nusabali

Memperebutkan Bungkung Raja Mekorot

  • www.nusabali.com-memperebutkan-bungkung-raja-mekorot

Festival mengadu layang-layang, dikenal dengan mekorot, digelar ketiga kalinya di Buleleng tahun 2016.

Buleleng Gelar Festival Layang-layang Mekorot 2016


SINGARAJA, NusaBali
Ajang bergengsi ini akan memperebutkan ‘bungkung’ atau cincin platinum berlapis emas  berukir patung Singa Ambara Raja. Di samping kiri dan kanannya ada gambar layangan. Festival ini pun disebut perebutan gelar raja mekorot.

Sebagaimana lazim, mekorot merupakan lomba layang-layang tradisional khas Buleleng. Jika di Bali selatan, festival layang-layang melombakan bentuk, ukuran, kreasi dan gerak laying-layang. Di Buleleng lomba ini mempertaruhkan ketangkasan dan kekuatan layang-layang berukuran kecil dan bentuk standar, namun terus bertahan di udara. Layang-layang mana yang dapat bertahan paling lama di udara dan tidak putus, maka dialah yang menjadi pemenang.

Lomba Mekorot Festival yang dimotori oleh Junior Chamber Indonesia (JCI) Chapter Singaraja. Koordinator lomba, Anak Agung Wedatama Putra, Selasa (25/10), mengatakan mekorot festival tahun ini akan melibatkan ratusan peserta dari semua kalangan. Ada juga peserta dari luar Buleleng, seperti dari Tabanan, Jembrana, Karangasem, Bandung, dan Jember, Jawa Timur. ‘’Lomba ini merupakan salah satu upaya kita melestarikan permainan tradisional khas Buleleng yang selama ini tidak ada wadah resmi,” ujar Gung Weda.

Kata dia, mekorot merupakan tradisi yang tidak pernah mati di Buleleng. Setiap musim kemarau datang, seluruh lapisan masyarakat pasti menerbangkan layangan dan mengadunya di udara sampai layangan itu putus. Belakangan ini tradisi ini terancam punah, karena tidak banyak lagi orang-orang yang mau menerbangkan layangan karena kesibukan dan kecanggihan teknologi saat ini. Dengan ancaman tersebut melalui festival mekorot diharapkan tradisi ini dapat dihidupkan kembali.
 
Kata Gung Weda, panitia tidak membatasi penggunaan benang oleh peserta. Dengan kata lain, peserta diperbolehkan menggunakan benang gelasan, yang biasanya dilapisi dengan pecahan botol yang ditumbuk dan dipanaskan. Tujuannya, agar benang dapat tajam dan langsung memutus benang layangan lainnya saat beradu di udara. Panitia hanya menetapkan ukuran layang-layang standar, panjang 52 - 54 sentimeter.

Festival ini akan dilaksanakan 27 Oktober 2016 di Lapangan Mayor Metra Singaraja, Buleleng. Ratusan peserta akan mengikuti babak penyisihan, babak perempat final, dan babak final. Satu orang terbaik yang berhasil menumbangkan ratusan lawannya akan diadu kembali dengan pemenang festival mekorot tahun lalu hingga disebut raja mekorot.

Festival ini akan memperebutkan gelar Raja Mekorot 2016, dan pemenangnya berhak atas cincin mekorot yang merupakan cincin kebanggaan pekorot di Buleleng. Terkait cuaca yang tidak menentu, panitia pun sudah memperhitungkan segala sesuatunya, termasuk membatasi jam penerbangan layang-layang yang dipatok selesai pada pukul 14.00 Wita. Namun jadwal pelaksanaan festival ini masih dapat berubah sewaktu-waktu apabila cuaca tidak mendukung. * k23

Komentar