nusabali

Tebing Longsor, 1 Tewas, 2 Selamat

  • www.nusabali.com-tebing-longsor-1-tewas-2-selamat

Saat musaibah terjadi, korban Gede Mertayasa gali lubang cakar ayam bersama dua kerabatnya, Gede Gunar dan Nyoman Sariawan.

Saat ditemukan dan dievakuasi sekitar pukul 10.00 Wita, korban Mertayasa masih bernapas, namun sudah dalam keadaan lemas, sehingga dilarikan ke Puskesmas Pembantu di pusat Desa Lemukih, Kecamatan Sawan. Karena kondisinya sangat kritis, pihak Puskesmas kemudian merujuk korban ke RSUD Buleleng di Kota Singaraja. Sayangnya, nyawa korban tak bisa ditolong. Sebab, saat tiba di RSUD Buleleng, pria berusia 20 tahun ini sudah dalam kondisi meninggal.

Karena dinyatakan meninggal, pihak keluarga pun langsung membawa jenazah korban Mertayasa pulang ke Desa Lemukih. Namun, jenazah korban tidak sempat do-semayamkan di rumah duka, melainkan langsung dikuburkan di Setra Desa Pakraman Lemukih pada Radita Wage Wariga, Minggu kemarin. 

Sesuai dresta di Desa Pakraman Lemukih, warga yang dianggap meninggal salahpati (tidak wajar, Red) memang harus langsung dikubur sepulang dari rumah sakit. “Tadi siang sudah dikubur, karena sesuai adat disini, tidak boleh dibawah ke rumah, langsung dikubur ke setra,” kata salah satu kerabat korban kepada NusaBali.

Sementara itu, Kapolsek Sawan, AKP I Made Mustiada, mengaku pihaknya belum menerima laporan dari pihak keluarga terkait musibah maut yang menimpa korban Gede Mertayasa di Desa Lemukih. Namun, berdasarkan laporan yang diterima dari Babinkamtimbas Desa Lemukih, kejadian ini murni kecelakaan. 

“Informasi terakhir dari laporan Babinkamtimbas kami yang bertugas di Desa Lemukih, jenazah korban sudah dikuburkan. Korban meninggal murni kecelakaan,” terang Kapolsek Made Mustiada saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.

Sedangkan saksi yang ikut melakukan aktivitas penggalian cakar ayam saat musibah terjadi, Nyoman Sariawan, mengaku tidak melihat persis runtuhnya tebing setinggi lebih dari 10 meter hingga menewaskan kerabatnya, korban Gede Mertayasa. Pasalnya, pagi itu dia beraktivitas di sisi tebing paling selatan, sementara longsor terjadi pada tebing sisi utara di mana korban Mertayasa menggali.

“Nak jak tetelu megae, mererod beten tanah ne tegeh. De Mertayasa di medaje, tiyang joh kelod, yen De Gunar di tengah-tengah. Tiyang jeg sing tepuk tanahe meserod, nak jeg dingeh mabriug (Cuma bertiga kami bekerja, berjejer di bawah tebing. De Mertayasa di sisi paling utara, saya jauh di selatan, De Gunar di tengah-tengah. Saya tidak lihat tanah itu amblas, cuma dengar suara keras mabrig, Red),” cerita Nyoman Sariawan kepada NusaBali. 7 k19

Komentar