nusabali

Derita Saraf Terjepit

  • www.nusabali.com-derita-saraf-terjepit

Olahraga rutin, seperti jalan kaki setiap hari, justru lebih memberi perlindungan terhadap terjadinya cedera saat mereka melakukan aktivitas yang tidak biasa.

Mungkin saja ini bukan nyeri biasa. Jika frekuensi nyeri termasuk sering dan menjalar ke bagian tubuh lain, bisa jadi itu gejala penjepitan saraf atau yang dikenal dengan nama saraf terjepit.

Saraf terjepit merupakan bagian dari nyeri punggung bawah atau low back pain. Pada tulang, ada bagian yang disebut diskus (bantalan atau sambungan di antara dua tulang) yang berfungsi semacam peredam beban (shockbreaker). Kalau diskus meleset dan bergeser, tulang langsung menekan saraf dan menimbulkan rasa nyeri yang amat sangat.

*Nyeri menjalar
Rasa nyeri tadi sangat khas. Nyeri dapat menjalar ke bagian tubuh lain sesuai penjalaran dari jaringan saraf yang terjepit. Apabila saraf yang terjepit berasal dari bagian leher, nyeri dapat menjalar sampai ke tangan. Jika nyeri berasal dari pinggang, penjalaran bisa sampai ke lutut, bahkan betis.

"Nyeri yang sangat khas disebut nyeri radikuler. Kadang pasien bisa menunjukkan dari mana dan sampai mana rasa nyeri tersebut menjalar," ungkap Dr Tiara Aninditha, Sp.S, ahli saraf dari RS Cipto Mangunkusumo. Bagian tubuh yang paling sering mengalami penjepitan saraf, tambahnya, adalah leher dan pinggang karena paling sering digunakan untuk bergerak.

"Sering kita menganggap saraf terjepit hanya dialami lansia yang semakin tua semakin rapuh tulangnya. Sebenarnya orang usia produktif pun dapat mengalami penjepitan saraf ini," tutur Dr Tiara.

Pada lansia, saraf terjepit bisa karena bantalan yang menyambungkan dua tulang menjadi elastis. Akibatnya, tulang langsung menekan tulang lain dan terjadi penjepitan saraf yang menimbulkan nyeri pada bagian tubuh tersebut. Saraf terjepit pada lansia juga dapat terjadi karena pengapuran atau tumbuhnya tulang muda yang runcing pada tulang belakang sehingga menekan saraf dan terasa sakit.

Osteoporosis (pengeroposan tulang) juga dapat menyebabkan saraf terjepit pada lansia. Pada osteoporosis, yang berkurang adalah massa tulangnya. "Jadi, ibarat tembok, semennya yang berkurang," tuturnya. Kasus nyeri pinggang jenis ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

*Posisi membungkuk
Pada usia produktif, biasanya saraf terjepit terjadi karena aktivitas harian yang terlalu berat. Sering mengangkat beban berat yang hanya bertumpu pada satu bagian tubuh akan membuat tulang di bagian tersebut tertekan dan mengenai saraf sehingga timbul nyeri.

"Posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan saraf terjepit. Kita sering duduk dengan posisi membungkuk. Ini salah. Posisi duduk yang baik adalah tegak dan menyandar," ujarnya.

Kelainan bentuk tulang punggung (skoliosis) juga dapat menjadi penyebab saraf terjepit. "Biasanya kelainan tulang punggung ini karena kebiasaan berdiri dan duduk yang salah sehingga tulang punggung jadi tidak lurus atau cenderung membungkuk," katanya.

*Kanker dan TB
Banyak kondisi lain yang dapat menimbulkan saraf terjepit, salah satunya tuberkulosis, biasa disingkat TBC atau TB. Kuman TB yang tak cepat ditangani dapat menyebar dan memakan tulang sehingga tulang jadi keropos dan langsung mengenai saraf.

Kanker dan tumor juga bisa menyebabkan saraf terjepit: "Pada kasus ini, kanker atau tumor sudah menyebar ke tulang sehingga jadi rapuh. Saraf terjepit langsung oleh tulang," ungkapnya.

Tak sedikit pula saraf terjepit akibat trauma jatuh. Seseorang yang pernah jatuh dengan posisi terduduk, kemungkinan dapat mengalami retak tulang belakang dan saraf terjepit. Nyeri punggung yang membuat gerak jadi terbatas ternyata akan dialami oleh orang-orang modern pada usia yang lebih muda. Hal ini disebabkan karena gaya hidup serba bermalas-malasan.

Pekerjaan kantoran yang lebih banyak duduk dan kurang berolahraga akan mengurangi kekuatan otot batang tubuh, sehingga kemampuan menyokong rangka juga ikut berkurang.

Ahli tulang belakang atau chiropractor di Inggris menemui lebih banyak pasien nyeri punggung dan rata-rata usia pasien adalah 37 tahun. Usia tersebut jauh lebih muda dibandingkan dengan sebelumnya.

"Usia orang yang mulai mengeluhkan sakit punggung 3-4 tahun lebih awal dibandingkan dulu," kata Tim Hutchful, chiropractor.


Jika dibandingkan dengan generasi orang dewasa muda saat ini, mereka yang sekarang sudah berusia 60 tahun, dinilai memiliki gaya hidup lebih aktif saat mereka berusia 30 tahun.

Survei yang dilakukan oleh British Chiropractic Association terhadap 2.100 pria Inggris menunjukkan, 82 persen responden pria hidup dengan nyeri punggung atau nyeri leher. Usia rata-rata mereka mulai mengalami keluhan itu adalah 37 tahun.

"Orang modern sekarang punya gaya hidup dimana sebagian besar tidak aktif dan sebagian lagi manik. Mereka berangkat kerja naik mobil, jalanan macet, lalu seharian duduk di belakang meja. Kemudian olahraga di akhir pekan," kata Hutchful.

Menurutnya, olahraga rutin, seperti jalan kaki setiap hari, justru lebih memberi perlindungan terhadap terjadinya cedera saat mereka melakukan aktivitas yang tidak biasa. Misalnya saja mengangkat benda yang berat atau olahraga yang jarang dilakukan.

Mereka yang mengalami saraf kejepit dan masih merasa takut untuk menjalani pengobatan seperti operasi, berikut tips untuk mengurangi rasa sakit dari gejala saraf kejepit:

* Penderita saraf kejepit sebaiknya tidur dengan beralaskan kasur yang keras. Jika di rumah hanya tersedia kasur yang empuk, maka dapat ditambah dengan triplek. Alas tidur yang keras dapat membuat tulang dan badan menjadi lurus. Apabila tidur dalam posisi miring sebaiknya kaki diluruskan dan sejajar dengan tubuh;

* Sebisa mungkin hindari mengangkat beban dengan berat lebih dari 3 kg, pasalnya pada saat tubuh mengangkakt beban yang terlampau berat dapat menyebabkan saraf yang kejepit menjadi semakin terjepit dan hal tersebut dapat meningkatkan rasa sakit;

*Apabila ada benda yang jatuh atau terletak di bawah, sebaiknya mengambilnya dengan posisi duduk di lantai atau jongkok. Sebisa mungkin hindari mengambil barang-barang yang terletak di bawah dengan posisi membungkukkan badan;

* Penderita saraf kejepit juga sebaiknya menhindari olahraga berat, seperti volley, lari hingga berkilo-kilo meter, dan sebagainya;

*Olahraga yang berat dapat diganti dengan melakukan olahraga ringan seperti berjalan santai disekitar rumah dengan durasi antara 5 – 10 menit. Misal di sekitar rumah terdapat palang sejajar, dapat juga dimanfaatkan untuk bergelayutan pada palang sejajar tersebut;

* Jenis olahraga lain yang sangat dianjurkan adalah renang. Gerakan dari olahraga renang ini dapat membuat ruas-ruas tulang semakin terbuka sehingga saraf yang terjepit dapat kembali normal;

* Menghindari jenis makanan dan minuman yang banyak mengandung kadar lemak, seperti es, jeroan, dan sebagainya;

* Penderita saraf kejepit sebaiknya mandi dengan menggunakan air hangat;

*Sebaiknya tidak mengendarai atau membonceng kendaraan roda dua. Jika terpaksa harus mengendarai atau membonceng kendaraan roda dua, sebisa mungkin tegakkan badan terutama saat bertemu dengan jalan berlubang, polisi tidur, ataupun jalanan yang bergelombang dan tidak rata;

* Jika ingin melakukan terapi, jangan sembarang memilih tempat terapi, karena jika terjadi salah pilih tempat terapi, alih-alih saraf kejepit sembuh justru dapat semakin parah. Untuk itu penting sekali memilih tempat terapi yang tepat dan ditangani para ahli yang benar-benar mumpuni pada bidang saraf kejepit. 7/beragam sumber

Komentar