nusabali

Dari Bupati Pura, Bupati Preman, hingga Bupati Pengukir Sejarah

  • www.nusabali.com-dari-bupati-pura-bupati-preman-hingga-bupati-pengukir-sejarah

Sebagai Bupati Perempuan, Ni Putu Eka Wiryastuti diminta percantik wajah Kota Tabanan dengan membangun taman.

Selama 74 Tahun Sejak 1942, Sepuluh Tokoh Silih Berganti Pimpin Kabupaten Tabanan

TABANAN, NusaBali
Ni Putu Eka Wiryastuti akan dilantik kembali sebagai Bupati Tabanan 2016-2021 (periode kedua), 17 Februari 2016 lusa. Dia merupakan figur ke-10 yang memimpin rakyat Tabanan selama 74 tahun terakhir sejak 1942. Sebelum Srikandi PDIP ini ukir sejarah sebagai ‘Bupati Wanita Pertama di Bali’ saat dilantik jadi Bupati Tabanan 2010-2015 lalu, ada 9 figur yang pernah memimpin Gumi Lumbung Beras. Termasuk di antaranya I Gusti Made Debot, yang dikenal sebagai ‘Bupati Pura’ karena getol beryadnya untuk pembangunan pura-pura di Tananan.

Sebelum Putu Eka Wiryastuti naik ke kursi Bupati Tabanan 2010-2015 (periode pertama), daerah yang dikenal memiliki aura politik ‘panas’ ini selalu dipimpin figur laki-laki. Bahkan, tiga tentara sempat didapuk memimpin Tabanan secara bergantian di era Orde Baru. 

Tjokorda Ngurah Gede merupakan tokoh pertama yang memimpin Tabanan ketika Proklamasi Kemerdekaan RI belum diproklamirkan Soekarno-Hatta. Tokoh asal Puri Gede Tabanan ini memimpin Tabanan selama 10 tahun, periode 1942-1952. Waktu itu, istilahnya bukan Bupati Tabanan.

Di era kepemimpinan Tjok Ngurah Gede ini, Tabanan masih berjuang keras untuk kembalikan tanah-tanah kerajaan yang sebelumnya dirampas pemerintah kolonial Belanda. Setelah berlalunya era Tjok Ngurah Gede, muncul I Nyoman Oka sebagai pemimpin Tabanan periode 1953-1955. Tak ada catatan prestasi yang menonjol di era kepemimpinan Nyoman Oka, tokoh sipil asal Singaraja, Buleleng. 

Setelah Nyoman Oka lengser, tampuk kepemimpinan dilanjut Ida Bagus Puja sebagai Bupati Tabanan periode 1955-1967. Selama 12 tahun memimpin Tabanan, tokoh sipil asal Gianyar ini dikenal getol libatkan para siswa SD, SMP, SMA untuk pawai obor setiap perayaan 17 Agustuis-an. Karenanya, Tabanan pun jadi bak lautan obor.

Kemudian, muncul I Gusti Made Debot sebagai Bupati Tabanan 1967-1973. Tokoh sipil asal Jero Timpag, Banjar Jambe Belodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan ini dikenal sebagai ‘Bupati Pura’. Kenapa? Pasalnya, Gusti Made Debot selalu suntikkan semangat dan bantuan kepada krama yang mau membangun pura. Dia getol beryadnya untuk pembangunan pura-pura di Tabanan.

“Dia (Gusti Made Debot) sampai dapat julukan ‘Bupati Pura’, karena getol beryadnya di pura-pura,” ungkap pensiunan guru sejarah yang juga seniman dari Jero Tengah, I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, kepada NusaBali, Minggu (14/2). Selain itu, Gusti Made Debot juga dikenal sebagai Bupati Tabanan yang mempopulerkan panganjali umat Hindu ‘Om Swastyastu’.

Setelah Gusti Made Debot lengser, tampil I Wayan Staat Darmanaba menggantikannya sebagai Bupati Tabanan 1973-1979. Pada masa pemerintahan tokoh asal Singaraja, Buleleng inilah Kantor Bupati Tabanan sekarang dibangun mulai 1975. Semula, Kantor Bupati Tabanan berlokasi di sebelah barat Pasar Tua Tabanan, yang sekarang jadi Kantor BPD Bali Cabang Tabanan. Kemudian, Bupati Staat Darmanaba memindahkan dan bangun gedung Kantor Bupati ke Alun-alun Timur Kota Tabanan, yang berlokasi di sebelah selatan RSUD Tabanan.

Setelah berlalunya era Bupati Staat Darmanaba, Tabanan justru sedmpat silih berganti dipimpin perwira TNI AD. Awalnya, muncul nama Soegianto, perwira TNI asal Purwokerto, Jawa Tengah sebagai Bupati Tabanan 1979-1989. Ada hal bertolak belakang dalam pemerintahan Bupati Soegianto. Krama Tabanan kala itu berbondong-bondong meninggalkan kampung halamannya untuk transmigrasi ke Pulau Sumatra dan Sulawesi. Namun, Bupati Soegianto mencatat sukses tersediri. Sebab, di era kepemimpinannya, Tabanan mencatat prestasi bidang pertanian hingga dapat julukan sebagai ‘Daerah Lumbung Beras Pulau Dewata’.

Pasca berlalunya Soegianto, muncul Brigjen TNI (Purn) I Ketut Sundria menjadi Bupati Tabanan 1989-1994. Perwira TNI asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang kala itu juga menjabat Ketua DPD I Golkar Bali, dikenal sebagai Bupati yang sangat tegas. Bahkan, Bupati Sundria tak segan memukul pegawai yang bersalah atau malah kerja. 

Di masa pemerintahan Bupati Sundria, Tabanan berprestasi tingkat nasional di bidang kebersihan, hingga tiap tahun jadi langganan peraih tropi Adipura, bahkan Adipura Kencana. Bupati Sundria kemudian digantikan I Komang Wijana, Bupati Tabanan 1994-1999 yang juga dari kalangan TNI. Di era kepemimpinan perwira TNI asal Karangasem ini, tidak ada prestasi yang menonjol, namun Tabanan berhasil mempertahankan tropi Adipura.

Pasca lengsernya Bupati Wijaya, muncul Nyoman Adi Wiryatama sebagai Bupati Tabanan pertama era reformasi. Politisi PDIP asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti ini selama dua periode menjadi Bupati Tabanan (2000-2005 dan 2005-2010). Pada periode pertama, Adi Wiryatama dipilih melalui DPRD Tabanan. Sedangkan untuk periode kedua, Adi Wiryatama terpilih melalui Pilkada Tabanan 2005.

Selanjutnya...

Komentar