nusabali

Enam Bayi Lahir di Hari Kemerdekaan

  • www.nusabali.com-enam-bayi-lahir-di-hari-kemerdekaan

Enam bayi lahir tepat pada HUT ke-71 Kemerdekaan RI, Rabu (17/8), di RSUD Buleleng. Seluruh bayi lahir selamat terdiri dari tiga bayi laki-laki dan tiga perempuan.

SINGARAJA, NusaBali
Walaupun mereka lahir di hari yang sangat spesial, belum ada pelayanan khusus yang didapatkan bayi-bayi beruntung tersebut. Mereka adalah bayi Luh Hening Suarni,20, warga Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Ia melahirkan bayi laki-laki berat 2,9 kilogram pada pukul 05.50 Wita. Devi Atulain,27, asal Kampung Singaraja, Buleleng, melahirkan bayi perempuan berat 3,7 kilogram pada pukul 01.20 Wita. Ketut Asrini,26, warga Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng melahirkan bayi laki-laki berat 2,6 kilogram pukul 03.45 Wita, secara normal.

Tiga ibu lainnya melahirkan bayi melalui operasi Sectio Caesarea (SC) yakni Luh Sumanadi,21, warga Desa Poh Bergong, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dengan bayi perempuan berat 3,6 kilogram pada pukul 09.20 Wita. Seorang bayi perempuan lainnya dilahirkan oleh Ketut Sukrasani,43, warga Desa Sangsit, berat 3,5 kilogram pada pukul 01.15 Wita, dan Ririn,29, warga Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, melahirkan bayi perempuan berat 3,2 kilogram pada pukul 12.00 Wit.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Buleleng dr Putu Sudarsana, Rabu (17/8) mengatakan semua ibu melahirkan bayi sehat, tanpa ada kelainan satu pun. Pihaknya juga mengatakan sejumlah ibu harus menempuh jalan SC, mengingat sejumlah pertimbangan seperti usia dan penyakit lainnya yang tidak memungkinkan untuk mereka melahirkan normal. “Semua lahir dengan selamat lengkap dan tanpa gangguan apapun tepat di hari kemerdekaan RI,” ujarnya.

Ia mengatakan tidak ada pemberlakuan khusus baik pemotongan biaya persalinan atau hadiah terkait dengan pasien yang melahirkan tepat di hari kemerdekaan ini. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Direktur RSUD Buleleng dr Gede Wiartana yang dikonfirmasi petang kemarin. “Tidak ada pemberlakuan khusus tetapi kedepannya kami akan canangkan untuk memberikan sedikit kenang-kenangan khusus yang lahir di hari kemerdekaan,” kata Wiartana.

Seorang pasien Luh Hening Suarini yang didampingi suaminya Made Budiasa, mengaku sangat berbahagia pasca kelahiran putra pertamanya di hari kemerdekaan Indonesia. Meski hingga sore kemarin mereka belum menentukan siapa nama bayi mungilnya, panggilan Gede sudah dikantongi bayi bersodiak Leo tersebut.

Budiasa yang buruh bangunan ini mengatakan, anaknya yang terlahir normal memang diperkirakan lahir pada tanggal 17 Agustus oleh seorang bidan di Puskesmas Sukasada. Di Puskesmas  itu ia biasa mengontrol kehamilan sang istri. Tidak ada perjalanan dan cerita berkesan yang dialaminya semasa hamil.

Hening mulai berkontraksi pada Rabu (17/8) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita. Saat itu ia yang berencana akan melahirkan di bidan karena faktor ekonomi, datang langsung ke rumah sakit karena bidan yang biasa menangani kehamilan Hening sedang tidak di tempat. Kedua orangtua baru ini pun menggunakan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) untuk meringankan biaya persalinan. Hingga anaknya terlahir pada pukul 05.50 Wita, ibu dan bayi masih dirawat di ruang perawatan Melati 2 RSUD Buleleng. “Karena tadi pertama kontraksi gedor bidannya tidak ada akhirnya memilih ke rumah sakit saja,” kata Budi.

Pihaknya tidak dapat berharap banyak dengan kelahiran putranya di hari kemerdekaan Indonesia, kepada pemerintah. Mereka hanya memimpikan kelak anak pertamanya tersebut dapat berjuang dan mampu meraih cita-cita hingga menjadi kebanggaan keluarga. * k23

Komentar