Mundeh Kauh Gelar Lomba Ngejuk Semal
Warga Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan menggelar lomba ngejuk semal (berburu tupai), Minggu (2/12).
TABANAN, NusaBali
Lomba dilakukan serangkaian HUT STT Banjar Puncak Sari di Desa Mundeh Kauh. Selain itu karena semal dikenal sebagai hama hingga masyarakat menggelar lomba tersebut. Perbekel Desa Mundeh Kauh I Nyoman Sada Adi Astawa mengatakan lomba ini digelar karena semal di kawasan Desa Mundeh Kauh dikenal sebagai hama yang memakan buah durian, kelapa, dan manggis. Kata dia, peserta lomba 25 warga dari Desa Mundeh Kauh. Yang mendapat semal terbanyak atau sebagai pemenang akan mendapatkan penghargaan. "Kegiatan berlangsung dari pagi sampai siang," imbuhnya. .
Karena menjadi hama yang merugikan petani di Desa Mundeh Kauh, kata Asatwa, komunitas tupai di desa ini rutin menggelar lomba berburu semal, setiap bulan. Jika semal ini tidak ditangani, maka petani akan sangat merugi. "Sebab buah kelapa dan manggis yang sekarang sedang berbuah sebelum masak itu sudah dimakan, dan ini terus berhari-hari," tegasnya.
Menurutnya, kegiatan lomba ini mirip berburu tikus yang menjadi hama petani. Hal serupa pun dilakukan di Desa Mundeh Kauh. Apalagi wilayah ini dengab hutan lindung. Diprediksi, populasi tupai ada ribuan yang tiap hari menyerbu kebun milik warga. "Jika dibiarkan, kami yang rugi, buah manggis, duren dan lainnya dijatuhkan sebelum masak," tandas Astawa. *de
Lomba dilakukan serangkaian HUT STT Banjar Puncak Sari di Desa Mundeh Kauh. Selain itu karena semal dikenal sebagai hama hingga masyarakat menggelar lomba tersebut. Perbekel Desa Mundeh Kauh I Nyoman Sada Adi Astawa mengatakan lomba ini digelar karena semal di kawasan Desa Mundeh Kauh dikenal sebagai hama yang memakan buah durian, kelapa, dan manggis. Kata dia, peserta lomba 25 warga dari Desa Mundeh Kauh. Yang mendapat semal terbanyak atau sebagai pemenang akan mendapatkan penghargaan. "Kegiatan berlangsung dari pagi sampai siang," imbuhnya. .
Karena menjadi hama yang merugikan petani di Desa Mundeh Kauh, kata Asatwa, komunitas tupai di desa ini rutin menggelar lomba berburu semal, setiap bulan. Jika semal ini tidak ditangani, maka petani akan sangat merugi. "Sebab buah kelapa dan manggis yang sekarang sedang berbuah sebelum masak itu sudah dimakan, dan ini terus berhari-hari," tegasnya.
Menurutnya, kegiatan lomba ini mirip berburu tikus yang menjadi hama petani. Hal serupa pun dilakukan di Desa Mundeh Kauh. Apalagi wilayah ini dengab hutan lindung. Diprediksi, populasi tupai ada ribuan yang tiap hari menyerbu kebun milik warga. "Jika dibiarkan, kami yang rugi, buah manggis, duren dan lainnya dijatuhkan sebelum masak," tandas Astawa. *de
Komentar