nusabali

Pohon Roboh, 1 Tewas, 3 Luka

  • www.nusabali.com-pohon-roboh-1-tewas-3-luka

Korban tewas beserta kedua orangtuanya baru bisa dievakuasi dari reruntuhan 7 jam setelah pohon Kepuh roboh.

Korban Iqbal Maulana langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP dalam kondisi luka berat, karena tertindih batang pohon roboh. Balita malang berjenis kelamin lelaki ini mengalami luka terbuka di seluruh anggota gerak. Sedangkan kedua orangtuanya, Muhamad Supriadi dan Turminiati Ningsih, serta Judin alias Har, yang mengalami luka-luka, langsung dilarikan ke RS Sanglah, begitu berhasil dievakuasi.

Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Denpasar, Basarnas, dan kepolisian terjun ke lokasi TKP di Setra Desa Pakraman Sesetan berselang 30 menit pasca pohon roboh. Namun, upaya evakuasi secara manual sulit dilakukan, karena ukuran pohon roboh yang cukup besar. Setelah diterjunkan alat berat, barulah evakuasi para korban bisa dilakukan. Upaya evakuasi hingga tuntas memerlukan waktu selama 7 jam.

Data yang dihimpun NusaBali, korban pertama yang berhasil dievakuasi adalah Judin alias Har. Pemulung berusia 60 tahun asal Jember, Jawa Timur ini berhasil dievakuasi, Minggu subuh sekitar pukul 05.00 Wita dan langsung dilarikan ke RS Sanglah.

Disusul kemudian korban Turmiati Ningsih, yang berhasil dievakuasi Minggu pagi pukul 07.00 Wita. Selanjutnya, korban Muhamad Supriadi (suami dari Ningsih) baru bisa dievakuasi sekitar pukul 09.00 wita. Sementara putra semata wayang mereka, Iqbal Maulana, baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 09.30 Wita, dalam kondisi sudah tewas.

Sekertaris BPBD Kota Denpasar, I Made Prapta, mengatakan begitu menerima laporan perihal ada petaka pohon tumbang, pihaknya langsung mengerahkan anggota ke lokasi TKP di areal Setra Desa Pakraman Sesetan. Awalnya, petugas BPBD berusaha mencari korban selamat.

Menurut Made Prapta, saat itulah anggota BPBD mendapati sorang korban selamat, Junidi alias Har, yang dalam keadaan tak berdaya. Dalam pencarian selanjutnya, petugas kewalahan dan tidak bisa berbuat banyak lantaran ketiga korban berada tepat di bawah pohon tumbang dan reruntuhan rumah bedeng.

“Harus menunggu alat berat untuk melakukan evakuasi. Korban satu keluarga beranggotakan tiga orang (pasutri Muhamad Supriadi-Turmiati Ningsih dan balita Iqbal Maulana, Red) yang paling parah. Mereka terjebak di bawah reruntuhan dan dahan pohon. Kedua orangtuanya ditemukan selamat, sementara anaknya sudah meninggal,” ungkap Made Prapta di sela-sela upaya evakuasi di lokasi musibah, Minggu pagi.

Sebetulnya, kata Made Prapta, alat berat sudah diterjunkan ke lokasi, Minggu pagi pukul 06.30 Wita. Namun, alat berat tersebut tidaklangsung digunakan, lantaran dinilai membahayakan keselamatan kedua korban yang masih hidup di bawah reruntuhan. Karenanya, ratusan petugas gabungan kemudian melakukan pembongkaran secara manual dan hati-hati.

“Syukurlah, evakuasi korban bisa diselesaikan pukul 09.30 Wita atau selama 7 jam sejak pohon roboh. Pasangan suami istri yang tertimpa pohon roboh berhasil diangkat dalam kondisi selamat dan langsung dibawa ke RS Sanglah,” katanya.

Terkait penyebab robohnya pohon Kepuh tua di areal Setra Dalem Desa Pakraman Sesetan, menurut Made Prapta, terjadi akibat beberapa faktor. Salah satunya, batang dan akar pohon Kepuh sudah lapuk akibat dimakan usia, meskipun daunnya masih rimbun. Karenanya, begitu hujan lebat, batang pohon tidak sanggup menyangga beban berat hingga akhirnya roboh, apalagi jika ada tiupan angin. Sebelum pohon Kepuh berusia ratusan tahun ini roboh, hujan memang sempat mengguyur kawasan Sesetan dan sekitarnya, sejak Sabtu (24/9) dinihari.

Sementara itu, menurut kesaksian I Nyoman Suradnya, 56, warga Banjar Tengah, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan, bukan sekali ini pohon Kepuh di areal setra tersebut tumbang. Sekitar tahun 2012 silam, salah satu dahan pohon Kepuh juga roboh.

Ketika itu, kata Nyoman Suradnya, petaka pohon tumbang menyebabkan seorang pemulung tewas di lokasi. “Korban kala itu langsung tedas mengenaskan saat tengah beraktivitas dui gudang rongsokan sebelah selatan setra,” kenang Suradnya kepada NusaBali.

Berselang 2 tahun kemudian, yakni pada 2012, kata Suradnya, kembali terjadi petaka rating pohon Kepuh ambruk di areal setra ini. Untungnya, saat itu tidsak ada korban jiwa maupun terluka. “Yang jadi korban saat itu adalah 9 ekor babi mati ditimpa pohon roboh,” cerita Suradnya, yang rumahnya tidak jauh dari areal Setra Desa Pakraman Sesetan. * dar

Komentar