nusabali

Bermain Meriam Pipa, Mata Bocah SD Terancam Buta

  • www.nusabali.com-bermain-meriam-pipa-mata-bocah-sd-terancam-buta

Jika sebelumnya, I Kadek Ardita, 8, asal Kintamani, Bangli harus rela kehilangan tangan kanannya setelah hancur terkena ledakan mercon.

DENPASAR, NusaBali

Kini, giliran I Komang Angga Putra,9, asal Banjar Cemenggon, Desa Penarungan, Mengwi, Badung harus dirawat di IGD RSUP Sanglah, Rabu (21/12) karena mengalami luka pada mata sebelah kirinya saat bermain meriam pipa bersama teman-temannya.

Anak ketiga dari 4 bersaudara pasangan Wayan Sentra dan Made Suartini ini, mengalami pembengkakan pada mata sebelah kirinya hingga dikatakan mengenai retina yang dapat membahayakan penglihatannya, bahkan terancam buta. Bocah kelas tiga di SDN 3 Penarungan ini diketahui memang sering bermain meriam pipa yang menggunakan spritus agar bisa meledak.

"Anak saya bermain di tetangga tadi. Tiba-tiba sekitar jam 2 siang tetangga saya ngajak pulang ke rumah dengan mata terpejam. Kata anak saya matanya gelap. Tetangga saya bilang pas bermain meriamnya tidak bisa meledak, Angga malah melihat ujung lubang meriam itu, pas dilihat meriam pipa itu malah meledak," ujar ibu korban, Suartini saat ditemui di luar IGD RS Sanglah, kemairn.

Mengetahui hal itu, Suartini dan suaminya segera melarikan putranya ke RSUD Mangusada (RS Kapal) yang selanjutnya dianjurkan untuk dirujuk ke RS Sanglah karena kondisi matanya sudah mengalami pembengkakan hingga bola matanya. "Di RS Kapal katanya anak saya harus bawa ke (RS) Sanglah. Mata anak saya memang sudah ada goresan putih pada bola matanya yang warna hitam. Saya kan takut kalau anak saya operasi. Apalagi saya hanya memakai Jamkesmas sekarang. Kartu Badung Sehat belum keluar. Mudah-mudahan tidak sampai operasi," ucapnya, sedih.

Sementara ayah korban, Wayan Sentra, mengatakan pihak dokter RS Sanglah harus menunggu putusan dokter untuk kejelasannya dan apakah diopname atau rawat jalan. "Katanya masih berunding. Tadi juga sudah di scant tapi belum ada pemberitahuan dokter. Anak saya bandel sekali, soalnya dulu juga sudah pernah dijarit pada pelipis kirinya tetap saja masih nakal nggak bisa dibilangin," terang mantan petugas PD Parkir di RSUD Wangaya itu.

Dari pantauan NusaBali, kemairn, terlihat Angga tidak bisa diam menahan rasa panas pada matanya. Sesekali ia ingin membuka mata namun sepertinya tidak tahan karena kelopak mata kirinya juga terlihat melepuh akibat ledakan keras tepat mengenai matanya itu. Sesekali saat diberikan tisu basah ditempelkan pada matanya ia baru mau diam.

Sebelumnya I Kadek Ardita, 8, asal Banjar Balingkang, Desa Songan, Kintamani, Bangli. Bocah SD ini harus rela kehilangan tangan kanannya setelah hancur terkena ledakan mercon yang dimainkannya bersama teman-temannya di depan Pura Dalem Balingkang, Minggu (18/12). Naasnya, saat mercon dinyalakan oleh temannya, mercon yang dipegangnya keburu meledak dan menghancurkan tangan kanannya.

Menurut paman korban, Jero Renon, saat ditemui di IGD RSUP Sanglah, Senin (19/12), setelah ledakan dan tangan keponakannya itu hancur, Ardita malah melongo mengatakan, tangannya hilang tanpa tangisan ataupun rasa sakit. "Tangannya benar-benar hancur kayak 'luluh sate' hanya tinggal kelingkingnya saja yang tersisa sedikit, itu juga tidak bisa dipertahankan karena terlalu parah," ucapnya, sedih.

Dikatakan, tangan Ardita terpaksa diamputasi karena lukanya sangat parah dan tidak bisa dipertahankan. Kalaupun dipertahankan, keponakannya itu hanya memiliki kelingking.  “Dipotong pada pergelangan tangan kanannya untuk mengantisipasi terjadi infeksi yang lebih parah lagi,” ujarnya. * cr63

Komentar