel dalam tubuh manusia (sarwa datu ring sarira).

Keempat, Tirta Bhatara Brahma dinamakan Tirta Maha Pawitra berfungsi sebagai penyucian atau pembersihan di bagian hati (hredaya) dalam tubuh manusia. Kelima, Tirta Bhatara Maha Dewa dinamakan Tirta Kundalini berfungsi sebagai penyucian ginjal (ungsilan). Keenam, Tirta Bhatara Mahesora dinamakan Tirta Sudamala berfungsi sebagai penyucian paru-paru pada tubuh manusia.

Selanjutnya, ketujuh Tirta Bhatara Rudra dinamakan Tirta Amerta Kala yang berfungsi sebagai penyucian perut dan pankreas pada tubuh manusia. Kemudian kedelapan, Tirta Bhatara Sangkara dinamakan Tirta Mahaning berfungsi sebagai penyucian/peleburan kekotoran yang ada di limpa.

Dan yang kesembilan, Tirta Bhatara Sambhu dinamakan Tirta Sunia Amerta yang berfungsi sebagai penyucian pada tenggorokan (ineban), kelenjar teroid, klep jantung atau alat-alat pelepasan dalam tubuh manusia.

“Semua jenis dan makna tirta itu ditetapkan oleh Ida Pedanda Gede Oka Nuaba berdasarkan lontar Padma Keling Parama Guhya Rahasya yang memiliki makna yang mendalam dan sangat rahasia,” kata Supartha.

Lebih lanjut Supartha pun menjelaskan makna dari nama Patirtan Tadah Uwuk. Yang memiliki makna sebuah tempat penyucian dan pembersihan segala sesuatu yang bersifat kotor yang ada di dalam tubuh dan jiwa manusia, yang berhubungan dengan kesehatan rohani (spiritual) dan jasmani.

“Kata ‘tadah’ memiliki arti penampungan, memangsa dan melebur. Sedangkan kata ‘uwuk’ memiliki airti ceruk, cairan, atau segala hal yang bersifat kotor,” jelasnya.

Tidak ada persyaratan khusus untuk melaksanakan kegiatan panglukatan di Patirtan Tadah Uwuk. Masyarakat pun dibebaskan untuk membawa sarana yang diperlukan saat melaksanakan kegiatan panglukatan. “Boleh bawa pejati, boleh bawa canangsari saja. Dan saat melaksanakan kegiatan panglukatan masyarakat wajib menggunakan kain (kamen) dan melepas alas kaki,” ungkap Supartha.

Fasilitas umum yang ada di Patirtan Tadah Uwuk pun tergolong lengkap, seperti loker, dan ruang ganti. “Hingga saat ini belum ada pungutan, atau donasi untuk melakukan panglukatan di sini, sementara masih bebas. Mungkin untuk ke depannya dikenakan biaya sewa locker saja, untuk dana perawatan lokasi,” tambah Supartha.

Lebih lanjut dirinya pun mengungkapkan bahwa per hari terdapat rata-rata kunjungan hingga 10 orang yang datang untuk melakukan panglukatan, dan dapat mencapai hingga 50 orang jika saat hari tertentu seperti Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon. “Apalagi pada saat Banyupinaruh, bisa lebih dari 50 orang per hari,” tuturnya.

Supartha pun berharap, agar masyarakat yang datang turut menjaga kelestarian serta kesucian lingkungan dari Patirtan Tadah Uwuk tersebut agar senantiasa tetap terjaga. “Kami siap melayani masyarakat yang datang untuk melakukan panglukatan, jika memerlukan bimbingan pemangku, tinggal hubungi saja saya,” tutupnya. *rma

Komentar