nusabali

Bisnis Properti Masih Stagnan

  • www.nusabali.com-bisnis-properti-masih-stagnan

 Indeks Harga  Properti Menurun

DENPASAR, NusaBali
Bisnis properti di Denpasar dan sekitarnya masih belum menunjukkan gairah yang diharapkan. Usaha jual beli tempat hunian masih stagnan. Hal tersebut mengacu survei yang dilakukan  oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali di triwulan I 2018.  Hasilnya secara tahunan, perkembangan  harga properti primer hingga triwulan I 2018 menunjukkan penurunan dengan indeks  harga properti residensial  (IHPR)   sebesar  185,23  dengan pertumbuhan  - 0.75 persen (y o y)  dan  -0,04  persen (q to q).

Kepala Divisi  Advisory Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah  Provinsi Bali (BI KPWil Bali)  Azka Subhan Aminuririndho, menyatakan hal  tersebut  Kamis (10/5).

Dijelaskan Azka berdasarkan tipe rumah, penurunan terdalam terjadi pada tipe rumah kecil dengan tingkat pertumbuhan  - 1,49 persen (y o y) diikuti tipe rumah besar  - 0,49  persen (y o y) dan tipe rumah menengah  sebesar  -,026 persen (y o y) . “ Dibanding dengan triwulan sebelumnya , hampir tidak ada perubahan  harga properti  residensial  primer di Provinsi Bali,” jelasnya.   

Lanjut Azka , tipe kecil hanya  turun  -23 persen (q to q) sedangkan tipe menengah  naik 0,05 persen (q to q) dan tipe besar naik 0,04 persen (q to q).  Secara total  IHPR sekunder turun  -0,04 persen.

Namun demikian, harga properti di  residensial di Pasar  primer pada triwulan  II 2018 diperkirakan  akan kembali meningkat. Kondisi ini terkonfirmasi  dari hasil survei  yang mencatat pertumbuhan perkiraan  terjadi pada rumah tipe menengah yang mencapai  1,24 persen (q to q) . Sementara tipe rumah  kecil dan besar masing- masing diperkirakan tumbuh  sebesar  0,43 persen (q to q) dan 0 ,69 persen (q to q).

Selain pasar properti residensial primer, tren yang sama juga terjadi di pasar properti residensial sekunder. Terutama di wilayah Denpasar dan sekitarnya, pertumbuhannya mengalami perlambatan. Dari rata–rata 0,66 persen  pada triwulan sebelumnya, menjadi  0,28 persen pada triwulan I  2018. Perlambatan ini  terjadi di tipe menengah dan tipe besar  masing–masing 0,28 persen dan 0,29 persen. “Perkembangan perumahan sekunder di Denpasar dan sekitar relatif belum menunjukkan perubahan  yang signifikan pada triwulan I  2018 ,” kata Azka.  Rendahnya  aktivitas  transaksi  di awal tahun terlihat dari pergerakan harga rumah sekunder  yang relatif stagnan dan tidak mengalami  perubahan dibanding triwulan sebelumnya.

Lebih jauh, Azka menyatakan turunnya  harga properti tidak diikuti dengan tumbuhnya penyaluran kredit perbankan untuk kepemilikan rumah tinggal ( KPR), apartemen,  dan ruko/rukan. Menurut Azka, jika dibandingkan dengan periode yang sama  tahun lalu, terjadi penurunan penyaluran  kredit sebesar Rp 1,26 miliar atau 11,51 persen (yoy) pada triwulan I 2018.

Penurunan nominal KPR ini didorong oleh penyaluran KPR tipe kecil  yang turun drastis  (68,26 persen) di triwulan  I 2018 dibanding  triwulan I 2017, sementara kredit  rumah tipe besar turun  -4,55  persen ( yoy). Namun demikian, penyaluran KP Apartemen secara total naik 14,64 persen (yoy). “Mudah-mudahan kondisi segera pulih, setelah terjadi koreksi”  harap Azka. Diamini Azka kondisi bisnis properti  saat memang  belum menunjukkan gairah sebagaimana tahun–tahun sebelumnya. “ Setelah penyesuaian harga, tentu berharap bisnis properti meningkat,” tandasnya.  *k17

Komentar