Pemkot Belum Berani Keluarkan IMB RS Indera

Kata Pastika sebanyak 56 ribu penderita katarak di Bali akan antre di RS Indera karena ruangan operasi dan ruang rawat inap tidak bisa diperluas. ”Jumlah 56 ribu itu bisa bertambah lagi setiap tahun. Inilah yang saya katakan sejak awal, Perwali itu harus dievaluasi dan klarifikasi. Dampaknya ya terhadap RS Indera ini. Pemkot Denpasar mendahului mengeluarkan Perwali,” tutur Pastika.

Pastika mengatakan IMB tidak dikeluarkan Pemkot Denpasar untuk RS Indera dengan alasan kawasan tersebut adalah kawasan perkantoran. Padahal di RS Indera sudah ada poliklinik, puskemas, labolatorium. “Terus kalau dibuat perkantoran memangnya RS Indera mau dibongkar? Mau bikin kantor apa di situ? Kenapa dikatakan perkantoran padahal RS Indera itu sudah lama ada,” tegas Pastika.

Menurut Pastika, pihak Pemprov Bali tidak ada membangun rumah sakit yang baru, karena RS Indera adalah sudah lama. Hanya akan dikembangkan. “Kok nggak kasihan lho dengan penderita buta katarak yang antre memerlukan operasi. Kok nggak mikir mereka. Pokoknya bagi mereka itu kalau yang digagas Pastika itu membuat Pastika makin terkenal. Makanya nggak boleh jadi. Saya katakan, saya nggak mau terkenal kok,” tandas Pastika.

Pastika kasihan melihat penderita buta katarak yang antre menunggu operasi. Ratusan orang sudah bolak-balik karena ruangan yang terbatas. “Kalau saya sakit mata sih bisa saja operasi di tempat lain. Tetapi bagaimana dengan mereka yang miskin, kan mereka sangat berharap ke RS Indera,” tutur Pastika.

Dikatakan Pastika, kalau IMB pengembangan RS Indera terus diganjal maka tender untuk RS Indera akan dibatalkan. ”Pengembangan RS Indera ini dianggap bikin Mangku Pastika hebat. Padahal untuk menolong penderita buta katarak. Kalau tidak dapat jawaban hari ini (Selasa kemarin) maka tender saya batalkan,” ujar Pastika. 7 nv, nat