nusabali

360.985 Pemilih Gunakan Hak Suara Pemilu 2024 di Badung, Partisipasi Lampaui Target

  • www.nusabali.com-360985-pemilih-gunakan-hak-suara-pemilu-2024-di-badung-partisipasi-lampaui-target

MANGUPURA, NusaBali.com - KPU Kabupaten Badung berhasil mencatat tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suara di Pemilu 2024 ini. Pemilih yang dimaksud termasuk Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan Daftar Pemilih Khusus (DPK).

Kabupaten Badung memiliki total 403.326 pemilih yang tersebar di enam kecamatan. Sejumlah 102.219 pemilih berada di Kecamatan Mengwi, 88.141 pemilih di Kuta Selatan, 76.595 pemilih di Abiansemal, 68.752 pemilih di Kuta Utara, 41.822 pemilih di Kuta, dan 25.797 pemilih di Petang.

Dari jumlah pemilih yang ada di Badung ini, 360.985 di antaranya telah menggunakan hak suara pada lima pemilu yakni Presiden dan Wakil Presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi Bali, dan DPRD Kabupaten Badung. Angka ini merepresentasikan 89,50 persen pemilih yang ada di Gumi Keris.

"Astungkara, angka partisipasi ini meningkat dari Pemilu 2019 yang saat itu 82,54 persen," ujar Anggota KPU Badung I Nyoman Dwi Suarna Artha yang juga Ketua Divisi Penyelenggara ketika dihubungi pada Senin (26/2/2024) petang.

Selain partisipasi pemilih meningkat dari Pemilu 2019 silam, partisipasi pemilih di Pemilu 2024 ini juga melampaui target KPU Badung. Sebelumnya, partisipasi pemilih di Gumi Keris pada pemilu kali ini diancar-ancar pada angka 85 persen.

Berdasarkan data dari KPU Badung, rata-rata partisipasi di setiap kecamatan berada di atas 80 persen. Persentase partisipasi pemilih di Kuta Selatan paling sedikit yakni 83,70 persen dan paling banyak ada di Mengwi dengan 94,17 persen, bersaing tipis dengan Abiansemal di 94,16 persen partisipasi pemilih.

Sementara itu, dalam media gathering menuju Pemilu 2024 pada Desember 2023 silam, Ketua KPU Badung IGK Gede Yusa Arsana Putra menilai golongan putih (golput) ideologi di Badung sangat sedikit jumlahnya. Golput ideologi ini adalah kelompok pemilih yang tidak mempercayai sistem sehingga golput sudah mendarah daging.

"Yang jadi tantangan itu adalah golput administratif. Jadi, mereka ini tidak tahu tanggal, waktu, dan tempat pencoblosan. Mereka juga terganjal administrasi kependudukan sehingga tidak bisa menyalurkan hak pilihnya," ungkap Yusa Arsana.

Namun, dengan sosialisasi hari Pemilu 2024 dan mendorong penuntasan proses pindah memilih bagi yang ber-KTP di luar domisilinya maka golput administratif ini bisa diminimalisir. Terbukti, angka partisipasi pemilih di Badung menyentuh hampir 90 persen. *rat

Komentar