nusabali

Ditengarai Ada Misi Balas Dendam

  • www.nusabali.com-ditengarai-ada-misi-balas-dendam

Bakal ada calon alternatif yang muncul sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan jika Wirya dan Sukaja masih bergolak.

Musda DPD II Golkar Tabanan Berakhir Deadlock

TABANAN, NusaBali
Musyawah Daerah (Musda) DPD II Golkar Tabanan yang berakhir deadlock ditengarai ada misi balas dendam. Utamanya kepada Ketua Demisioner I Nyoman Wirya yang kembali maju sebagai calon. Wirya yang nyaris jadi pemenang diduga sengaja ‘dihabisi’ karena pada Musda DPD I Golkar Bali mengkhianati usulan 10 PK Golkar se-Kabupaten Tabanan yang menjagokan I Ketut Sudikerta. Sebaliknya, Wirya mengalihkan dukungan buat I Wayan Geredeg.

Sumber di internal Golkar Tabanan mengungkapkan, jauh sebelum Musda DPD II Golkar Tabanan digelar sudah ada usaha menjegal Wirya agar tak kembali nahkodai Beringin Tabanan. Sehingga sejumlah kader partai yang berseberangan dengan Wirya mencarikan calon kuat untuk mengalahkan calon incumbent. Adalah eks politisi PDIP, I Wayan Sukaja yang dinilai pas bisa menumbangkan Wirya. Begitu Sukaja melamar di Golkar Tabanan, eks sekretaris DPC PDIP Tabanan itu langsung dipertemukan dengan pengurus DPD I Golkar Bali di kawasan Sanur, Denpasar Selatan. “Ada gerakan untuk menumbangkan Wirya di Musda,” ungkap sumber NusaBali, Jumat (24/6).

Sejumlah Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar dan organisasi sayap yang mendirikan ataupun didirikan Golkar yang sakit hati suaranya dikhianati pilih dukung Sukaja sebagai calon ketua. Namun detik-detik terakhir, empat Ketua PK Golkar masing-masing PK Golkar Marga, PK Golkar Tabanan, PK Golkar Selemadeg, dan PK Golkar Pupuan ‘berkhianat’. “H-3 mereka menghilang, mungkin diculik untuk balikkan dukungan,” imbuh sumber ini. Jika keempat Ketua PK Golkar itu berkhianat, dipastikan Sukaja terpilih sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan periode 2016-2021.

Wakil Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, I Wayan Suasana juga menduga ada misi balas dendam pada Musda yang berakhir deadlock. “Belum ada empat bulan dukungan mereka (Ketua PK Golkar se-Tabanan) dialihkan. Ya namanya manusia pasti punya rasa membalas,” ungkap Suasana. Politisi asal Selemadeg yang dikenal sebagai balian ini bahkan menyebut ada calon alternatif yang bakal muncul sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan jika Wirya dan Sukaja masih bergolak.

Sementara Ketua PK Golkar Selemadeg Barat, Dewa Putu Gede Nuryasa SSos menuding Ketua PK Golkar Marga, Ketua PK Golkar Tabanan, Ketua PK Golkar Selemadeg, dan Ketua PK Golkar Pupuan sebagai biang kerok Musda DPD II Golkar Tabanan berakhir deadlock. Sebab keempat Ketua PK Golkar itu mengeluarkan dukungan ganda dan bersikap plintat plintut. Sempat mendukung Sukaja, kemudian menarik dukungan dan mengalihkan ke Nyoman Wirya, dan terakhir kembali mendukung Sukaja. “Namun saat Musda mereka kembali menarik dukungan buat pak Sukaja,” sesal Dewa Nuryasa.

Dewa Nuryasa bahkan menyebut keempatnya (Ketua PK Golkar Marga, Ketua PK Golkar Tabanan, Ketua PK Golkar Selemadeg, dan Ketua PK Golkar Pupuan) paling bertanggungjawab atas gagalnya pelaksanaan Musda DPD II Golkar Tabanan. “Mereka harus bertanggungjawab,” tegas Dewa Nuryasa. Ia menyesalkan sikap keempat Ketua PK Golkar Tabanan itu yang tidak punya jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab. Alasannya, selain sikap plin plan juga banyak bermanuver sehingga membuat kegaduhan di Golkar.

Sementara Ketua PK Golkar Pupuan, Dewa Gede Agung Wijaya mewakili Ketua PK Golkar Tabanan, Ketua PK Golkar Selemadeg, dan Ketua PK Golkar Marga, meluruskan dukungannya buat Wayan Sukaja. Dia menyebut dukungan 4 PK Golkar untuk Sukaja hanya untuk membantu mantan Ketua DPRD Tabanan periode 2004-2009 itu lolos sebagai Calon Ketua DPD II Golkar Tabanan. Sementara dukungan resmi 4 PK yang sebelumnya mendukung agar Sukaja lolos nyalon beralih kepada Ketua DPD II Golkar Tabanan demisioner, Nyoman Wirya.

Ia pun mencontohkan saat pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang diselenggarakan di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. “Waktu itu banyak dukungan tertulis untuk para calon Ketua Umum. Tapi yang sah, ya dukungan saat Munas,” ungkap Dewa Agung Wijaya. 7 k21

Komentar