nusabali

Yang Asli Kian Langka, ‘Telur’ Kayu Tak Kalah Indah

Kerajinan Telur Lukis

  • www.nusabali.com-yang-asli-kian-langka-telur-kayu-tak-kalah-indah

DENPASAR, NusaBali - Kerajinan lukis telur merupakan salah satu jenis kerajinan yang saat ini tengah kesulitan bahan baku. Terutama cangkang telur, yakni cangkang telur unta dan kasuari yang dipakai sebagai medianya. Karena itu telur ‘kayu’ pun jadi pengganti. Walau demikian, kualitas lukisannya tidak berbeda dengan lukisan pakai cangkang telur original.

“Karena memang dibuat agar sama  dengan lukisan pakai kulit telur asli,” ujar Anak Agung Biyang  Oka,68, seorang perajin sekaligus pemilik art shop lukisan telur di Banjar Penida, Batuan, Sukawati, Gianyar, Senin (25/3).

Dituturkan AA Biyang Oka, disebut lukisan telur, karena perajin yang melukis menggunakan kulit atau cangkang telor sebagai medianya.

Selama ini lukisan dengan bahan cangkang telur burung unta paling populer. Hal itu karena  cangkang dari jenis burung ini ukurannya besar. Yang kedua cangkang telur burung Kasuari dan yang ketiga lukisan  telur Angsa.

Belakangan lukisan dengan menggunakan cangkang telur burung Unta dan burung kasuari semakin sulit diperoleh, sehingga semakin langka. Hal itu diperkirakan karena kedua jenis satwa tersebut merupakan satwa langka juga. 

“Apalagi sejak  pandemi Covid-19 semakin sulit mendapatkan yang  asli,” ungkap perempuan yang bersama keluarganya  lebih dari 20 tahun menekuni  kerajinan lukis telur. Karena itulah lukisan pada cangkang telur ‘buatan’ dari kayu albesia  banyak dicari.

“Bentuknya sangat mirip, lukisannya sama-sama bagus,” terangnya.

Proses pembuatan dan melukisnya juga perlu waktu tidak pendek.

“Telur dari kayu, butuh waktu 3 bulan baru bisa dilukis,” lanjutnya.

Mengapa sampai 3 bulan? Tujuannya agar ‘telur kayu’ itu benar- benar kering sempurna, kadar air nihil, sehingga  tidak retak atau pecah ketika dilukis atau setelah jadi lukisan telur.

“Didempul, dilem, diamplas sehingga benar- benar seperti nampak telur asli,” lanjutnya.

Kata AA Oka, telur -telur ‘kayu’ itulah yang dicari sebagai pengganti. Ada yang dicari untuk belajar melukis, ada yang membelinya sudah dalam lukisan telur jadi.

Harga lukisan telur kayu, lebih murah dari lukisan telur asli. Untuk lukisan telur burung Unta (asli) harganya dibandrol Rp1,5 juta. Sedangkan lukisan telur Unta dari kayu Rp375.000. Untuk lukisan telur burung kasuari, yang asli Rp700.000, sedang dari kayu Rp250.000. Lukisan telur angsa asli harganya Rp150.000. Sementara lukisan telur angsa dari kayu harganya Rp60.000.  Semuanya itu dalam hitungan perbutir.

“Sekarang ini sudah mulai ada sedikit-sedikit penjualan,” cerita AA Oka.

Hanya penjualan tidak setiap hari. Seperti kemarin ada yang mengambil 10 biji kasuari (kayu). “Ada juga tamu bisnis yang mengambil sample untuk ditawarkan lagi,” bebernya.

Selain ada juga pihak hotel  yang membeli untuk dijual kembali. Termasuk membeli bakalan yakni yang masih polos. “Untuk para tamunya yang ingin belajar melukis,” terangnya.

Walau tidak persis, dalam sebulan AA Oka mengatakan bisa menjual 100 biji lukisan telur dari ketiga jenis tersebut. Kata dia penjualan itu  jauh dibanding sebelum Covid (pandemi Covid-19) yang bisa lebih dari 100 biji sebulan. Namun demikian, dia mengaku lega karena penjualan lukisan telur sudah semakin ramai. “Waktu Covid sama sekali sepi,” ucapnya menunjuk pajangan lukisan telur di art shopnya. K17. 

Komentar