nusabali

Pentaskan Tari Pendet dan Tari Lawang Balingkang

Kemenparekraf Buka Festival Semarapura ke-6

  • www.nusabali.com-pentaskan-tari-pendet-dan-tari-lawang-balingkang

SEMARAPURA, NusaBali - Pemkab Klungkung menggelar Festival Semarapura ke-6 di depan monumen Ida Dewa Agung Jambe, Kota Semarapura, Kecamatan Klungkung, dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, Minggu (28/4) sore.

Hadir, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika, Bupati Klungkung periode 2013-2018 dan 2018-2023 I Nyoman Suwirta yang menggagas Festival Semarapura saat masih menjabat bupati, dan undangan lainnya.

Festival Semarapura serangkaian memperingati Hari Puputan Klungkung ke-116 dan HUT ke-32 Kota Semarapura, Minggu 28 April. Pembukaan dimeriahkan fragmentari Lawang Balingkang kolaborasi dengan barong ket, barong landung, dan barongsai. Ide cerita I Dewa Gede Alit Saputra selaku Ketua Komunitas Seni Sanggar Kayonan Klungkung, penata tari Wah Lanyuk dan Anak Agung Putra Dalem, penata tabuh Dewa Danan dan Dewa Bayu. 

Lawang Balingkang menghadirkan kisah kerajaan Bali kuno yang pernah mengalami masa kejayaan saat tahta dipegang oleh Sri Aji Jaya Pangus sebagai raja yang keratonnya terletak di Panarajon. Karena begitu tentram dan sejahteranya kehidupan rakyat di Panarajon, maka berbondong-bondonglah para pedagang dan saudagar dari negeri Tiongkok ikut datang dan berjualan di Pasar Kintamani.


Selain membawa dagangan kelontong, para pedagang Tiongkok juga membawa seni budayanya yaitu barongsai, barong naga, dan alat pembayaran berupa uang kepeng. Salah satu dari para saudagar yang datang bernama Babah Subandar yang ikut berdagang dengan membawa serta putrinya yang sangat cantik bernama Kang Cing Wie. Jaya Pangus ingin mengawini Kang Cing Wie. Upacara perkawinan pun dilangsungkan. Seiring berjalannya waktu, muncullah hujan badai selama satu bulan tujuh hari yang meluluhlantakkan keraton Panarajon. Seisi keraton pergi meninggalkan Panarajon dan mendirikan keraton baru bernama Balingkang. 

Nama Balingkang diambil dari dua sumber yaitu bumi Bali dan Kang diambil dari nama Kang Cing Wie dimana saat itu sudah menjadi istri raja Sri Jaya Pangus. Dari perjalanan panjang kisah inilah kemudian terjadi akulturasi budaya antara Bali dan Tiongkok yang akan dikemas dalam bentuk fragmentari dengan menonjolkan keunikan dan keagungan budaya masing-masing.

Selain itu juga dipentaskan Tari Pendet massal sebanyak 400 penari dari para guru TK, SD, SMP, SMA/SMK di Kabupaten Klungkung. Lomba melukis Wayang Kamasan, demonstrasi pembuatan keris, cooking demo makanan raja diraja Kerajaan Klungkung dan Ledok khas Nusa Penida, gala dinner raja diraja kerajaan Klungkung dan grand final Jegeg Bagus Klungkung (JBK) 2024. 

Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika mengatakan, Festival Semarapura yang digelar mulai 28 April sampai 1 Mei 2024 melibatkan 1.500 orang seniman, 110 perajin, dan 105 pelaku UMKM. “Festival Semarapura ke-6 merupakan promosi pariwisata untuk kenalkan potensi wisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Klungkung,” ujar Jendrika didampingi Kadis Pariwisata Klungkung Ni Made Sulistiawati dan Kadis Kebudayaan Klungkung I Ketut Suadnyana.


Festival Semarapura juga menonjolkan objek Kerta Gosa yang menjadi bukti sejarah pusat kebudayaan di Bali. Dengan pagelaran kuliner jamuan Raja Klungkung. Para pengunjung juga dapat menyaksikan dan mencoba cara pembuatan keris. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan Festival Semarapura berhasil masuk dalam agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) dan Festival Nusa Penida. KEN merupakan strategi kolaborasi Kemenparekraf bersama pemerintah daerah dan seluruh stakeholder pariwisata untuk menaikkan citra pariwisata Indonesia dan penggerak kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

KEN membantu pemasaran, kurasi, peningkatan kualitas dan dampak terhadap masyarakat. “Kami menghitung setiap KEN ini berapa dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat terutama dalam penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja,” ujar Sandiaga Uno. Klungkung sebagai pusat kerajaan tertua di Bali menjadi pusat tumbuhnya kesenian dan budaya Bali. Raja-raja nusantara juga memberikan apresiasi. 

Festival ini memiliki inovasi dan kolaborasi karena menghadirkan pasar ekraf. Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya juga mengapresiasi pelaksanaan festival ini. Festival Semarapura sebuah pesta rakyat yang menjadi ruang pemanggungan dan apresiasi seni budaya dan festival yang sudah mendapat pengakuan dari KEN. 7 wan

Komentar