Ratusan Pedagang Tempati Pasar Semarapura
Ratusan pedagang di Pasar Semarapura, Klungkung, selama ini tercecer akibat penataan akses jalan lingkar.
SEMARAPURA, NusaBali
Kini para pedagang setempat bisa menempati tempat baru di gedung sisi selatan atau Pasar Rakyat Semarapura. Pengisian pasar itu melalui pengundian pada Jumat (12/1). Di pasar ini para pedagang berbaur, antara penjual daging, kuliner, canang, dan lainnya.
Pengundian tempat berjualan itu untuk mengantisipasi adanya protes dari pedagang, mengingat mereka menginginkan tempat strategis. Pantauan NusaBali, petugas pasar sibuk melayani pengundian tempat untuk para pedagang. Bagitu menerima nomor undian, mereka langsung mengecek kondisi tempat barunya.
Adapun tempat yang diundi tersebut 214 tempat berukuran 1,5 meter x 2 meter. Pedagang yang ikut pengundian ini menggunakan skala prioritas. Di antaranya memprioritaskan pedagang tetap yang terkena imbas pembangunan Pasar Rakyat Semarapura dan pedagang yang terkena imbas penataan jalan lingkar. “Ada 131 pedagang yang terdata untuk skala prioritas tersebut,” ujar Kepala UPT Pasar Klungkung Komang Widiasa Putra, kepada NusaBali.
Karena masih ada tempat tersisa, maka pihaknya mendata pedagang di pelataran, kemudian para pedagang yang pindah (saat penataan) masih berada di blok pasar. Semua pedagang itu bisa menempati los pasar, namun masih ada tersisa satu tempat lagi. Hal ini diberikan kesempatan kepada para pedagang lancuban, bukan musiman atau para pedagang lancuban yang membandel. Ada enam pedagang lancuban yang memperebutkan satu tempat itu, dengan cara diundi. “Pedagang lancuban ini tetap kami data,” ujarnya.
Menurut Ni Wayan Suweca, seorang pedagang yang terkena imbas penataan jalan lingkar Pasar Semarapura, mengaku bersyukur bisa menempati lokasi baru. Karena sudah enam bulan lebih dirinya terkatung-katung karena mendapat tempat di lantai III pasar yang kondisinya sepi. “Mudah-mudahan di tempat ini bisa lebih ramai,” harapnya. Namun untuk mencari langganan tentu memerlukan waktu.
Peresmian Pasar Rakyat Semarapura dilakukan pada Jumat (12/1), oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti di dalam gedung pasar yang selanjutnya dilakukan pengundian tempat berdagang. Pasar Rakyat ini terletak di sisi selatan area Pasar Semarapura, dibangun dari dana APBN Rp 5.557.157.000. Pasar Rakyat Semarapura ini merupakan pasar kedua milik pemerintah dan telah diresmikan Bupati Suwirta selain enam pasar desa yang berhasil dibangun.
Selanjutnya pada tahun 2018, juga akan mulai dibangun lima pasar desa serta revitalisasi Blok A Pasar Semarapura menjadi pasar modern. “Semua pembangunan ini baik pasar umum maupun pasar desa adalah wujud komitmen Pemkab Klungkung untuk mendukung ekonomi kerakyatan, setelah ini akan dilanjutkan dengan revitalisasi Blok A Pasar Seni Semarapura menjadi pasar modern dengan dana Rp 11 miliar,” ujar Bupati Suwirta di hadapan para pedagang.
Bupati Suwirta mengaku puas akan bentuk bangunan pasar ini. Dibangun dengan konsep pasar modern Bupati Suwirta berharap pasar tradisional ini akan diminati konsumen. “Mohon selalu menjaga kebersihan dan ciptakan kenyamanan sehingga akan menarik minat konsumen untuk berbelanja di pasar ini,” pungkasnya.*wan
Pengundian tempat berjualan itu untuk mengantisipasi adanya protes dari pedagang, mengingat mereka menginginkan tempat strategis. Pantauan NusaBali, petugas pasar sibuk melayani pengundian tempat untuk para pedagang. Bagitu menerima nomor undian, mereka langsung mengecek kondisi tempat barunya.
Adapun tempat yang diundi tersebut 214 tempat berukuran 1,5 meter x 2 meter. Pedagang yang ikut pengundian ini menggunakan skala prioritas. Di antaranya memprioritaskan pedagang tetap yang terkena imbas pembangunan Pasar Rakyat Semarapura dan pedagang yang terkena imbas penataan jalan lingkar. “Ada 131 pedagang yang terdata untuk skala prioritas tersebut,” ujar Kepala UPT Pasar Klungkung Komang Widiasa Putra, kepada NusaBali.
Karena masih ada tempat tersisa, maka pihaknya mendata pedagang di pelataran, kemudian para pedagang yang pindah (saat penataan) masih berada di blok pasar. Semua pedagang itu bisa menempati los pasar, namun masih ada tersisa satu tempat lagi. Hal ini diberikan kesempatan kepada para pedagang lancuban, bukan musiman atau para pedagang lancuban yang membandel. Ada enam pedagang lancuban yang memperebutkan satu tempat itu, dengan cara diundi. “Pedagang lancuban ini tetap kami data,” ujarnya.
Menurut Ni Wayan Suweca, seorang pedagang yang terkena imbas penataan jalan lingkar Pasar Semarapura, mengaku bersyukur bisa menempati lokasi baru. Karena sudah enam bulan lebih dirinya terkatung-katung karena mendapat tempat di lantai III pasar yang kondisinya sepi. “Mudah-mudahan di tempat ini bisa lebih ramai,” harapnya. Namun untuk mencari langganan tentu memerlukan waktu.
Peresmian Pasar Rakyat Semarapura dilakukan pada Jumat (12/1), oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti di dalam gedung pasar yang selanjutnya dilakukan pengundian tempat berdagang. Pasar Rakyat ini terletak di sisi selatan area Pasar Semarapura, dibangun dari dana APBN Rp 5.557.157.000. Pasar Rakyat Semarapura ini merupakan pasar kedua milik pemerintah dan telah diresmikan Bupati Suwirta selain enam pasar desa yang berhasil dibangun.
Selanjutnya pada tahun 2018, juga akan mulai dibangun lima pasar desa serta revitalisasi Blok A Pasar Semarapura menjadi pasar modern. “Semua pembangunan ini baik pasar umum maupun pasar desa adalah wujud komitmen Pemkab Klungkung untuk mendukung ekonomi kerakyatan, setelah ini akan dilanjutkan dengan revitalisasi Blok A Pasar Seni Semarapura menjadi pasar modern dengan dana Rp 11 miliar,” ujar Bupati Suwirta di hadapan para pedagang.
Bupati Suwirta mengaku puas akan bentuk bangunan pasar ini. Dibangun dengan konsep pasar modern Bupati Suwirta berharap pasar tradisional ini akan diminati konsumen. “Mohon selalu menjaga kebersihan dan ciptakan kenyamanan sehingga akan menarik minat konsumen untuk berbelanja di pasar ini,” pungkasnya.*wan
Komentar