nusabali

Devisa Komoditas Hortikultura 'Melayang'

  • www.nusabali.com-devisa-komoditas-hortikultura-melayang

Tak ada penerbangan langsung, eksportir terhambat kirim barang ke empat negara

DENPASAR,NusaBali
Kebijakan setop penerbangan langsung ke Bali karena pandemi Covid-19, membuat eksportir komoditas hortikultura  Bali gigit jari. Mereka tidak bisa melakukan pengiriman ke negara tujuan, karena faktor penerbangan langsung. Akibatnya devisa dari ekspor komoditas hortikultura melayang.

Informasi dari kalangan eksportir, setidaknya ada 4 negara tujuan ekspor yang permintaannya tidak bisa dipenuhi akibat persoalan transportasi udara ini. Negara- negara tersebut adalah China atau Tiongkok, yang merupakan pasar tetap atau rutin. Selanjutnya beberapa pasar baru yang potensial yakni Rusia, negara- negara di kawasan Timur Tengah seperti Qatar, Arab Saudi dan Brasil.

Permintaan juga sama, yakni produk hortikultura, yakni buah dan sayur. Untuk ke kawasan Timur Tengah permintaan sekitar 100 ton per pekan. Produknya komoditas campuran. Tidak hanya buah, tetapi juga sayur-mayur.

“Itu karena kebutuhan penting, sehingga banyak diminta,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) I Wayan Sugiarta, Jumat (8/1).

Namun karena tidak ada penerbangan langsung ke negara- negara tersebut, eksportir tidak bisa melakukan pengiriman. Untuk pengiriman harus menggunakan kargo. Tidak mungkin menggunakan wadah atau media lainnya, mengingat komoditas  hortikultura  merupakan produk yang tidak tahan lama.

“Jika kelamaan akan rusak atau malah membusuk,”ungkapnya. Karena itu Sugiarta berharap segera ada penerbangan langsung ke Bali, sehingga ekspor Bali pulih kembali sebagaimana sebelumnya.

Memang karena faktor cuaca dan kondisi di lapangan tak semua produk atau komoditas tersedia memadai. Diantaranya manggis dan durian. Sedang yang lainnnya seperti jenis buah-buahan mulai ada, meski jumlahnya tidak banyak. “Kalau ekspor bisa kumpulkan dari pengepul,” ujarnya.

Sementara di lapangan sudah mulai memasuki musim panen untuk beberapa jenis buah di Bali. Antara lain mangga, salak, juga buah naga  dan manggis. Namun karena faktor cuaca, beberapa diantaranya mengalami kemunduran panen.

“Tetapi kalau memang ada permintaan eskpor bisa kumpulkan  produknya bersama teman- teman,” kata  Arif, seorang petani horkultura di Tabanan.

Dia menuturkan akibat cuaca yakni sering hujan menyebabkan tanaman buah alami kelambatan panen. *K17.

Komentar