nusabali

RSBM Mulai Buka Layanan Terapi Nuklir

Langsung Layani 7 Orang Pasien

  • www.nusabali.com-rsbm-mulai-buka-layanan-terapi-nuklir

DENPASAR, NusaBali - RSUD Bali Mandara (RSBM) mulai membuka layanan kedokteran nuklir pada, Senin (27/11).

Teknologi kedokteran ini akan melengkapi layanan kanker terpadu di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali ini. Sebanyak 7 pasien terdiri dari 6 pasien kanker dan 1 pasien non kanker dilayani pada hari pertama pembukaan layanan kedokteran nuklir yang bertempat di lantai III Gedung Layanan Kanker Terpadu.

Pada saat yang bersamaan RSBM juga menggelar mini simposium bertema penanganan kanker dan teknologi kedokteran nuklir. Direktur Utama RSBM dr Ketut Suarjaya MPPM saat membuka simposium mengatakan izin layanan kedokteran nuklir dari Kementerian Kesehatan telah keluar beberapa waktu lalu. "Mulai hari ini (kemarin, Red) layanan kedokteran nuklir sudah mulai menerima pasien," ujarnya.  

Dokter Suarjaya mengungkapkan dokter onkologi (kanker) RSBM telah mampu menangani pasien menggunakan teknologi kedokteran nuklir. Meski demikian Rumah Sakit Kanker Dharmais yang merupakan pusat kanker nasional akan melakukan pendampingan (proctorship) selama dua hari di awal pembukaan layanan kedokteran nuklir ini. Mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali ini juga menjelaskan bahwa untuk sementara pasien pengguna layanan kedokteran nuklir harus menggunakan layanan umum atau asuransi swasta dan belum bisa menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

"Sambil jalan kami sedang menyiapkan untuk BPJS Kesehatan, karena kami masih proses kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Tapi kalau umum dan asuransi kami sudah bisa menerima," jelasnya sembari menambahkan layanan kanker lainnya sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Dengan adanya layanan kedokteran nuklir, dr Suarjaya menyatakan layanan kanker di RSBM kini telah paripurna. Sebelumnya layanan kanker terpadu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali telah memiliki layanan kanker mulai diagnostik, pembedahan, kemoterapi, kemoradiasi, dan kini kedokteran nuklir.

"Bahkan ini barangkali miniatur RS Dharmais," sebutnya. Dokter Suarjaya menambahkan, RSBM kini juga semakin siap melayani pasien rujukan dari seluruh Bali bahkan dari wilayah Indonesia timur. Suarjaya mengungkapkan pihaknya pada tahun 2024 akan membangun rumah singgah yang akan diperuntukkan kepada pasien dan keluarganya yang tinggal jauh dari rumah sakit. "Ini bentuk dari keinginan kami untuk bisa memberikan pelayanan yang paripurna

dan dengan biaya murah karena ditanggung BPJS Kesehatan," tandasnya. Sementara itu Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian RS Dharmais, drg Inda Torisia Hatang MKM dalam kesempatan tersebut mengapresiasi dibukanya layanan kedokteran nuklir pertama di Bali dan Indonesia timur. Kehadiran layanan baru ini di Bali diharapkan membantu para pasien dari wilayah timur Indonesia. "Kedokteran nuklir ini bisa melihat seperti apa langkah untuk terapi yang diterima oleh pasien kanker," ujarnya.

Sedari awal pihak RS Dharmais melakukan pendampingan mulai dari proses perizinan, hingga pelatihan khusus kedokteran nuklir. Inda Torisia berharap RS Bali Mandara dapat terus meningkatkan fasilitas rumah sakitnya setelah membuka layanan kedokteran nuklir ini. "Ini tidak bisa kita bilang sudah cukup dengan alat yang ada, mudah-mudahan ada alat lainnya yang bisa dipenuhi RS Bali Mandara ini," ujarnya.

Sementara itu dokter spesialis kedokteran nuklir dan teranostik molekuler RSBM dr Priska Gusti Wulandari Sp KNTM menyampaikan layanan kedokteran nuklir memang umumnya dimanfaatkan dalam menangani penyakit kanker. Meski demikian tidak menutup teknologi ini bisa dimanfaatkan dalam menangani penyakit lain. Pada penanganan penyakit kanker, terapi kedokteran nuklir berfungsi dalam menunjang diagnostik, mulai pada pasien stadium awal hingga stadium lanjut. Layanan kedokteran nuklir akan saling melengkapi dengan pencitraan anatomi yang biasa disajikan pada bagian radiologi. "Misalnya kasus metastasis (penyebaran sel kanker) sudah kemana saja. Intinya kita mau mengevaluasi fungsi jaringan tubuh atau di tingkat sel atau molekuler," jelasnya. 7 cr78

Komentar