nusabali

AirNav Prediksi Penerbangan Naik 20 Persen

  • www.nusabali.com-airnav-prediksi-penerbangan-naik-20-persen

Lonjakan 20 persen di Bandara Ngurah Rai diprediksi terjadi menjelang libur akhir tahun. Diperkirakan sejumlah maskapai akan melakukan penambahan extra flight.

MANGUPURA, NusaBali

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau AirNav Indonesia Cabang Denpasar, Bali, memprediksi terjadi lonjakan lalu lintas pergerakan pesawat hingga 20 persen menjelang libur panjang akhir tahun di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.

“Kami prediksi terjadi peningkatan traffic (lalu lintas pesawat) jelang akhir tahun mencapai 20 persen dari total rata-rata pergerakan pesawat harian,” kata General Manager AirNav Indonesia Denpasar Maskon Humawan, ditemui pada pertemuan regional operator navigasi penerbangan Asia Pasifik (Canso) di Jimbaran, Kecamatan Kuta, Selasa (22/11).

Menurut dia, rata-rata pergerakan pesawat baik yang tinggal landas maupun mendarat di Bali per hari mencapai 400 pesawat. Ia memprediksi peningkatan penerbangan itu akan dilakukan maskapai penerbangan melalui penambahan jadwal atau extra flight.

Dia menjelaskan bahwa slot atau ruang untuk penerbangan tambahan biasanya diarahkan pukul 21.00 Wita ke atas, karena pada waktu tersebut jadwal penerbangan sudah mulai berkurang. “Kalau pada jam tersebut masih banyak kapasitas yang bisa digunakan,” imbuhnya.

Sebagian besar, lanjut dia, maskapai penerbangan yang melayani rute dari China dan Australia serta beberapa rute penghubung dari Eropa yang dilayani maskapai Emirates Airlines, memanfaatkan penerbangan tambahan itu. Mengantisipasi lonjakan lalu lintas penerbangan itu pihaknya memastikan seluruh peralatan pendukung lalu lintas pesawat bekerja optimal.

Sementara Direktur Utama AirNav Indonesia Bambang Tjahjono, menjelaskan, AirNav Indonesia menginvestasikan Rp 2,2 triliun, salah satunya untuk modernisasi peralatan selama 2016. Anggaran tersebutdialokasikan untuk program modernisasi peralatan atau IMANS di antaranya seperti komunikasi, navigasi, dan pengawasan. Selain itu juga meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia, restrukturisasi ruang udara dan pemenuhan regulasi serta kerja sama dengan institusi dalam negeri serta antarnegara.

Inovasi juga dilakukan untuk efisiensi pelayanan di antaranya dengan inovasi peralatan Automatic Dependent Surveillance-Broadcasting (ADS-B) teknologi. Untuk mengetahui posisi pesawat atau semacam GPS berbasis satelit. Dengan ADS-B, maka maskapai penerbangan dapat melakukan penghematan bahan bakar karena dapat menekan delay atau jadwal penerbangan yang tertunda.

“Kami sudah menggunakan metode itu supaya hubungan antarkota lebih lancar lagi sehingga jumlah delay bisa dikurangi,” kata Bambang. Dengan aplikasi itu, pengelola juga dapat mengetahui posisi pesawat termasuk mengidentifikasi pesawat sebagai salah satu cadangan di samping memanfaatkan radar.

Bambang menjelaskan inovasi lain yang dilakukan yakni memanfaatkan aplikasi kronos untuk slot penerbangan. Aplikasi ADS-B, lanjut dia, telah terpasang di 32 bandara di seluruh Indonesia, termasuk di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Bambang menuturkan bahwa lalu lintas penerbangan terpadat di Indonesia yakni di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, dengan rata-rata lalu lintas penerbangan per hari mencapai 1.100 hingga 1.200 penerbangan baik pesawat lepas landas dan mendarat.

Dengan jumlah lalu lintas harian yang mencapai ribuan tersebut menjadikan bandara internasional Jakarta itu sebagai bandara tersibuk di Indonesia. Bandara dengan kepadatan lalu lintas penerbangan lainnya yakni Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dengan rata-rata lalu lintas pesawat lepas landas dan mendarat mencapai 400 unit per hari.

“Pesawat yang lepas landas dan mendarat di Bali per harinya mencapai 400 pergerakan, jadi per jam kapasitas mencapai 25 pergerakan pesawat,” kata Maskon. Dengan kepadatan lalu lintas penerbangan tersebut, AirNav Indonesia mendorong penguatan kerja sama khususnya di kawasan regional Asia Pasifik apalagi di kawasan itu melayani 85 persen ruang udara di dunia.

Apalagi di kawasan tersebut juga diproyeksi bahwa dalam 20 tahun mendatang, pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia terpusat di Asia Pasifik dengan laju pertumbuhan mencapai sekitar 5,7 persen setiap tahunnya. * ant, cr64

Komentar