nusabali

Naik ke Kelas 81 Kg, Ariana Raih Perunggu

  • www.nusabali.com-naik-ke-kelas-81-kg-ariana-raih-perunggu

JAYAPURA, NusaBali
Meski naik kelas, atlet angkat besi andalan Bali I Ketut Ariana (31 tahun) belum mampu meningkatkan prestasi dan hanya meraih medali perunggu dalam ajang PON XX 2020 Papua, di Auditorium Universitas Cendrawasih, Kota Jayapura, Kamis (7/10).

Dalam upaya meraih medali, Ariana berusaha naik ke kelas 81 kg dari spesialisasi awalnya di kelas 73 kg.   Namun atlet asal Jembrana itu hanya mampu meraih medali perunggu, dengan angkatan 305 kg. Selisih angkatan Ariana dengan peraih medali perak hanya terpaut 1 kg, yang direbut lifter asal Jawa Timur, Anwar Choirul, dengan total angkatan 306kg. Sedangkan medali emas direbut Erwin Rahmat dari Sulawesi Selatan dengan total angkatan 340 kg.

Ketut Ariana, yang mantan atlet Olimpiade Brasil 2016 itu mengakui cederanya kambuh, sehingga cukup terasa saat bertanding. Menurut Ariana, dirinya sempat melakukan penambahan angkatan untuk mengejar medali perak namun tetap gagal.

"Saya sudah berusaha, tapi hasilnya hanya bisa meraih medali perunggu saja di PON XX 2020 Papua," kata Banat, panggilan akrab Ketut Ariana.

Saat ditanya tentang penebusan di PON 2024 di Sumut dan Aceh, atlet kelahiran Banjar/Desa Melaya,  6 September 1990 itu, mengaku belum terpikirkan ke arah sana. Sebab, usianya pasti akan terus bertambah, sedangkan usia lawan banyak yang muda.

Ketua Pengprov Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Bali, Wayan Bun Setiady mengakui Ariana naik ke kelas 81 kg ini karena peluang medali itu terbuka.

"Target di kelas 81 kg sebenarnya medali perak, dan kemungkinan minimalnya medali perunggu dan benar saja sekarang dia mendapat perunggu," kata Bun Setiady, yang berasal Desa Peliatan Ubud Gianyar.

Menurut Bun Setiady, yang juga pelatih Binaraga Bali itu, jika Banat masih di kelas 73kg itu, hanya diikuti tiga lifter saja dengan hanya mencari medali emas dan perak.  Seandainya tetap tampil di kelas 73kg, kemungkinan meraih minimal perunggu akan sirna.

"Sebenarnya di kelas 73 kg itu ada juara dunia yang pasti meraih emas, kemudian di kelas 83kg ada peraih perunggu olimpiade, tapi pesertanya lebih banyak dan perunggu diperebutkan, makanya kami memilih naik ke kelas 83 kg," kata mantan Ketua Umum Pengkab PABBSI Gianyar. *dek

Komentar