Penabuh Cilik Iringi Pementasan Wayang Kulit
Tiga penabuh cilik mengiringi pementasan wayang kulit saat puncak Karya Panca Balikrama di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Desa Pakraman Purwayu, Desa Tri Buana, Kecamatan Abang, Karangasem, pada Purnama Kewulu, Redite Kliwon Pujut, Minggu (20/1).
AMLAPURA, NusaBali
Mereka mengiringi pementasan wayang kulit dengan dalang Ida Nyoman Sugatha dari Gria Ratna Sambawa, Banjar Abang Jeroan, Desa/Kecamatan Abang.
Ketiga penabuh cilik itu tergabunng dalam Sekaa Seni Ginem, Banjar Saren Anyar, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Mereka itu I Gede Yogi Mahendra siswa kelas IV SDN 3 Budakeling, Ni Putu Intan Puspani siswa kelas IV SDN 4 Jungutan, dan I Gede Tunas Murdika siswa kelas V SDN 3 Budakeling. Mereka dibina oleh I Nyoman Sutawa. Sementara dalang Ida Nyoman Sugatha membawakan lakon Prabu Yudistira nangun karya.
Nyoman Sutawa mengatakan, banyak anak-anak berminat menabuh gender di Sekaa Seni Ginem. Ada sembilan anak yang memulai belajar menabuh gender wayang. Tetapi yang telah siap mengiringi wayang kulit baru tiga anak. “Kami latihan tiap hari, mulai pukul 15.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita,” kata Nyoman Sutawa. Sementara Kelian Seka Seni Ginem, I Kadek Adriawan, mengatakan anggota sekaa kebanyakan dari siswa SD dan SMP. “Kami juga melatih tabuh gong kebyar dan selonding. Kami juga merekrut penabuh wanita,” kata Kadek Adriawan.
Penabuh cilik gender wayang, I Gede Yogi Mahendra, mengaku ikut menabuh wayang kulit karena sempat melihat rekan-rekannya lebih awal menabuh wayang kulit. “Saya belajar tabuh gender wayang kulit sejak kelas III SD,” katanya. Ia mengaku latihan setiap hari, sepulang sekolah. Sedangkan dalang Ida Nyoman Sugatha mengaku tidak ada kendala diiringi penabuh cilik. “Irama tarian wayang dan cerita wayang telah mereka pahami,” kata dalang yang juga staf Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Karangasem ini. * k16
1
Komentar