nusabali

Museum Gedong Kirtya Masuk Nominasi Museum Unik Nasional

  • www.nusabali.com-museum-gedong-kirtya-masuk-nominasi-museum-unik-nasional

SINGARAJA, NusaBali - Museum Lontar Gedong Kirtya masuk dalam nominasi museum unik tingkat nasional. Meskipun belum berhasil meraih Anugerah Purwakalagrha Indonesia Museum Award 2023, namun tetap menjadi capaian membanggakan.

Indonesia Museum Award 2023 diselenggarakan oleh Komunitas Jelajah yang melibatkan 435 museum yang ada di Indonesia, di Perpustakaan Nasional RI, Sabtu (18/11).

Museum Lontar Gedong Kirtya masuk menjadi salah satu dari lima nominasi museum unik di Indonesia. Panitia pun menyebut telah melakukan penelitian selama setahun untuk melihat lebih jauh museum-museum yang ada di Indonesia. Diperkirakan Museum Lontar Gedong Kirtya masuk sebagai nominasi karena memiliki keunikan yang sangat spesifik yakni koleksi ribuan lontar kunonya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gedong Kirtya Dewa Ayu Putu Susilawati dihubungi Senin (20/11) mengatakan, tidak tahu persis bagaimana sistem penilaian. Namun hal ini menurutnya menjadi awal dan dasar untuk lebih baik kedepannya. Menurutnya dari segi fisik museum, Gedong Kirtya dibandingkan dengan museum lain di Indonesia, masih banyak kekurangan. Mulai dari keberadaan gedung, fasilitas penunjang lainnya.


Foto: Museum Lontar Gedong Kirtya yang masuk dalam nominasi Museum Unik Nasional. -LILIK

“Kemarin yang menang itu Museum Panji di Malang yang mengemas edutainment dalam museum. Kalau Gedong Kirtya tidak punya itu. Secara tampilan kita kurang sekali, hanya saja kita punya koleksi yang mungkin tidak ada di museum lain,” terang  Susilawati.

Setelah menjadi nomine museum unik tingkat nasional, Gedong Kirtya memiliki banyak sekali tugas yang harus dilakukan, tanpa mengurangi esensi sebagai museum lontar. Seperti penyediaan gudang penyimpanan hingga tata pamer yang evokatif. “Misalnya kalau kita mau mengadakan pameran lontar mendekatkan dengan kondisi sesungguhnya tidak hanya menampilkan daun lontar tetapi juga ada pohon lontar. Ya semacam itu, tetapi kembali lagi ke kemampuan keuangan daerah, mudah-mudahan saja tahun-tahun mendatang bisa diagendakan,” kata dia.

Sedangkan untuk pemeliharaan koleksi, Gedong Kirtya sudah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penyiapan tempat penyimpanan, cara pemeliharaan yang tepat, restorasi, alih bahasa, alih sastra hingga pendataan lontar-lontar masyarakat.

Menurut Susilawati, koleksi di Gedong Kirtya saat ini ada 2.064 cakep lontar, yang membahas soal weda, agama, wariga, wiracarita, babad dan tantrik. Selain itu juga ada prasasti, manuskrip kertas dari zaman kolonial tahun 1901-1953. Koleksi-koleksi berumur ratusan tahun ini dijaga dan dipelihara dengan sangat hati-hati. Sementara itu museum lontar Gedong Kirtya diinisiasi oleh sejarawan asal Belanda Van Der Tuuk. Museum lontar satu-satunya di Indonesia ini dibuka untuk umum pada 14 September 1928. 7k23

Komentar