Ombudsman Setuju Pecalang Dilindungi Asuransi
Wacana pecalang mendapat perlindungan jaminan asuransi ataupun BPJS Ketenagakerjaan mendapat dukungan dari Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhattab.
DENPASAR, NusaBali
Pasalnya pecalang dinilai telah berkontribusi penting dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan warga. “Pecalang sebagai pekerja sosial yang notabene memberikan pelayanan publik yang tidak formal karena mereka bekerja di sektor adat, tetapi berkontribusi terhadap keamanan, dalam membawa citra positif tentang Bali yang aman dan damai,” kata Umar, Senin (7/1).
Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan, lebih memberi perhatian khusus kepada mereka melalui jaminan asuransi seperti BPJS Ketenagakerjaan. "Adanya semacam jaminan asuransi itu, biar mereka bisa bekerja baik, dengan nyaman tidak ada kekhawatiran," imbuh Umar.
Hal itu cukup beralasan, sebab, banyak hal yang bisa saja terjadi, saat pecalang menjalankan tugas sebagai pekerja sosial di lapangan. Mereka bisa berbenturan dengan kepentingan orang perorang dan mengakibatkan mereka cedera dan sebagainya
Belum lagi, ketika mengalami kecelakaan kerja tentunya, perlu ada yang menjamin atau mengkover dengan asuransi. Jika terjadi sesuatu terhadap mereka, lantas siapa yang akan mengkover. "Kita berharap pemda bisa mengadopsi ini, apalah namanya, supaya bisa memberikam asuransi mengkover asuransi bagi para pecalang," sambungnya.
Nantinya, pemda akan menginventarisir berapa jumlah existing, berapa jumlah pecalang sehingga mereka bisa melihat, jumlahnya secara keseluruhan yang ada di Bali. Data-data itu bisa dihimpun, desa adat bisa menggunakan itu untuk menseleksi secara ketat, siapa saja yang bisa menjadi pecalang. Mereka yang terseleksi itu mengacu aturan pemerintah, jadi, tidak semua orang bisa menjadi pecalang
Sebelumnya Wakil Ketua Pecalang Desa Adat Sidakarya, Denpasar Wayan Suarsa, dalam perbincangan dengan wartawan mengakui mendukung, jika benar pemerintah memberi perhatian kepada pecalang yang bekerja penuh atau sebagai swadarma pecalang. "Kalau betul ada perhatian pemerintah (BPJS ketenagakerjaan), kami tentu sangat bersyukur, jangankan memberi gaji, ya sekedar uang minyak atau uang rokok kami syukuri, sebab kita ini harus patroli setiap malam ke desa, ya butuh dukungan operasional," ucap pria yang menjadi pecalang sejak tahun 1999 ini. *mao
Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan, lebih memberi perhatian khusus kepada mereka melalui jaminan asuransi seperti BPJS Ketenagakerjaan. "Adanya semacam jaminan asuransi itu, biar mereka bisa bekerja baik, dengan nyaman tidak ada kekhawatiran," imbuh Umar.
Hal itu cukup beralasan, sebab, banyak hal yang bisa saja terjadi, saat pecalang menjalankan tugas sebagai pekerja sosial di lapangan. Mereka bisa berbenturan dengan kepentingan orang perorang dan mengakibatkan mereka cedera dan sebagainya
Belum lagi, ketika mengalami kecelakaan kerja tentunya, perlu ada yang menjamin atau mengkover dengan asuransi. Jika terjadi sesuatu terhadap mereka, lantas siapa yang akan mengkover. "Kita berharap pemda bisa mengadopsi ini, apalah namanya, supaya bisa memberikam asuransi mengkover asuransi bagi para pecalang," sambungnya.
Nantinya, pemda akan menginventarisir berapa jumlah existing, berapa jumlah pecalang sehingga mereka bisa melihat, jumlahnya secara keseluruhan yang ada di Bali. Data-data itu bisa dihimpun, desa adat bisa menggunakan itu untuk menseleksi secara ketat, siapa saja yang bisa menjadi pecalang. Mereka yang terseleksi itu mengacu aturan pemerintah, jadi, tidak semua orang bisa menjadi pecalang
Sebelumnya Wakil Ketua Pecalang Desa Adat Sidakarya, Denpasar Wayan Suarsa, dalam perbincangan dengan wartawan mengakui mendukung, jika benar pemerintah memberi perhatian kepada pecalang yang bekerja penuh atau sebagai swadarma pecalang. "Kalau betul ada perhatian pemerintah (BPJS ketenagakerjaan), kami tentu sangat bersyukur, jangankan memberi gaji, ya sekedar uang minyak atau uang rokok kami syukuri, sebab kita ini harus patroli setiap malam ke desa, ya butuh dukungan operasional," ucap pria yang menjadi pecalang sejak tahun 1999 ini. *mao
Komentar