nusabali

Serba Otomatis, Rawat Kebun Bisa Dilakukan Tanpa Tenaga Manusia

Wow! Guru SMK Negeri 1 Denpasar Mendesain Kebun Berteknologi Internet of Things (IoT)

  • www.nusabali.com-serba-otomatis-rawat-kebun-bisa-dilakukan-tanpa-tenaga-manusia
  • www.nusabali.com-serba-otomatis-rawat-kebun-bisa-dilakukan-tanpa-tenaga-manusia

Sebagai rancangan purwarupa, Kebun IoT ini diterapkan di sekolah, yakni di kebun mini yang bertengger di struktur luar gedung lantai dua bangunan sekolah

DENPASAR, NusaBali
Guru Program Keahlian Elektronika SMKN 1 Denpasar, I Gede Dangin,28, berhasil merancang kebun berteknologi Internet of Things (IoT). Dengan teknologi ini, perawatan kebun dilakukan secara otomatis tanpa campur tangan tenaga manusia secara penuh.

Dangin menuturkan, Kebun IoT ini didesain olehnya setelah sekolah mengarahkan agar setiap program keahlian membikin produk sesuai disiplin masing-masing. Syaratnya, produk yang dihasilkan harus bisa bermanfaat bagi masyarakat. 

Dari konsep yang diarahkan sekolah, Dangin akhirnya merancang Kebun IoT. Sebab, guru asal Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung ini melihat ketersediaan pangan sangat penting. Dan, bagaimana agar produksi pangan itu bisa dibuat lebih efisien melalui bantuan teknologi. 

"Saya melihat keberadaan pangan itu sangat penting. Makanya saya mencoba membuat agar kebun itu bisa otomatis (perawatannya)," ungkap Dangin ketika dijumpai di SMK negeri yang berjuluk Skensa itu, Kamis (7/12). Sebagai rancangan purwarupa, Kebun IoT ini diterapkan di sekolah, yakni di kebun mini yang bertengger di struktur luar gedung lantai dua bangunan sekolah. Kebun mini ini ditanami cabai, terong, tomat, dan beberapa tanaman bunga. 

Kebun IoT ini menggunakan chip microcontroller ESP32 yang sudah diprogram komputer. Di mana, dari hasil pemrograman itu, Kebun IoT ini memiliki lima fungsi otomatis, yaitu irigasi atau pengairan, pengecekan kelembapan tanah, nutrisi tanah, kadar pH tanah, dan penyemprotan pupuk. 

Fungsi-fungsi ini dikerjakan sesuai timer atau penjadwalan yang dapat diatur. Namun, kata Dangin, Kebun IoT ini juga dilengkapi beberapa sensor yang tertanam dengan fungsi masing-masing. Ketika misalnya sensor mendeteksi kelembapan tanah yang tinggi, jadwal penyiraman akan dibatalkan otomatis. 

"Sistem ini bisa diterapkan untuk kebun yang lebih luas. Sistemnya tetap sama tapi pompa irigasinya perlu berkekuatan yang lebih tinggi sesuai dengan luas kebunnya," ujar Dangin. 

Peran pompa di Kebun IoT sangat vital lantaran bekerja mengirigasi tanaman. Pompa juga bertugas mengalirkan obat/pupuk melalui fungsi irigasi. Perpipaan pompa pun dirancang memiliki saluran terpisah untuk air dan obat/pupuk. Sensor akan bekerja menutup saluran obat/pupuk jika nutrisi tanah masih sehat. 

Dengan memasang pompa yang memiliki kapasitas tenaga sesuai luas kebun, maka sistem yang diberi nama resmi oleh sekolah 'Pengendali Nutrisi, pH, dan Kelembapan Tanah Berbasis IoT' ini dapat diterapkan pada kebun milik petani. Selain itu, dapat diterapkan pula untuk perawatan taman di perkotaan. "Energi yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini sebesar 5 Watt saja. Energinya itu kebanyakan dikonsumsi pompa air yang hidup saat mengirigasi. Pompa kecil yang kami pakai ini 10-12 Watt," jelas guru muda berkacamata ini. 

Sistem yang Dangin rancang dengan 20-an orang siswa Program Keahlian Elektronika pada jam pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) ini dirampungkan dalam waktu satu bulan. Kebun IoT ini baru berusia dua bulan yang perancangannya didukung penuh oleh Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Denpasar, I Wayan Mustika SPd MPd. 

Ke depan, Kebun IoT ini berpotensi dibikinkan aplikasi agar timer bisa diatur dari jarak jauh melalui ponsel pintar. Namun, dalam jangka pendek, SMK negeri di Jalan HOS Cokroaminoto Nomor 84 Denpasar ini ingin menyempurnakan dulu purwarupa yang sudah ada. Meski kini masih purwarupa, Unit Produksi Program Keahlian Elektronika sudah mendapat klien yang memesan sistem ini. Klien yang merupakan seorang pecinta bonsai itu memesan sistem Kebun IoT ini untuk diaplikasikan ke perawatan karya seni tanaman kerdilnya itu. 7 ol1

Komentar