nusabali

Stop Merokok Saat Ini Juga

  • www.nusabali.com-stop-merokok-saat-ini-juga

Semakin banyak rokok yang dibakar, semakin tinggi tingkat kecanduan dan risiko penyakit yang mengintai.

Tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau. Kampanye mengurangi merokok terus digalakkan. Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, orang yang berhenti merokok secara total, 25 persen lebih mungkin untuk terbebas dari rokok pada enam bulan kemudian, ketimbang dengan perokok yang secara bertahap menghentikan kebiasaan.

Para peneliti dari University of Oxford meneliti 700 perokok yang ingin menghentikan kebiasaan merokok di Inggris dalam sebuah studi jangka panjang. Setengah dari perokok diminta untuk memilih satu hari untuk menghentikan kebiasaan tersebut secara total dan mematuhinya. Setengah lainnya diminta untuk secara bertahap mengurangi rokok selama dua minggu menjelang hari di mana mereka ingin berhenti total. Kedua kelompok juga diberi konseling menjelang hari di mana mereka berhenti merokok.

Sebulan setelah berhenti merokok, 49 persen dari kelompok yang berhenti merokok secara total dalam satu hari berhasil untuk tidak merokok. Sedang kelompok yang berhenti merokok dengan cara bertahap, hanya 39 persen yang berhasil berhenti. Enam bulan setelah hari pertama mereka berhenti merokok, 22 persen dari kelompok yang berhenti total berhasil untuk terhindari dari rokok, sedang kelompok satunya hanya berjumlah 15 persen.

Nicola Lindson-Hawley, penulis utama studi dan peneliti postdoctoral di Oxford di Inggris mengatakan, kedua hasil tersebut mengesankan. Karena itu bila ingin berhenti merokok, berhentilah saat itu juga secara total, tak perlu secara bertahap. Ini kalau ingin hasil yang lebih efektif.

"Petugas kesehatan harus menawarkan cara “berhenti total” sebagai cara pertama bagi pasiennya. Tetapi kalau itu tak bisa menjadi pilihan, berhenti merokok secara bertahap dapat menjadi alternatif kedua," kata Lindson-Hawley dalam sebuah pernyataan.

"Kami memahami orang mungkin harus setengah mati menghadapi candu saat harus berhenti merokok secara total. Namun, efektivitasnya perlu dipertimbangkan," katanya. Peneliti juga mengatakan, orang yang ingin berhenti merokok harus mencari dukungan dari orang-orang yang dikenal untuk membantu.

"Ada banyak bukti yang menunjukkan, jika ingin berhenti merokok, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mencari bantuan dalam bentuk konseling dan pengobatan seperti terapi pengganti nikotin atau varenicline," lanjutnya. Lindson-Hawley berteori metode “berhenti total” bekerja lebih baik karena pada dasarnya, itu mengubah kebiasaan dalam satu waktu. Sedang pada kelompok bertahap, karena mereka melakukannya dengan cara bertahap, mereka berisiko kehilangan motivasi.

Sederet masalah kesehatan bisa terjadi pada tubuh perokok. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Nikotin pada rokok menyebabkan adiksi atau kecanduan. Semakin banyak rokok yang dibakar, semakin tinggi tingkat kecanduan dan risiko penyakit yang mengintai. Tak hanya berbahaya bagi si perokok itu sendiri, asap rokoknya pun meningkatkan risiko penyakit bagi perokok pasif atau mereka yang hanya sering terpapar asap rokok.

Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang bisa dirusak oleh kebiasaan merokok adalah paru-paru. Paru-paru merupakan bagian penting dalam sistem pernapasan manusia.

Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto mengungkapkan, kebiasaan merokok awalnya akan mengganggu fungsi silia, yaitu pembersih saluran napas.

Silia atau bulu getar berfungsi menangkal benda asing yang masuk ke saluran napas agar tidak masuk ke dalam organ tubuh yang lebih dalam.

Nah, asap rokok yang mengandung ribuan bahan kimia membuat silia harus bekerja keras menyaring benda asing. Hingga akhirnya fungsi silia menurun atau tidak berfungsi sama sekali.

"Pergerakan silia menurun sampai 50 persen hanya dengan dua atau tiga kali isapan asap rokok. Karena itu, terjadinya infeksi akan lebih tinggi," terang Agus. Perokok akan mudah batuk-batuk dan produksi dahak berlebihan. Akibat tidak berfungsinya silia, perokok aktif lebih berisiko tinggi terkena bronkitis kronis atau infeksi pada paru-paru yang berlangsung lama.

Perokok juga mengalami penyempitan saluran napas kronik atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini mengungkapkan, sebanyak 92 persen pasien PPOK di RS Persahabatan memiliki riwayat merokok. "Pada PPOK, saluran napas seperti pipa cerobong yang berkarat. Semakin tinggi kebiasaan merokok, kasus PPOK semakin tinggi," ujarnya.

Gejala PPOK antara lain napas sesak atau berat, batuk kronik, dan berdahak. Kasus penyakit tuberkulosis umumnya juga terjadi pada perokok. Pada akhirnya, perokok aktif akan mengalami penurunan fungsi paru. Lebih buruk lagi, perokok aktif berisiko tinggi terkena kanker paru yang menjadi salah satu penyakit kanker paling mematikan.

Berdasarkan penelitian di RS Persahabatan, 43,4 persen wanita dan 83,6 persen pria yang terkena kanker paru adalah perokok. Perokok pasif atau yang sering terpapar asap rokok juga berisiko terkena penyakit pada sistem pernapasan tersebut.

Inilah delapan problem kesehatan yang dapat muncul akibat kebiasaan merokok :
1. Kanker
Lebih dari 60 bahan kimia yang terkandung dalam rokok bersifat karsinogen atau menyebabkan kanker. Asap rokok dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang memicu pertumbuhan sel tidak normal.
Mulai dari kanker paru, kanker usus, kanker mulut, hingga kanker pita suara dikaitkan dengan kebiasaan merokok.

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan gangguan pernapasan kronik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, 92 persen pasien PPOK memiliki riwayat merokok.
Merokok maupun perokok pasif juga berisiko mengalami gangguan pernapasan lain seperti asma, bronkitis, hingga tuberkulosis.

3. Jantung

Sebagian besar pasien penyakit jantung koroner atau yang pernah terkena serangan jantung adalah perokok. Rokok mengandung zat beracun yang menyebabkan kerusakan struktur otot jantung dan pembuluh darah jantung.

Nikotin pada rokok adalah "aktor" utama terjadinya penumpukan plak pada pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner.

4. Stroke
Kandungan asap rokok, salah satunya nikotin, bisa merusak pembuluh darah, termasuk di otak. Aliran darah ke otak terganggu akibat sumbatan pembuluh darah di otak. Pada perokok, risiko terjadinya stroke lebih tinggi dibanding yang tidak merokok.

5. Kulit keriput
Kebiasaan merokok juga bisa menimbulkan masalah kesehatan kulit. Kandungan radikal bebas dapat membuat kulit keriput, kusam, dan kering. Dengan kata lain, merokok bisa mempercepat penuaan.

6. Hipertensi
Kandungan nikotin dalam rokok bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan keras karena penumpukan plak. Kondisi ini membuat jantung harus memompa lebih berat dan memicu hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Berawal dari hipertensi, dapat menimbulkan berbagai penyakit lain jika tekanan darah sering tidak terkontrol.

7. Diabetes

Asap rokok yang mengandung radikal bebas dapat mengganggu kinerja insulin yang dihasilkan pankreas. Padahal, insulin dibutuhkan tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi. Tanpa insulin, gula tetap berada dalam darah yang menyebabkan gula darah tinggi. Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe dua.

8. Gangguan kehamilan dan janin
Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang merokok atau sering terpapar asap rokok dapat menghambat pertumbuhan bayi karena kandungan nikotin bisa menghalangi asupan nutrisi dan oksigen ke bayi melalui plasenta.
Ibu hamil perokok juga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah dan gangguan penyakit lain. Selain itu, wanita perokok juga berisiko mengalami infertilitas atau ketidaksuburan.

9. Disfungsi ereksi

Kandungan berbahaya dari asap rokok tak hanya menghambat aliran darah ke jantung, maupun otak, tetapi juga ke organ vital, yaitu penis. Terhambatnya aliran darah ke penis bisa menyebabkan disfungsi ereksi atau ketika pria tidak bisa mencapai maupun mempertahankan ereksi. Kebiasaan merokok juga dapat menurunkan kualitas sperma pria yang menjadi salah satu faktor masalah infertilitas. 7/beragam sumber

Komentar