nusabali

Kehilangan Istri dan Anak, Menangis di Pelukan Bupati

  • www.nusabali.com-kehilangan-istri-dan-anak-menangis-di-pelukan-bupati

Delapan (8) jenazah korban ambruknya Jembatan Kuning penyeberangan Nusa Ceningan-Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung sudah dipulangkan ke rumah duka dari Puskesmas Nusa Penida II di Desa Lembongan, Senin (17/10).

Suryadita mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum musibah maut ini. Yang ada, dia hanya merasa tidak rela keluarganya melintas di Jembatan Kuning. ternyata, istri dan anaknya jadi korban. Hingga Senin kemarin, jenazah ibu dan anaknya ini masih disemayamkan di rumah duka dengan pengawet dari es batu. Rencananya, jenazah mereka akan akan diaben di Setda Desa pakraman Jungut Batu pada Wraspati Pon Krulut, Kamis (20/10) lusa. “Untuk prosesinya kita akan terlebih dulu minta petunjuk kepada Ida Sulinggih,” kata Suryadita.

Sementara itu, duka mendalam juga dialami passangan I Gede Sulianta dan Ni Ketut Wirati, pasutri yang tinggal di Banjar Ancak, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Dalam musibah ambruknya Jembatan Kuning, mereka kehilangan dua anaknya yang masih bocah: Ni Putu Putri Krisna Dewi, 9 (siswi Kelas III SDN 3 Lembongan) dan Ni Kadek Mustika Safitri, 6 (siswi TK).

Saat kejadian, pasutri Gede Sulianta-Ketut Wirati bersama 3 anaknya, termasuk di bungsu I Komang Giri Mahesa Pramasta, 1,5, melintas di Jembatan Kuning hendak tangkil ke Pura Bakung. Karena di jaba Pura Bakung banyak ada arena aktivitas bermain untuk anak-anak, maka ketiga anak mereka ngebet ingin tangkil dengan tetap menggunakan pakaian adat. Naas, sebelum sampai tujuan, jembatan penghubung Nusa Ceningan-Nusa Lembongan keburu ambruk. “Kami berlima jatuh ke laut secara bersamaan,” tutur Sulianta kepada NusaBali, Senin kemarin.

Ketika kecemplung ke tengah laut, Sulianta hanya sempat menyelamat putra bungsunya yang baru berusia 1,5 tahun, Komang Giri. Sedangkan sang istri berhasil diselamatkan warga. Namun, dua anaknya yang lain tewas karena jatuhnya cukup jauh. Sulianta mengakui sempat meminum air laut, karena harus menyunggi putra bungsunya agar tidak tenggelam. “Saya rela mati yang penting anak dan istri saya bisa selamat,” kenang pria yang kesehariannya bekerja di vila kawasan Lembongan ini.

Di sisi lain, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta berserta jajarannya Senin kemarin me-nyambangi satu per satu keluarga korban meninggal msubah ambruknya Jembatan Kuning. Bupati Suwirta juga memberikan uang santunan sebagai bentuk kepedulian. “Ini bentuk kepedulian kami dari pemerintah terhadap korban yang terkena musibah,” ujar Bupati asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan ini.

Dalam kesempatan itu, PLN Bali area Bali Timur dan Rayon Klungkung juga berkunjung dan memberikan bantuan dana kepada korban musibah jembatan runtuh tersebut.  wa

Komentar