nusabali

Golkar Klungkung ‘Sodok’ Suwirta

Dituding Dompleng Jabatan untuk Melenggang ke DPRD Bali

  • www.nusabali.com-golkar-klungkung-sodok-suwirta

DENPASAR, NusaBali - Suhu politik di Kabupaten Klungkung jelang Pemilu 2024 memanas. DPD II Golkar Klungkung ‘sodok’ Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dengan tudingan melakukan kampanye terselubung alias mendompleng jabatan bupati untuk melenggang ke kursi DPRD Bali.

Suwirta adalah Bacaleg (Bakal Calon Legislatif) DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan. Belakangan ini, Suwirta yang mantan kader Gerindra ini dinilai gencar turun dengan memanfaatkan sisa jabatan sebagai bupati. Sementara Suwirta sendiri sudah mengajukan pengunduran diri dan akan ditetapkan sebagai DCT (Daftar Calon Tetap) DPRD Bali (dijadwalkan KPU pada 4 November 2023). 

Ketua DPD II Golkar Klungkung Luh Komang Ari Ayu Ningrum dalam jumpa pers di Kawasan Niti Mandala Denpasar, Senin (30/10) menyebutkan kontestasi Pileg 2024 di Klungkung tidak fair. Karena seorang Bupati Suwirta yang saat ini dalam proses pencalegan dan sudah menyatakan mengundurkan diri malah makin gencar sosialisasi dengan mendompleng jabatan sebagai bupati.”Sudah berproses dalam verifikasi caleg dan sudah mengundurkan diri, tetapi kegiatan sebagai bupati makin dipadatkan, ada kebijakan mutasi jabatan. Ada apa? Padahal sebentar lagi mau ditetapkan dalam DCT,” ujar Ningrum mengaku mempersoalkan manuver Suwirta supaya kontestasi Pemilu 2024 di Klungkung lebih fair.

Ningrum kemarin didampingi sejumlah Anggota Fraksi Golkar DPRD Klungkung, Caleg DPRD Bali dapil Klungkung di Pemilu 2024, Gede Rizky Pramana. Ningrum menyebutkan pendomplengan jabatan di tengah pencalegan Suwirta ini menjadi bola panas. “Kami menafsirkan ada agenda yang memang digenjot, kegiatan peresmian proyek di padatkan, pembahasan APBD digenjot. Ini jadi bola panas, selama ini orang banyak yang diam, tetapi ini nggak boleh dibiarkan,” ujar Ningrum.

Ningrum juga menuding Suwirta saat turun sebagai bupati malah menonjolkan warna dan atribut partainya. “Nah, ini jabatan bupati malah ditunggangi kepentingan pencalegan dengan atribut partainya,” ujar adik kandung dari Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali, Made Ariandi ini.

Sementara Anggota Fraksi Golkar DPRD Klungkung I Wayan Mardana secara terpisah menambahkan, di kalangan DPRD Klungkung menilai Suwirta melakukan kampanye terselubung untuk menarik simpati masyarakat. Sehingga demokrasi kesannya sudah tidak fair. “Teman-teman di dewan menduga dia (Suwirta,red) memanfaatkan jabatan untuk kampanye terselubung,” ujar Anggota Komisi I ini.

Atas ‘serangan’ Partai Golkar, Suwirta dikonfirmasi NusaBali melalui sambungan telepon dengan enteng ‘menangkis’. Politisi asal Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini mengatakan taat dengan aturan. Menurut Suwirta, pengunduran dirinya sudah dikonsultasikan ke Mendagri dan sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU). “Jadi semuanya sudah klir, masa jabatan saya akan selesai saat saya ditetapkan dalam DCT. Saya tidak melaksanakan kehendak semau gue,” jelas Suwirta.

Untuk jelasnya, Suwirta meminta kubu Golkar langsung konfirmasi ke Mendagri saja. “Tanya saja langsung ke Mendagri. Kalau saya menjawab nanti saya dikira mengada-ngada. Apalagi saya masih berstatus sebagai bupati,”  ujar Suwirta.n nat 

Komentar