nusabali

12 Buruh Tersambar Petir, 1 Orang Meninggal

  • www.nusabali.com-12-buruh-tersambar-petir-1-orang-meninggal

Total ada 12 korban tersambar petir; 1 meninggal dunia, 1 orang kritis dan akan dirujuk, 2 orang belum stabil. Sedangkan yang lainnya sudah diperbolehkan pulang dari RSU Negara.

NEGARA, NusaBali
Sebanyak 12 orang buruh panen semangka tersambar petir di Subak Kawis, Banjar Delod Pangkung, Desa Budeng, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Sabtu (27/1) sore. Dari 12 korban itu, 1 orang korban meninggal dunia. Selain itu ada 1 orang yang dalam kondisi kritis, 2 orang luka berat, dan 8 orang lainnya luka ringan.

Para korban tersambar petir itu adalah para buruh panen semangka dari sejumlah desa di wilayah Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Korban yang meninggal dunia bernama Ni Wayan Suriati, 58, asal Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo.

Satu korban yang kritis bernama I Ketut Wiasa, 60, asal Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo. Kemudian dua korban yang luka berat bernama Ni Komang Ayu Sri Suparmi, 39, asal Banjar Anyar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, dan Ni Nyoman Ratni, 60, asal Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo.

Dari informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa maut itu bermula saat belasan buruh panen semangka tiba di lokasi pada sekitar pukul 13.30 Wita. Mereka langsung melakukan pemanenan semangka di sebanyak 5 petak sawah. Namun saat panen baru terlaksana di 3 petak sawah pada sekitar pukul 14.30 Wita, hujan gerimis turun sehingga mereka pun berteduh di sebuah kubu (gubuk) yang berada di lokasi sekitar.

Memasuki sekitar pukul 15.15 Wita, saat hujan mulai lebat tiba-tiba ada petir menyambar kubu tersebut. Akibatnya, 12 buruh panen yang berkumpul di seputaran kubu kecil itu sempat terpental dan tidak sadarkan diri. "Pas ada petir itu kami semua tidak sadar. Seperti langsung terasa gelap. Begitu mulai sadar, kami semua sudah bergelimpangan,” ujar salah seorang korban selamat Ni Nyoman Toni, 65, saat ditemui di RSU Negara, Sabtu (27/1) malam.

Ketika yang lain sudah mulai sadar, sambung Ni Nyoman Toni, korban Ni Wayan Suriati yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden itu sama sekali tidak bergerak. Saat mulai sadar itu pun para korban selamat langsung meminta tolong kepada bos dan saudagar semangka yang berada di utara sehingga mereka langsung dilarikan ke RSU Negara. “Saat saya baru sadar itu, rasanya seluruh badan kaku dan tidak bisa digerakkan. Intinya kami tidak lihat bagaimana pas ada petir itu,” kata Ni Nyoman Toni didampingi beberapa korban lainnya.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSU Negara Gusti Ngurah Putu Adnyana, mengatakan para korban tersambar petir itu dibawa ke RSU Negara pada sekitar pukul 15.40 Wita. Total ada 12 orang korban. Salah seorang dari 12 korban itu diterima sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Total ada 12 pasien dan 1 sudah meninggal dunia. Dari 11 pasien lainnya itu, ada 1 pasien yang kondisi kritis dan 2 pasien yang kondisi kesadarannya belum stabil. Sedangkan yang lainnya sudah membaik dan malam ini (Sabtu malam) sudah diperbolehkan pulang,” ujar Adnyana.

Adnyana mengatakan, salah satu korban yang dalam kondisi kritis itu, ada mengalami luka robek di bagian kepala belakang. Untuk korban bernama I Ketut Wiasa itu rencananya akan dirujuk untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan dua korban luka berat lainya akan dirawat inap di RSU Negara.

“Yang kritis itu kita perlu periksa CT Scan. Rencana kami rujuk ke RSU Tabanan atau langsung ke Sanglah (RSUP Prof Ngoerah, Denpasar). Sekarang ini masih proses. Kalau memang bisa di Tabanan, kami bawa ke Tabanan,” ucap Adnyana.

Sementara Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Agus Riwayanto Diputra, mengatakan telah menerjunkan jajarannya untuk melakukan olah TKP ataupun pemeriksaan terkait insiden tersebut. Pihaknya masih melakukan upaya pendalaman terkait apakah ada hal-hal lain yang menjadi pemicu sambaran petir tersebut.

“Yang pasti itu murni karena tersambar petir. Terkait hal-hal lain, apakah ada pengaruh karena handphone dan sebagainya masih kami dalami. Tapi dari informasi awal, para buruh itu juga membawa handphone dan lokasi kejadiannya di tengah-tengah sawah atau di areal lapang,” ucap AKP Agus. 7 ode

Komentar