nusabali

Klungkung Mendominasi Juara Seni Lukis Wayang Klasik Bali di PKB XLIII

  • www.nusabali.com-klungkung-mendominasi-juara-seni-lukis-wayang-klasik-bali-di-pkb-xliii

DENPASAR, NusaBali.com – Kabupaten Klungkung menunjukkan potensi bibit-bibit pelukis wayang klasik.

Terbukti dalam lomba seni lukis wayang klasik Bali di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII mendominasi pemenang. Lomba yang diperuntukkan bagi pelajar tingkat SMP ini dikuti oleh 19 peserta. Mereka menunjukkan ketrampilan melukisnya dalam lomba yang dilaksanakan di Gedung Citta Kelangen, ISI Denpasar, Senin (21/6/2021).

Juara pertama akhirnya diraih Luh Putu Kusuma Pranitya, siswa SMP 3 Semarapura. Juara II I Made Danan Adi Laksana (SMP 2 Semarapura) dan disusul juara III Ida Ayu Putu Somadya Jati Gayatri (SMP 3 Denpasar).

“Saya berlatih dengan tema yang sudah diberikan, selama kurang lebih 1 bulan, saya sangat mempersiapkan diri pada kejuaraan ini, karena saya memang menyukai dunia seni rupa ini,” ujar Luh Putu Kusuma Pranitya.

Konsep lomba lukis wayang ini sejalan dengan PKB XLIII yakni ‘Prananing Wana Kerthi’. Dan yang menjadi penilaian adalah kesesuaian konsep, warna, garis, dan komposisi serta postur dari tokoh pewayangan klasik Bali.

Namun para peserta ternyata dominan salah menafsirkan konsep dari tema lomba itu sendiri, hal tersebut yang membuat beberapa peserta tidak layak untuk dinilai karena karyanya dinilai keluar dari tema. “Hal tersebut jangan dianggap hal yang buruk, namun hal tersebut harus dijadikan pelajaran yang berharga bagi para peserta untuk memahami konsep dan tema di suatu ajang perlombaan,” ungkap I Made Bendi Yudha, salah satu juri lomba tersebut.



Lomba lukis wayang klasik Bali berlangsung selama 240 menit, peserta tidak diperkenankan membawa contoh dari rumah masing-masing, dan peserta sudah disediakan kertas khusus lomba yang nantinya akan digunakan sebagai media menggambar, para pembina pun tidak diperkenankan mendampingi pesertanya dengan tujuan agar karya yang dihasilkan murni tertuang dari ide masing-masing peserta.

Adapun juri yang bertugas untuk menilai para peserta lomba yakni I Wayan Gulendra, Jero Mangku Wayan Muliarsa, dan I Made Bendi Yudha. “Konsep dari lomba kali ini yakni ‘kehidupan’ itu sendiri, diolah sedemikan rupa dalam bentuk pewayangan klasik Bali, dengan memperhatikan gesture, penokohan, dan postur dari karakter yang diciptakan, sesungguhnya tema kehidupan tersebut mengambil filosofi Eka Pramana (tumbuhan), Dwi Pramana (hewan) dan Tri Pramana (manusia) masyarakat Hindu di Bali. “Apabila peserta sudah mewujudkan karya yang masuk dengan tema tersebut, maka penilaiannya pun akan semakin tinggi,” ujar I Wayan Gulendra.

I Wayan Gulendra sebagai salah satu juri lomba lukis tersebut berharap agar generasi muda Bali lebih antusias dalam menjaga budaya yang dimiliki, salah satu wujudnya adalah aktif mengikuti lomba-lomba seperti ini.

“Para peserta memiliki potensi yang bagus, di umur tingkat SMP karya yang diciptakan pada saat lomba kali ini sudah termasuk bagus, kami dari juri lomba turut menyaksikan perkembangan dari berbagai era, dan tentunya masing-masing era mempunyai karakternya sendiri, seperti kali ini juara didominasi oleh Kabupaten Klungkung, yang memang terkenal dengan ciri khas Wayang Kamasan, para peserta yang berasal dari Kabupaten Klungkung saya yakin sudah biasa dengan lingkungan seni, sangat terlihat dari karya yang dihasilkan merupakan gaya dari Wayang Kamasan Kabupaten Klungkung,” ujarnya. *rma

Komentar