nusabali

Siswa SMA di Kalteng Juara Dunia Penyembuh Kanker

  • www.nusabali.com-siswa-sma-di-kalteng-juara-dunia-penyembuh-kanker

Prestasi membanggakan ditorehkan oleh anak bangsa di dunia internasional.

PALANGKA RAYA, NusaBali

Kali ini giliran dua siswi SMA Negeri 2 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri, yang membuat harum nama Indonesia.

Kedua gadis cantik itu meraih medali emas dalam ajang Gold Medals pada ajang World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan. Dikutip dari laman kaltengpos.co, mereka menyabet gelar juara karena penelitian yang membuat juri memukau.

Aysa dan Anggina mampu menemukan obat kanker payudara dengan ramuan dayak, yakni akar bajakah yang tumbuh di wilayah Kalteng.

"Akar bajakah tunggal ini ada di tanah Kalteng, bisa menyembuhkan kanker payudara yang tidak diketahui banyak mayarakat secara luas," ujar Aysa, Senin (12/8).

Aysa menambahkan, akar bajakah yang ditelitinya dengan Anggina itu memiliki kandungan saponin, alkoloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan phenolic, yang dapat menyembuhkan tumor ganas.

Kandungan tersebut juga sudah dibuktikan dari hasil laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin. " Kandungan dalam akar bajakah tersebut membuktikan bahwa akar bajakah ini dapat menyembuhkan kanker payudara," kata dia.

Mereka menemukan akar bajakah ketika ada nenek teman Aysa yang pernah sakit kanker payudara dan sembuh. Usut punya usut, nenek tersebut rutin mengonsumsi akar bajakah.

Aysa dan teman-temannya yang tergabung dalam ekstrakulier IPA ini kemudian mencari tahu kandungan akar bajakah dan mengajukan ke laboratorium ULM Banjarmasih untuk mengetahui khasiatnya, dengan cara dibentuk seperti serbuk teh.

" Orang-orang pedalaman ini meyakinkan bahwa akar bajakah bisa menyembuhkan kanker payudara, banyak orang-orang terdahulu membuktikan," ucap dia.

Para siswa itu mengemas produk teh dan bisa dikonsumsi dengan menuangkan pada air 500 mililiter. Produk teh dari akar bajakah mereka buat secara manual dengan bantuan sinar matahari untuk proses pengeringan, selanjutnya ditumbuk manual atau diblender. " Kami menggunakan alat manual karena belum memiliki alat," ucap gadis kelahiran 2002 itu.

Tak hanya meneliti isi kandungan akar bajakah saja, para siswa berprestasi ini menguji cobanya ke tikus putih yang terkena tumor. Hasilnya, selama dua minggu sel tumor yang ada di tikus tersebut hilang.

" Bahkan tikus tersebut dapat bertumbuh besar dan berkembang biak, sel tumor yang sebelumnya positif menjadi nol sentimeter," kata Anggina. *

Komentar