nusabali

Wisatawan Sumbang 64 Persen Emisi Gas Rumah Kaca di Bali

  • www.nusabali.com-wisatawan-sumbang-64-persen-emisi-gas-rumah-kaca-di-bali

MANGUPURA, NusaBali.com - Survei terbaru dari Kominitas KemBali Becik menunjukkan 64 persen emisi gas rumah kaca di Bali merupakan hasil dari kegiatan industri pariwisata.

KemBali Becik, komunitas multi sektor yang berfokus pada 'penghijauan' pariwisata Bali ini melakukan survei terhadap 1011 wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Bali pada periode Juli 2023.

Selain wisatawan, 322 bisnis yang bergerak di industri pariwisata seperti akomodasi, transportasi, restoran juga disurvei untuk mengetahui tingkat emisi yang dihasilkan.

"Kami menyurvei sebanyak 438 wisatawan domestik, 573 wisatawan mancanegara, 104 akomodasi, 113 rental kendaraan, dan 105 restoran," jelas Project Lead Michelle Winowatan ketika memaparkan temuan Tim KemBali Becik di Desa Potato Head, Seminyak, Kuta, Badung, Rabu (27/9/2023).

Perlu dicatat, survei emisi gas rumah kaca yang ditelusuri merupakan emisi langsung yang dilakukan wisatawan dan bisnis terkait. Tidak termasuk jejak emisi yang dihasilkan pada proses produksi dan oleh tenaga kerja.

Batasan emisi rumah kaca yang dihitung dilihat dari jumlah konsumsi listrik dan bahan bakar minyak. Dua aspek ini disurvei baik dari segi konsumsi wisatawan dan bisnis itu sendiri.

"Ditemukan bahwa 0,02479 ton (24,79 kilogram) Karbon Dioksida dihasilkan oleh satu orang wisatawan per hari," ungkap Michele.

Rata-rata panjangan kunjungan wisatawan di Bali adalah 14 hari. Untuk itu, satu orang wisatawan menghasilkan emisi rumah kaca sebanyak 0,34709 ton (347,09 kilogram) dalam sekali kunjungan ke Pulau Dewata.

Jika temuan ini disandingkan dengan data BPS Provinsi Bali, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali pada tahun 2022 yakni 10,2 juta, maka 3,5 juta ton Karbon Dioksida dilepas ke udara pada tahun itu oleh wisatawan.

Sementara itu, total emisi gas rumah kaca di Bali pada tahun yang sama adalah 5,5 juta ton sesuai proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali. Artinya 64 persen emisi gas rumah kaca di Bali pada tahun itu berasal dari aktivitas pariwisata.

"Harapannya temuan ini memulai diskusi para pemangku kepentingan terkait rencana kebijakan dan bersinergi menuju Bali Net Zero Emission 2045," tegas Michelle.

Kepala Bidang Multi Moda Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Kadek Mudarta menjelaskan, Pemprov sudah dalam proses menjalankan kebijakan menuju Bali Net Zero Emission 2045.

"Sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi terbesar. Untuk itu, kami mendorong penggunaan moda transportasi ramah lingkung seperti kendaraan listrik," ujar Mudarta.

Namun, studi sebatas kajian saja tidak cukup. Studi ini didorong untuk diimplementasikan sebagai sebuah aksi dan kebijakan secara kolaboratif. Hal ini didesak oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali IB Setiawan.

"Kemitraan pemerintah harus dengan banyak sektor. Apalagi, tantangan ke depan Bali ditargetkan Net Zero Emission tahun 2045. Bagaimana agar kita tidak membuat studi kajian, namun implementasinya," tandas Setiawan. *rat

Komentar