nusabali

Meninggal di Lokasi Pengungsian

  • www.nusabali.com-meninggal-di-lokasi-pengungsian

Awalnya korban diduga tertidur lelap mengenakan selimut bantuan Badan Nasional Penanggunglangan Bencana (BNPB).

AMLAPURA, NusaBali

Krama Banjar Yeha, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Ni Nyoman Mandi, 81, meninggal di tempat pengungsian, balai Desa Wisma Kerta, Kecamatan Sidemen, Kamis (28/9) sekitar pukul 04.00 Wita. Jenazah korban langsung dibawa ke kampung halaman dan dikubur di setra Desa Pakraman Yeha, Kamis siang. Kondisi korban di pengungsian melemah karena sudah uzur dan belum beradaptasi dengan cuaca.

Mandi diboyong mengungsi oleh keponakannya, I Wayan Sudarta dan tinggal di Balai Desa Wisma Kerta. Setelah 10 hari di pengungsian dengan kondisi seadanya dan sering terkena angin malam menyebabkan daha lingsir itu kondisinya drop. Mandi sebelumnya sudah mendapatkan penanganan dari petugas medis di pengungsian. Korban diduga tertidur lelap mengenakan selimut bantuan Badan Nasional Penanggunglangan Bencana (BNPB). Ternyata Mandi telah meninggal dalam posisi badan miring.   

Jenazah Mandi dikirim ke rumah duka oleh relawan. Jenazah tiba di rumah duka, Banjar Yeha, Desa Sebudi sekitar pukul 07.30 Wita. Disusul kedatangan krama Banjar Yeha sebanyak 150 warga ke rumah duka. Krama lanang dan krama istri dari Banjar Yeha serta Dadia Tangkas Kori Agung langsung berbagi tugas. Krama istri persiapkan banten dan krama lanang persiapkan pepage (tandu) untuk mengusung jenazah.

Bendesa Adat Yeha, I Ketut Sudia menjelaskan, jenazah Dadong Mandi rencananya dikubur Saniscara Pon Gumbreg, Sabtu (30/9). Sebab pada Wraspati Umanis (28/9) ada larangan mengubur karena Pasah. Selanjutnya, Prajuru Desa Pakraman Yeha menggelar rapat kilat dan memutuskan tidak mengubur pada Kamis (28/9). “Dadong Mandi dikubur hari ini dengan upacara makingsan,” jelas Sudia.

Selama Gunung Agung berstatus awas, dua warga dilaporkan meninggal dunia. Mereka yang meninggal yakni Jro Mangku dar Banjar Wates Tengah, Desa Pakraman Duda. Berikutnya  Nyoman Mandi, 81, warga Banjar Yeha, Desa Sebudi, yang meninggal di kamp pengungsian. “Keduanya telah dikubur. Sebenarnya Jro Mangku rencananya diaben. Karena situasi darurat langsung dikubur,” imbuh Sudia. Sementara Bendahara Desa Pakraman Yeha, I Wayan Karsana menambahkan, jika dikubur dua hari lagi maka warga harus magebagan (menunggui) di rumah duka. Magebagan tak mungkin dilakukan karena Banjar Yeha, Desa Sebudi masuk KRB (kawasan rawan bencana) III yang jaraknya dari Gunung Agung sekitar 4 kilometer. Sehingga diputuskan untuk mengubur korban dengan upacara makingsan sehingga krama bisa balik lagi ke posko pengungsian.

Sementara Kelian Dadia Tangkas Kori Agung, I Wayan Sudarsa, yang merupakan kerabat dekat mengatakan, korban selama ini menderita sakit tua, fisiknya melemah, apalagi tinggal di pengungsian dengan kondisi udara yang berbeda dengan di kampung. Dikatakan, krama Banjar Yeha sebanyak 1.502 jiwa. Tetapi yang pulang hanya kerabat dekat korban sekitar 150 orang yang turut membantu menggelar prosesi itu. *1k6

Komentar