nusabali

Kuota Perempuan di Politik Rendah

  • www.nusabali.com-kuota-perempuan-di-politik-rendah

Jarang tampil berbicara di hadapan publik, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga hadir dalam dialog perempuan di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Niti Mandala Denpasar, Minggu (1/5) siang. 

Bintang Puspayoga Bicara Kesetaraan Perempuan

DENPASAR, NusaBali
Dalam dialog tersebut, istri dari Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga ini soroti masih rendahnya kuota perempuan di kancah politik.

Dialog perempuan yang digelar DPD PDIP Bali, Minggu kemarin, bertema ‘Kiprah Perempuan Bali dalam Era Globalisasi’. Acara dialog dihadiri Ketua DPD PDIP Bali Dr Ir Wayan Koster MM, para Srikandi PDIP se-Bali, Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, dan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali. 

Bintang Puspayoga yang sempat 8 tahun mendampingi suaminya, AAN Puspayoga, sebagai Walikota Denpasar (2000-2005 dan 2005-2008) dan satu periode sebagai Wakil Gubernur Bali (2008-2013), menyebutkan jumlah penduduk perempuan secara nasional termasuk di Bali melebihi laki-laki. Namun, dalam pencalegan, perempuan hanya dapat kuota 30 persen. 

"Harusnya kuota perempuan kan lebih dari 30 persen. Ada anggapan perempuan itu masih kalah kelas dan kalah cerdas dari laki-laki. Ini yang harusnya diperjuangkan kaum perempuan. Ayo, kita sama-sama perjuangkan," ajak Bintang Puspayoga.

Dalam dunia politik, lanjut dia, perempuan masih dianggap lemah. Ini tidak terlepas dari kiprah kaum perempuan itu sendiri, yang tidak mau meningkatan daya saing. "Sekarang kita isi diri. Asahlah kemampuan, sehingga punya kualitas menghadapi persaingan. Saya melihat perempuan di sini seebnarnya tidak kalah hebat dari laki-laki yang selama ini tampil di politik," ujar mantan atlet tenis meja ini.

Bintang mengungkapkan, perempuan masih saja mendapatkan perlakuan diskriminasi dalam urusan jabatan di legislatif dan pucuk pimpinan organisasi. "Di pucuk pimpinan terutama perempuan nggak boleh tampil. Ada anggapan perempuan tidak boleh melebihi laki-laki. Perlu ada pendidikan dan sosialisasi ke masyarakat tentang kesetaraan," katanya.

Menurut Bintang, pola pikir perempuan harus diubah sejak sekarang. "Ada perempuan yang beranggapan dirinya lemah. Mereka tidak percaya diri, padahal punya potensi. Karakter dan mental bersaing ini yang perlu dihidupkan. Perempuan yang menjadi mandiri, profesional," tegas Bintang.

Selain mengejar kesetaraan, perempuan juga berperan sebagai seorang pendamping bagi suami. Apalagi, bagi perenpuan yang suaminya pejabat. Menurut Bintang, istri sangat berperan dalam memberikan masukan kepada suami yang pejabat, supaya tidak korupsi. 

Sekadar dicatat, berdasarkan hasil Pileg 2014 lalu, hanya 32 Srikandi Politik yang lolos ke kursi DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali. Padahal, ada total 405 kursi legislatif yang diperebutkan. dari total 32 perempuan yang lolos ke kursi legislatif hasil Pileg 2014, sebanyak 5 orang di antaranya tembus kursi DPRD Bali 2014-2019, yakni Ni Putu Yuli Artini (new comer dari Golkar Dapil Karangasem), Ni Made Sumiati (incumbent dari PDIP Dapil Karangasem), Ni Kadek Darmini (new comer dari PDIP Dapil Karangasem), dan Utami Dwi Suryadi (incumbent Demokrat Dapil Denpasar), dan Ni Made Arini (new comer Hanura Dapil Buleleng).

Sedangkan dari 27 caleg Srikandi yang tembus DPRD Kabupaten/Kota se-Bali hasil Pileg 2014, terbanyak lolos ke kursi DPRD Buleleng (6 orang), disusul DPRD Klungkung (5 orang), DPRD Jembrana (4 orang), DPRD Karangasem (3 orang), DPRD Tabanan (3 orang), DPRD Gianyar (3 orang), serta masing-masing 1 orang untuk kursi DPRD Denpasar, DPRD Badung, dan DPRD Bangli.

Secara keseluruhan, PDIP menjadi parpol paling sukses meluncurkan Srikandi ke kursi Dewan hasil Pileg 2014. Dari total 32 Srikandi yang tembus kursi Dewan berbagai level hasil Pileg 2014, tercatat 13 orang politisi perempuan PDIP. Sedangkan Golkar di peringkat kedua dengan meluncurkan 6 Srikandi ke kursi Dewan hasil Pileg 2014, disusul Hanura (5 Srikandi), NasDem (3 Srikandi), Demokrat (2 Srikandi), Gerindra (2 Srikandi), dan PKB (1 Srikandi). 7 nat

Komentar