nusabali

Belum Sebulan, Museum Terorisme Sudah Dikunjungi 2.703 Orang

  • www.nusabali.com-belum-sebulan-museum-terorisme-sudah-dikunjungi-2703-orang

Belum sebulan beroperasi Museum Penanggulangan Terorisme pertama di Indonesia milik Polda Bali sudah banyak dikunjungi.

DENPASAR, NusaBali

Sejak dibuka secara resmi pada 27 November 2019 museum yang menggambarkan kekerasan terorisme itu tercatat sudah dikunjungi 2.703 orang.

Pengunjungnya dari berbagai kalangan, baik pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Kaur Mitra Subbid Penmas Bid Humas Polda Bali, Kompol I Made Swanjaya dikonfirmasi, pada Jumat mengungkapkan museum yang berada di Jalan WR Supratman, Kawasan Tohpati, Kecamatan Denpasar Timur itu dipandu oleh Briptu Ni Putu Surya Devita. Dari catatannya setiap harinya museum kebanggaan masyarakat Bali itu selalu dibanjiri pengunjung. Dimana pengunjung yang paling banyak adalah pelajar dari berbagai sekolah di Denpasar.

"Museum yang dibangun pertama di Indonesia dan yang diekspose pertama ke dunia ini dibuka setiap hari untuk umum dari pukul 08.00-17.00 Wita. Para pengunjuk diajak untuk melihat dokumentasi aksi terorisme tahun 2002 hingga 2019 dan foto-foto para pelaku terorisme," tuturnya.

Dikatakan pada museum tersebut banyak ilmu secara digital forensik, analisis, dan belajar barang berbahaya. Menurutnya hal itu yang menjadi Museum Penanggulangan Teroris banyak dikunjungi. "Museum ini untuk mengingatkan masyarakat Indonesia, khususnya Bali, bahwa teroris adalah musuh bersama, bukan hanya penegak hukum," tuturnya.

Sebelumnya Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose mengatakan ide awal dibangunnya Museum Penanggulangan Terorisme ini untuk mengenang peristiwa kekejaman teroris. Di Indonesia, aksi kekejaman teroris paling dahsyat terjadi saat peristiwa Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 malam dan Bom Bali II pada 1 Oktober 2005 di Kuta dan Jimbaran.

Selain itu, pembangunan museum ini juga untuk mengenang para tokoh penanggulangan terorisme, anggota kepolisian yang gugur akibat serangan teroris, dan masyarakat sipil yang jadi korban teror.

Di museum ini terdapat duplikat mobil L 300 warna putih berisi bom dan TNT seberat 1 ton yang dulu diledakkan saat serangan teror di Sari Club dan Paddy’s Legian, Kecamatan Kuta, Badung, 12 Oktober 2002 malam. Mobil L 300 ini sempat dikemudikan oleh Ali Imron.

Selain itu, juga dipajang sepeda motor Yamaha F1Z R warna merah yang digunakan teroris Ali Imron untuk melakukan survei lokasi, sebelum meledakan bom di Legian atas perintah trio Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Gufron. Ada pula pajangan foto-foto penanganan serangan teroris di berbagai tempat di Indonesia. *pol

Komentar