nusabali

Produksi Coklat di Bali Masih Terganggu

  • www.nusabali.com-produksi-coklat-di-bali-masih-terganggu

Permintaan pasar sudah membaik, pasokan bahan baku justru berkurang

DENPASAR, NusaBali
Pengaruh El Nino masih dirasakan produsen produk olahan coklat. Produksi berkurang akibat kekurangan kakao yang merupakan bahan baku coklat. Padahal permintaan atau pasar  coklat sudah membaik, seiring dengan pulihnya pariwisata Bali karena pandemi Covid-19  telah berakhir.

Kalangan produsen coklat mengutarakan hal itu. “Ya karena  bahan baku  kurang ”  ujar Kadek Surya Eka Prasetya Wiguna, Direktur PT Cau Coklat Internasional di Tabanan, pabrik olahan coklat di  Tabanan, Rabu (13/12).

Menurut Kadek Surya  berkurangnya pasokan bahan baku, merupakan dampak dari  El Nino yang membuat musim kering lebih panjang. Dan  sampai saat ini pengaruh itu masih  terasa. Karena itulah  produksi olahan coklat ikut  terdampak, produksinya menjadi berkurang.

Kadek Surya mencontohkan produksi usahanya.  Dalam kondisi normal, pasokan bahan baku kata Kadek Surya,  bisa memproduksi 15 ton coklat sebulan. Namun kini pasokan hanya mampu memproduksi 5-10 ton. “Produksi kakao petani di Bali menurun,” kata Kadek Surya.

Guna memperoleh biji  kakao,   Kadek Surya mencari  kakao  sampai ke luar daerah. Antara lain Lampung, NTT, Kalimantan hingga Sulawesi. Tujuannya untuk menambah pasokan bahan baku.

Hasilnya  tidak jauh beda. Produksi kakao di daerah-daerah  tersebut kondisinya tak jauh beda dengan di Bali, produktivitasnya  menurun,  akibat  El Nino. Sementara  itu pasaran coklat baik di Bali sendiri sampai ke luar negeri justru membaik.

“Untuk  ekspor masih dominan  dengan tujuan Eropa,”  ungkapnya. Sedang di pasar domestik, khususnya di Bali juga membaik. Termasuk serapan dari wisatawan yang datang ke Bali.

“Salah satunya wisman China yang suka dengan coklat,” ungkapnya. Karena  itulah, para pelaku usaha  UMKM coklat, makin senang kalau wisatawan China makin ramai datang ke Bali. k17

Komentar