nusabali

Nadiem Nilai SDM Indonesia Lambat dan Tak Disiplin

  • www.nusabali.com-nadiem-nilai-sdm-indonesia-lambat-dan-tak-disiplin

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bicara tentang sejumlah masalah pada sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama anak muda.

JAKARTA, NusaBali

Masalah itu antara lain dari produktivitas yang lambat hingga tidak disiplin. Awalnya Nadiem bercerita tentang salah satu perusahaan yang mengirim tenaga medis Indonesia ke Jepang. Namun, selang beberapa bulan, mereka dipulangkan karena kerjanya lambat.

"Saya ada contoh a satu perusahaan mengirim perawat ke Jepang dalam waktu tiga bulan dikirim kembali ke kita. Waktu ditanya kenapa? Mereka bilang pengetahuannya hebat, skill-nya baik sekali, lalu kenapa? Kurang cepat kerjanya. Kalau kaum ekonomis menyayangkan itu produktivitas Indonesia low," ujar Nadiem saat menjadi salah satu pembicara di Ballroom The Ritz Carlton Hotel Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, seperti dilansir detik, Kamis (28/11).

Menurutnya, masalah lambat dan tidak disiplin itu terjadi pada semua jenis pekerjaan, mulai dari pembantu rumah tangga hingga perancang perangkat lunak. Masalah tidak disiplin hingga suka menumpuk pekerjaan kerap ditemui.

"Itu bukan hanya formula, di sehari-hari level produktivitas pekerja kita dari pembantu rumah tangga sampai software engineer, yang dibilang karakter untuk bekerja keras, ingin lebih baik lagi, masuk tepat waktu, disiplin dan lain-lain itu adalah hal yang real dari sisi produktivitas bangsa. Tapi di real, di lapangan itu, kepelanan kerja, ketidakdisiplinan kerja, ketidaksempurnaan setiap pekerjaan itu semuanya bertumpuk," ujar dia.

Nadiem mengatakan ada dua formula yang dapat meningkatkan produktivitas kerja orang-orang Indonesia. Pertama adalah mengubah SDM-nya dan kedua adalah pengembangan teknologi.

"Jadi hanya ada dua hal yang bisa meningkatkan satu adalah SDM kita harus berubah kedua teknologi. Ini berbandingan, keduanya bisa mendongkrak produktivitas ini," ucapnya.

Dia juga bercerita permasalahan yang terjadi pada lulusan baru yang ingin mencari pekerjaan. Menurut Nadiem, mayoritas anak muda memiliki permasalahan yang sama yaitu tidak disiplin, tidak bisa berkomunikasi dengan baik hingga sulit bekerja secara kelompok.

"Sekarang balik pada pendidikan. Kenyataan kalau komplain mengenai SDM hampir semuanya sama. Komplainnya adalah pada anak muda kita pada saat masuk pekerjaan, kalau kita rekrut dari sekolah atau baru satu tahun dari sekolah, semuanya sama komplainnya," tutur Nadiem.

"Boleh ya saya tebak? Nggak bisa komunikasi yang baik, skill kolaborasi kurang baik, dia nggak tahu cara kerja kolaborasi. Kurang baik dari sisi disiplin diri. Nggak bisa berbuat keputusan secara mandiri, semuanya harus serba disuruh, nggak bisa mengambil keputusan dan melakukan solve problem secara independen. Tidak bisa berpikir kritis dalam arti meningkatkan kemampuan dirinya, kalau melakukan sesuatu. Ini semua sama," imbuhnya.

Menurut Nadiem untuk mengatasi permasalahan SDM itu dunia pendidikan bakal menerapkan 6C. Yaitu kreativitas, kolaborasi, komunikasi, peka terhadap lingkungan, berpikir kritis dan semangat berkompetisi.

"Apakah skill tadi yang terpenting yang saya sebutkan tadi C semuanya mulai dengan C. Creativity, collaboration, communication, compassion, critical thinking, competition. Semua ini yang kita tahu di dunia nyata apakah itu fokus dari pada materi pembelajaran yang terjadi di dalam universitas kita, sekolah kita, sampai SD. Iya apa tidak?" ujarnya.

Nadiem menyebut 6C tersebut harusnya mulai diajarkan di sekolah. Sehingga anak muda bisa menjadi kreatif dan bisa bekerja kolaboratif. *

Komentar