nusabali

Polio Tak Kunjung Sembuh, Pekak Kuat Gantung Diri

  • www.nusabali.com-polio-tak-kunjung-sembuh-pekak-kuat-gantung-diri

Sakit polio yang diderita bertahun-tahun oleh I Wayan Kuat, 75, membuat kakek asal Banjar Surakarma, Desa/Kecamatan Kintamani, Bangli, putus asa hingga memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

BANGLI, NusaBali

Pekak Kuat ditemukan dalam keadaan gantung diri di pondokan Subak Lutungan, Banjar Surakarma, Jumat (10/11). Informasi yang terhimpun Ni Nyoman Rumani, 27, yang notaben keluarga Kakek Kuat, datang ke pondokan Kamis (9/10) sekitar pukul 18.00 Wita. Rumani datang untuk membawakan makanan. Ketika itu Pekak Kuat disuruh makan, namun melok alasanya belum lapar. Akhirnya makanan tersebut diletakan di samping Kakek Kuat yang saat itu duduk-duduk.

Selanjutnya Rumani meninggalkan Pekak Kuat seorang diri. Jumat sekitar pukul 07.30 Wita, Rumani kembali datang ke rumah Pekak Kuat, hanya saja pintu rumah dalam keadaan terkunci. Lantaran khawatir Rumani Made Budiana, 34, merupakan tetangga Pekak Kuat. Karena pintu terkunci Rumani dan Budiana membuka paksa jendela rumah.

Keduanya mendapati Pekak Kuat dalam posisi tergantung menggunakan seutas tali kain. Mendapati hal tersebut, kedua memanggil keluarga yang lain serta melaporkan kasus ke pihak kepolisian. Saat dikonfirmasi Kanit Reskrim Polsek Kintamani , AKP Dewa Gde Oka, membenarkan teradinya kasus bunuh diri itu. Pihaknya yang menerima laporan langsung turun bersama tim medis dari Puskesmas 1 Kintamani.

Disampaikan dari hasil olah TKP dan pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda- tanda kekerasan pada tubuh korban, “Hasil pemeriksaan medis pada tubuh korban ada bekas jeratan pada leher, lidah menujulur dan keluar kotoran dari anus serta keluaran cairan sperma," ungkap AKP Dewa Oka.

Lanjutnya, berdasarkan keterangan saksi- saksi dikeatahui kalau korban sudah bercerai dengan istrinya sejak 15 tahu lalu, karena tidak memilki anak korban tinggal sendirian dirumah di Pondokan Subak Lutungan.

Dikatakan bahwa pihak keluarga sudah menyarankan korban untuk tinggal bersama keluarag besarnya di desa, namun korban menolak dan memilih tinggal sendirian di pondokan, sehingga pihak keluarga bergantian membawa makanan untuk korban, karena korban sendiri menderita sakit polio. "Dugaan korban bunuh diri karena mengalami depresi, akibat penyakit polio yang dideritanya. Pihak keluarga pun menolak melakukan outopsi, dan menganggap kematian korban sebagai sebuah musibah," imbuhnya. *e

Komentar