nusabali

Dapat Banyak Masukan, Sumardana Ngaku Pusing

  • www.nusabali.com-dapat-banyak-masukan-sumardana-ngaku-pusing

Hasil rekayasa teknik yang dilakukan I Wayan Sumardana alias Tawan, dari Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, dengan menciptakan tangan robot, membuatnya banyak didatangi akademisi dan pejabat. 

Kemenristek Apresiasi Tangan Robot Hasil Karyanya

AMLAPURA, NusaBali
Akademisi dan a ahli yang datang rata-rata memberinya masukan atas hasil karyanya. Karena banyaknya masukan itu, Tawan justru mengaku pusing.

Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana (Unud) Denpasar I Wayan Widiada, Sabtu (23/1), mengunjungi Tawan di tempat kerjanya di Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis. Dia mengamati rangkaian tangan robot hasil karya Tawan, dan membenarkan rangkaian dimaksud. Tetapi sejauh mana kekuatan robot tersebut dan cara kerjanya secara detail, belum dilakukan penelitian lebih lanjut.

Sumardana sebelum didatangi Widiada, mengaku didatangi beberapa dosen yang mengerti tentang robot, dan mendapatkan banyak masukan, hingga dirinya mengaku pusing. 

Widiada sempat meminta Sumardana agar menerangkan seluruh rangkaian robot hasil rakitannya. Mulai dari mendapatkan energi gerak, memerintahkan agar melakukan gerakan, serta cara untuk memanfaatkan tenaga robot tersebut.
Sumardana menunjukkan rangkaian aslinya yang berasal dari bahan bekas, kemudian ukurannya diperkecil agar bisa jadi satu paket rangkaian yang diikatkan di kepala dan di tangan.

“Semua rangkaian robot itu sudah benar. Struktur rangkaiannya memang seperti itu, menggunakan sinyal mikrokontroler. Robot sekarang kan mengalami kemajuan cara merangkai, telah banyak inovasinya. Orang awam bisa saja mengamati dan mempraktikkan merangkai robot, karena telah ditayangkan di internet,” jelas Widiada.

Sumardana mengaku tidak bosan-bosannya menerangkan kepada setiap orang yang datang mengenai robot hasil karyanya. “Ada yang datang mengaku dosen, saya dikasih tahu, harusnya rangkaiannya begini-begini, perlu alat ini itu. Saya balik tanya, silakan bapak bawa robot yang sudah jadi, seperti yang bapak maksud,” ucapnya.

Sumardana mengaku tidak mungkin mengikuti masukan seorang dosen, agar membeli alat-alat yang dimaksud. “Lihat sendiri, robot ini dirangkai menggunakan bahan bekas, itu berarti saya tidak punya biaya. Makanya saya suruh membawa robot yang dimaksud,” ucapnya.

Sumardana mengingatkan, bagi yang datang dan mengatakan cara merangkai robot kurang tepat, berharap agar turut membantu untuk menyempurnakan. “Jangan hanya protes tetapi tolong bantu disempurnakan. Terpenting robot ini bisa untuk kerja, dan membantu orang,” tambahnya.

Merangkai robot itu, kata Sumardana, awalnya mendapatkan petunjuk di internet, kemudian digerakkan gunakan remote. Istrinya Ni Nengah Sudiartini yang bertugas memainkan remote. Selanjutnya disempurnakan, agar remote control-nya ditempatkan di kepala. 

Setelah berhasil merangkai robot dan telah bisa digunakan, kata Sumardana, hasil karyanya itu mulai dikenal dari mulut ke mulut hingga terdengar media. Berulang kali media berusaha mewawancarai, tetapi dia berupaya mengelak. Akhirnya, menyerah, bersedia menceritakan hingga terekspose kemudian dikunjungi Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Jumat (22/1).

Sumardana kini mengaku bersyukur, dirinya dikenal banyak orang. Satu hal lagi disyukuri, I Wayan Nuja dari Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, selaku pemilik lahan tempat tinggal sekaligus tempat kerjanya, setuju kontraknya diperpanjang 10 tahun lagi. Tetapi belum ada kesepakatan harga. 

Sesuai saran Gubernur Pastika, jika kontrak lahan bisa diperpanjang 10 tahun, maka dijanjikan bantuan bedah rumah, tempat kerja, alat-alat kerja, dan bantuan kesehatan untuk menyembuhkan tangan kirinya yang lumpuh. 

Selanjutnya...

Komentar