nusabali

RI Harus Punya Street Shopping

  • www.nusabali.com-ri-harus-punya-street-shopping

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung akhir tahun 2015 lalu. Dari 8 sektor yang dibuka, Indonesia paling kuat di bidang Pariwisata. 

Meniru Singapura yang punya Orchard Road dan juga Hongkong

JAKARTA, NusaBali
Salah satu untuk meningkatkan daya saing di sektor ini, Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengusulkan agar Indonesia punya Electronic Tourist Refund Services  dan Street Shopping seperti yang ada di Singapura.
 
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Sri Agustine menanggapi dengan positif usulan Menpar.
 
"Maksudnya bapak (Menpar, red) itu kan ini supaya bersaing, kalau misalnya orang bisa belanja ke Indonesia, kan kalau kita belanja di luar negeri tax nya dikembalikan, maunya kita bisa terapkan hal sama, ini usulan baik supaya Indonesia bisa disamakan dengan negara-negara yang menerapkan itu. Ini kan bukan hanya urusan Kemendag saja tapi Kemenkeu dan sebagainya," kata Sri usai menghadiri Seminar dan Musyawarah Nasional "Indonesia's Shopping Centers: Envisioning the Future", di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (19/1).

Sri juga menanggapi tentang belum adanya street shopping di Indonesia seperti di Singapura (Orchard Road) dan juga Hongkong untuk meningkatkan jumlah wisatawan.

"Menurut saya, ada advantage nya dan beberapa sedikit perlu effort karena Indonesia panas, kita memerlukan satu terutama Jakarta butuh area luas, ada area sosial yang butuh area-area seperti itu, misalnya bisa diciptakan. Di Pasar Baru, di Bandung sudah ada. Di Paris Van Java, maksud bapak seperti itu, ke depan bisa dilakukan, yang sudah terlanjur berdiri bisa diciptakan. Desainnya saja seperti itu," ujar Sri dilansir detik.
 
Sebelumnya, Arief Yahya, memberikan saran kepada Kemendag, apabila ingin menjadikan Indonesia surga belanja bagi wisatawan seperti di Singapura atau Hongkong,ada  tiga hal yang harus diperhatikan yaitu pajak, membuat street shopping, teknologi.
 
Menpar juga menyoroti ketertinggalan Indonesia dalam memberlakukan bebas visa bila dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia maupun Thailand. Sehingga, pihaknya menargetkan sebanyak 172 negara diberlakukan bebas visa ke Indonesia.
 
"Pertama kan 15 negara, kemudian tambah lagi 30 negara, kemudian tambah lagi jadi 90 negara. Itu sudah selesai. Di 2016 kita tambah lagi 80 negara," kata Arief di Jakarta, Selasa (19/1).

"Nanti kita harapkan totalnya (negara yang bebas visa) 170 negara. Saat ini Malaysia sudah 162 negara. Jadi akan lebih tinggi sedikit dari Malaysia," jelas Arief dilansir kompas.

Arief menjelaskan, pemberlakuan fasilitas bebas visa menjadi cara paling cepat untuk menggenjot jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Penyebabnya, hingga 2015 lalu, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia hanya mencapai 10 juta wisatawan.  Pada saat yang sama, wisatawan mancanegara yang mengunjungi Malaysia sudah mencapai 25 juta wisatawan dan Thailand yang mencapai 27 juta wisatawan.

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, usai menghadiri Dialog "Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Isu Ketenagakerjaan", di Gedung Pakarti Center, Jakarta, Selasa (19/1) menambahkan, kuatnya Indonesia di sektor pariwisata didukung oleh infrastruktur yang memadai serta sudah adanya sertifikasi profesi.

"Kan kita lihat dari infrastrukturnya, infrastruktur yang terkait dengan percepatan peningkatan kompetensi maupun sertifikasi profesi, KKNI-nya Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia mereka sudah, SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)-nya sudah cukup banyak dari sejumlah profesi di situ, terus lembaga sertifikasi ada banyak lah tolak ukurnya," kata Hanif. 7

Komentar